Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Untar Dorong Nilai-Nilai Budaya ke Mahasiswa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah gempuran perkembangan teknologi dan perubahan zaman yang semakin pesat, penanaman nilai budaya kepada generasi muda penting dilakukan. Perguruan tinggi pun perlu mengombinasikan antara pembelajaran akademik dan aktivitas yang mengandung nilai budaya.
Rektor Universitas Tarumanagara (Untar) Prof Agustinus Purna Irawan mengatakan, tantangan luar biasa yang saat ini dihadapi ialah budaya luar yang terus masuk ke dalam kehidupan bermasyarakat.
"Baik itu masuk karena teknologi dan kemudahan lainnya yang kadang menggerus semangat kita sebagai orang Indonesia," katanya, di sela peringatan Hari Sumpah Pemuda di kampus Untar, Senin (30/10/2023).
Baca juga: Mengenal Program Magister Berbasis Proyek di Unpad
Rektor menyampaikan, demi memperdalam nilai-nilai budaya di kampusnya, Untar pun dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 ini mengangkat semangat dengan nilai-nilai keindonesiaan demi keutuhan berbangsa, berbahasa, dan juga berbudaya Indonesia.
"Ini yang dikembangkan di Untar supaya mahasiswa tak hanya fokus kepada pembelajaran pendidikan tetapi juga mengenal budaya kita yang lebih luas," imbuhnya.
Baca juga: 6 Perbedaan Vokasi dan Akademik yang Perlu Dipahami Agar Tak Salah Pilih Kuliah
Pentingnya budaya ini dikenalkan ke mahasiswa, ujarnya, sebab budaya Indonesia harus tetap lestari hingga nanti. Terlebih menurut salah satu riset, ujarnya, pada 2025 nanti salah satu kans terbesar untuk mendapatkan devisa ialah melalui budaya.
"Itu karena budaya itu unik dan kita mempunyai banyak sekali budaya dari seluruh Indonesia. Kalau tidak kita angkat kita rugi," ujar Prof Agustinus.
Oleh karena itu, ujarnya, Untar pun mempersiapkan mahasiswa untuk mengenal budaya dari berbagai macam daerah melalui berbagai aktivitas.
"Termasuk juga budaya bersikap dan toleransi, tepo seliro. Saya kira itu nilai-nilai budaya asli Indonesia yang harus terus digunakan agar mahasiswa tidak melupakan budaya nasional," ujarnya.
Rektor berpendapat, semestinya semua perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya dapat mengombinasikan proses pembelajarannya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya.
Seperti di Untar, dia mencontohkan, kampus memfasilitasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) budaya dan kebahasaan. Lalu setiap kegiatan resmi seperti seminar, wisuda, dan event lainnya juga diselingi dengan budaya melalui seni tari, pakaian, lagu, dan lainnya.
"Setiap aktivitas di Untar selalu menampilkan budaya. Wisuda November tahun ini kita akan memakai budaya di Jakarta," pungkasnya.
Rektor Universitas Tarumanagara (Untar) Prof Agustinus Purna Irawan mengatakan, tantangan luar biasa yang saat ini dihadapi ialah budaya luar yang terus masuk ke dalam kehidupan bermasyarakat.
"Baik itu masuk karena teknologi dan kemudahan lainnya yang kadang menggerus semangat kita sebagai orang Indonesia," katanya, di sela peringatan Hari Sumpah Pemuda di kampus Untar, Senin (30/10/2023).
Baca juga: Mengenal Program Magister Berbasis Proyek di Unpad
Rektor menyampaikan, demi memperdalam nilai-nilai budaya di kampusnya, Untar pun dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 ini mengangkat semangat dengan nilai-nilai keindonesiaan demi keutuhan berbangsa, berbahasa, dan juga berbudaya Indonesia.
"Ini yang dikembangkan di Untar supaya mahasiswa tak hanya fokus kepada pembelajaran pendidikan tetapi juga mengenal budaya kita yang lebih luas," imbuhnya.
Baca juga: 6 Perbedaan Vokasi dan Akademik yang Perlu Dipahami Agar Tak Salah Pilih Kuliah
Pentingnya budaya ini dikenalkan ke mahasiswa, ujarnya, sebab budaya Indonesia harus tetap lestari hingga nanti. Terlebih menurut salah satu riset, ujarnya, pada 2025 nanti salah satu kans terbesar untuk mendapatkan devisa ialah melalui budaya.
"Itu karena budaya itu unik dan kita mempunyai banyak sekali budaya dari seluruh Indonesia. Kalau tidak kita angkat kita rugi," ujar Prof Agustinus.
Oleh karena itu, ujarnya, Untar pun mempersiapkan mahasiswa untuk mengenal budaya dari berbagai macam daerah melalui berbagai aktivitas.
"Termasuk juga budaya bersikap dan toleransi, tepo seliro. Saya kira itu nilai-nilai budaya asli Indonesia yang harus terus digunakan agar mahasiswa tidak melupakan budaya nasional," ujarnya.
Rektor berpendapat, semestinya semua perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya dapat mengombinasikan proses pembelajarannya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya.
Seperti di Untar, dia mencontohkan, kampus memfasilitasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) budaya dan kebahasaan. Lalu setiap kegiatan resmi seperti seminar, wisuda, dan event lainnya juga diselingi dengan budaya melalui seni tari, pakaian, lagu, dan lainnya.
"Setiap aktivitas di Untar selalu menampilkan budaya. Wisuda November tahun ini kita akan memakai budaya di Jakarta," pungkasnya.
(nnz)