UNS Kerja Sama dengan ThorCon International tentang Pengembangan Nuklir

Rabu, 05 Agustus 2020 - 14:53 WIB
loading...
UNS Kerja Sama dengan ThorCon International tentang Pengembangan Nuklir
UNS melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan ThorCon International, Pte Ltd secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings, Rabu (5/8/2020). Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan ThorCon International, Pte Ltd secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings, Rabu (5/8/2020).

Penandatangan Nota Kesepahaman langsung dilakukan oleh Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho dan Kepala Perwakilan Perusahaan Asing ThorCon International, Pte. Ltd, Bob Soelaiman Effendi.

(Baca juga: UI Gelar Seleksi Masuk Mahasiswa Baru Secara Online)

Jamal mengatakan, karena masih dalam pandemi virus Corona (Covid-19), penandatangan nota kesepahaman dilakukan secara online. Kerja sama yang dilakukan oleh UNS dan ThorCon International, Pte. Ltd. ini meliputi bidang pendidikan, penelitian, pelatihan, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.

"Melalui kerja sama ini, UNS dan ThorCon International, Pte. Ltd. Akan melakukan beberapa penelitian dan pengembangan dalam hal ketenaganukliran khususnya teknologi Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) yang dikembangkan oleh ThorCon International, Pte. Ltd. Selain itu, juga terkait program pendidikan dan pelatihan serta hal lainnya yang dapat mendukung implementasi TMSR ThorCon di Indonesia," kata Jamal, Rabu (5/8/2020).

(Baca juga: UG dan Berbagai Prestasi, Peringkat 10 Besar Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia)

Salah satu pertimbangan dasar kerja sama ini karena telah dilakukannya kajian evaluasi awal terhadap core design ThorCon oleh sumber daya di bidang ketenaganukliran yang dimiliki oleh UNS. Dari situlah disepakati untuk melakukan kerja sama dengan ThorCon International, Pte. Ltd.

"Mengingat ThorCon International, Pte. Ltd. telah mendapatkan rekomendasi dari Pemerintah untuk melakukan persiapan pembangunan Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT), maka dalam rekomendasi tersebut Pemerintah meminta ThorCon untuk melakukan beberapa kajian. Salah satunya adalah survey penerimaaan masyarakat dan program sosialisasi di Provinsi Bangka Belitung yang di harapkan dapat di lakukan oleh UNS, dengan melibatkan tokoh masyarakat setempat dan Pemerintah Provinsi," ucap Jamal.

Prof Jamal mengucapkan terima kasih kepada ThorCon International, Pte. Ltd. atas kerja sama ini. "Setelah tanda tangan ini saya harapkan ada kegiatan nyata seperti penelitian, pengabdian masyarakat, kajian bersama, magang serta publikasi bersama. Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS dalam hal ini Program Studi (Prodi) S1 Fisika, S2 Fisika dan S3 Fisika dapat melakukan implementasi dari MoU ini dengan baik," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Perusahaan Asing ThorCon International, Pte. Ltd., Bob Soelaiman Effendi mengatakan bahwa ThorCon International, Pte. Ltd. merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkit listrik tenaga nuklir dan sebagai perusahaan pengembang nuklir generasi maju.

ThorCon International, Pte. Ltd. bermaksud untuk mengembangkan dan membangun PLTT di Indonesia sebagai Independent Power Producer (IPP) tanpa APBN dengan target harga jual listrik yang bersaing dengan batubara melalui pembangunan bertahap. Yaitu dengan membangun prototipe untuk dilakukan berbagai aspek pengujian sebelum beroperasi secara komersial.

"PLTT adalah salah satu solusi yang memiliki peluang untuk dapat menggantikan PLTU batubara, mengingat cadangan batubara sudah mulai berkurang dan semakin lama akan semakin habis. PLTT bukan saja lebih aman dan dapat menyediakan listrik dalam skala besar dengan biaya yang murah, bahkan dibawah BPP Nasional sehingga berpotensi menurunkan TDL yang akan memberikan harga terjangkau bagi masyarakat maupun industri," tuturnya.

Selain itu, Bob Soelaiman Effendi menambahkan, dengan PLTT ini juga dinilai lebih ramah lingkungan dengan tidak menghasilkan emisi CO2 dan memiliki footprint kecil sehingga tidak mengganggu ekosistem di sekitarnya.

"Dengan kenyataan tersebut, sudah nyata bahwa PLTT akan menjadi solusi terbaik untuk transisi energi menuju ekonomi bebas karbon, yang kami harapkan dapat di kaji secara akademis," tutur Bob Soelaiman Effendi.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1709 seconds (0.1#10.140)