3 Karakteristik yang Harus Dimiliki Mahasiswa di Era Kecerdasan Buatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan Artificial Intelligence (AI) banyak mengubah tatanan hidup manusia. Generasi muda pun harus memiliki kemampuan yang untuk bisa adaptasi dengan tantangan digital masa depan.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Dhyana Pura Bali (Undhira) menggelar seminar berjudul Re-employability Mentality: Meretas Keterbatasan Tenaga Kerja di Era Perkembangan AI.
Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Timothy Dillan. Timothy yang baru berusia 17 tahun telah mengumpulkan pengalaman sebagai software engineer di salah satu ecommerce terbesar di Indonesia dan telah merancang sejumlah aplikasi berbasis AI.
Baca juga: Mau Kuliah Jurusan Teknik Sipil? Ini 14 Kampus Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2024
Timothy, mewakili CTO Children House, sekolah di Bali yang menonjolkan pendekatan STEM dan ekosistem digital, menjelaskan, beragam aplikasi AI kini telah merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, generasi muda pun harus bersiap dan beradaptasi dengan perubahan ini agar mampu bersaing dengan peluang pekerjaan di masa depan yang banyak dipengaruhi AI ini.
Timothy, peraih gelar master Informatika Fakultas Teknollogi Industri UII di usia 17 tahun ini juga menekankan karakteristik yang sangat penting untuk dimiliki oleh generasi muda agar siap menghadapi masa depan.
Baca juga: Cara Mudah Bisa Diterima di ITB, Pilih 9 Jurusan Sepi Peminat Berikut
"Yaitu kemampuan bertindak cepat, memiliki mentalitas pertumbuhan (growth mindset), serta mampu berpikir secara lintas disiplin ilmu (cross-disciplinary synthesis mindset)," ungkapnya saat acara, dikutip Senin (30/10/2023).
Tak hanya memberi wawasan, Timothy juga mendampingi para mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) untuk membuat karya yang berharga bagi dunia industri dalam waktu kurang dari sebulan.
Andrew Zefanya, mahasiswa Sistem Informasi, menciptakan alat penapis CV yang akan membantu HR dalam proses seleksi karyawan. Sabrina merancang model kausal untuk menganalisis faktor keberhasilan peserta didik, sementara Willyanto, mahasiswa Psikologi, mengembangkan model kausal dengan algoritma NoTears untuk menentukan faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Testimoni ini membawa semangat kepada lebih dari 100 mahasiswa Undhira yang hadir dengan semangat tinggi, yang terinspirasi untuk mencoba programming AI. Mereka menyadari bahwa dengan sikap mental yang tepat, adaptasi dan penerapan AI tidak sesulit yang mereka bayangkan, selama mereka memiliki mentalitas pertumbuhan (growth mindset).
Di akhir sesi, Timothy Dillan menegaskan komitmen CH untuk terus memberikan dampak positif pada masyarakat melalui pemberdayaan STEM bagi siswa di CH dan siapa pun yang bergabung sebagai magang.
Sementara ahli psikologi dan spesialis di bidang Psikologi Siber yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor I Ukrida membahas pentingnya kolaborasi lintas jurusan dan bagaimana era digital yang bergerak begitu cepat menuntut kita untuk terus memperbarui keterampilan dengan mempelajari dan memahami keterampilan yang relevan dalam dunia saat ini.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Dhyana Pura Bali (Undhira) menggelar seminar berjudul Re-employability Mentality: Meretas Keterbatasan Tenaga Kerja di Era Perkembangan AI.
Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Timothy Dillan. Timothy yang baru berusia 17 tahun telah mengumpulkan pengalaman sebagai software engineer di salah satu ecommerce terbesar di Indonesia dan telah merancang sejumlah aplikasi berbasis AI.
Baca juga: Mau Kuliah Jurusan Teknik Sipil? Ini 14 Kampus Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2024
Timothy, mewakili CTO Children House, sekolah di Bali yang menonjolkan pendekatan STEM dan ekosistem digital, menjelaskan, beragam aplikasi AI kini telah merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, generasi muda pun harus bersiap dan beradaptasi dengan perubahan ini agar mampu bersaing dengan peluang pekerjaan di masa depan yang banyak dipengaruhi AI ini.
Timothy, peraih gelar master Informatika Fakultas Teknollogi Industri UII di usia 17 tahun ini juga menekankan karakteristik yang sangat penting untuk dimiliki oleh generasi muda agar siap menghadapi masa depan.
Baca juga: Cara Mudah Bisa Diterima di ITB, Pilih 9 Jurusan Sepi Peminat Berikut
"Yaitu kemampuan bertindak cepat, memiliki mentalitas pertumbuhan (growth mindset), serta mampu berpikir secara lintas disiplin ilmu (cross-disciplinary synthesis mindset)," ungkapnya saat acara, dikutip Senin (30/10/2023).
Tak hanya memberi wawasan, Timothy juga mendampingi para mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) untuk membuat karya yang berharga bagi dunia industri dalam waktu kurang dari sebulan.
Andrew Zefanya, mahasiswa Sistem Informasi, menciptakan alat penapis CV yang akan membantu HR dalam proses seleksi karyawan. Sabrina merancang model kausal untuk menganalisis faktor keberhasilan peserta didik, sementara Willyanto, mahasiswa Psikologi, mengembangkan model kausal dengan algoritma NoTears untuk menentukan faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Testimoni ini membawa semangat kepada lebih dari 100 mahasiswa Undhira yang hadir dengan semangat tinggi, yang terinspirasi untuk mencoba programming AI. Mereka menyadari bahwa dengan sikap mental yang tepat, adaptasi dan penerapan AI tidak sesulit yang mereka bayangkan, selama mereka memiliki mentalitas pertumbuhan (growth mindset).
Di akhir sesi, Timothy Dillan menegaskan komitmen CH untuk terus memberikan dampak positif pada masyarakat melalui pemberdayaan STEM bagi siswa di CH dan siapa pun yang bergabung sebagai magang.
Sementara ahli psikologi dan spesialis di bidang Psikologi Siber yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor I Ukrida membahas pentingnya kolaborasi lintas jurusan dan bagaimana era digital yang bergerak begitu cepat menuntut kita untuk terus memperbarui keterampilan dengan mempelajari dan memahami keterampilan yang relevan dalam dunia saat ini.
(nnz)