Siap Kerja, Mahasiswa Vokasi Dibekali dengan Sertifikat Kompetensi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bukan hanya ijazah, saat ini sertifikat kompetensi menjadi syarat penting untuk memperkuat mutu lulusan perguruan tinggi . Bahkan untuk yang menjadi chef, sertifikat kompetensi pun bisa memuluskan diterima di restoran ternama.
Banyak orang yang berkeinginan menjadi chef, salah satu yang menjadi rekomendasi adalahAsa Indonesia University. Perguruan tinggi ini adalah hasil penggabungan dua institusi.
Yaitu Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO) Jakarta yang telah berdiri sejak tahun 1967, dan STIE Pariwisata Internasional (STEIN).
Keduanya telah mendapatkan kepercayaan dari industri pariwisata nasional dan internasional, seperti hotel, biro perjalanan, dan pemerintahan.
“Jadi kita berbasis praktik, kompetensi based education tetapi tidak lupa akademiknya setiap mereka mau selesai harus ada bukti berupa skripsi di mana lanjutan skripsi yang paling berkualitas,” kata Rektor Universitas Asa Indonesia Bonifasius MH. Nainggolan, melalui siaran pers, Jumat (3/11/2023).
Baca juga:
Dia melanjutkan, kurikulum yang diusung di jenjang D3 mengejar kompetensi atau skill sehingga perbandingan pembelajaran praktik 70℅ dan teori 30℅. “Kami ada ketentuan pada saat praktik dibagi kelompok kelas kecil supaya mereka punya kesempatan untuk berlatih lebih banyak kualitas yang kita ke depankan,” paparnya.
Untuk dosen adalah gabungan antara akademisi dan industri. Para dosen adalah orang-orang yang memiliki pengalaman di kapal pesiar dan industri hotel. Selain itu kurikulum yang dipakai sudah menerapkan standar ASEAN. "Jadi kita uji kompetensi sudah standar ASEAN dan bukan standar nasional lagi terutama di bidang vokasi,” imbuhnya.
Dia menambahkan, Asa Indonesia University punya lembaga sertifikasi profesi, sehingga setiap mahasiswa utamanya dari Diploma 3 perhotelan maupun pariwisata harus memiliki sertifikat uji kompetensi yang diakui BNSP tetapi standar yang mengacu adalah memakai standar ASEAN.
“Jadi setiap dosen yang mengajar vokasi harus mempunyai sertifikat kompetensi artinya mereka harus kompeten di bidang itu bahkan menjadi asesor," tambahnya.
Pihaknya pun mengikutsertakan mahasiswanya ke perlombaan kelas internasional demi mengasah kompetensi. "Seperti tahun lalu D3 pariwisata kami mewakili Indonesia kedalam tourism heritage dari China jadi mereka mewakili dan salah satu penampil terbaik di sana. Itu kelebihan anak-anak kami tapi khusus bidang food ini kita selalu kirim, kita persiapkan dengan baik,” ungkapnya.
Baca juga: Mengenal Jurusan Kuliah Administrasi Rumah Sakit, Lowongannya Banyak di Bidang Kesehatan
Dalam kompetisi International Halal Chef Competition (IN2HCC), Oktober lalu, Asa Indonesia University mendapatkan juara satu dan juara tiga.
“Kompetisi ini akan menjadi event pertama di dunia. Untuk persiapan dilakukan paling seminggu tapi sebelumnya diseleksi terlebih dahulu dari berbagai bakat-bakat,” ucap Wakil Rektor III Rudhi Achmadi.
Selain itu, ada juga mahasiswa yang menang lomba memasak di kompetisi yang diadakanDinas Perikanan dan Kelautan DKI. Mahasiswa bernama Thomas itu membuat makanan Jepang, namun dengan cita rasa Indonesia.
Sementara Ketua Yayasan Prof.Dr. Parlagutan Silitonga, mengatakan para mahasiswa yang berprestasi ini pun kemudian mendapatkan hadiah dari pihak yayasan. Yaitu berupa saham 1 lot/100 lembar.
“Supaya mereka tetap termotivasi yayasan ingin mereka diingatkan ada yang jauh lebih penting yaitu masa depannya. Jadi kita ajarkan juga mereka berwirausaha dengan berinvestasi. Kami ada kerja sama dengan MNC Sekuritas menyelenggarakan sekolah pasar modal. Jadi kita mau itu sinergi untuk masa depan salah satu dengan investasi dipasar modal karna ini salah satu alternatif,” pungkasnya.
Banyak orang yang berkeinginan menjadi chef, salah satu yang menjadi rekomendasi adalahAsa Indonesia University. Perguruan tinggi ini adalah hasil penggabungan dua institusi.
Yaitu Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO) Jakarta yang telah berdiri sejak tahun 1967, dan STIE Pariwisata Internasional (STEIN).
Keduanya telah mendapatkan kepercayaan dari industri pariwisata nasional dan internasional, seperti hotel, biro perjalanan, dan pemerintahan.
“Jadi kita berbasis praktik, kompetensi based education tetapi tidak lupa akademiknya setiap mereka mau selesai harus ada bukti berupa skripsi di mana lanjutan skripsi yang paling berkualitas,” kata Rektor Universitas Asa Indonesia Bonifasius MH. Nainggolan, melalui siaran pers, Jumat (3/11/2023).
Baca juga:
Dia melanjutkan, kurikulum yang diusung di jenjang D3 mengejar kompetensi atau skill sehingga perbandingan pembelajaran praktik 70℅ dan teori 30℅. “Kami ada ketentuan pada saat praktik dibagi kelompok kelas kecil supaya mereka punya kesempatan untuk berlatih lebih banyak kualitas yang kita ke depankan,” paparnya.
Untuk dosen adalah gabungan antara akademisi dan industri. Para dosen adalah orang-orang yang memiliki pengalaman di kapal pesiar dan industri hotel. Selain itu kurikulum yang dipakai sudah menerapkan standar ASEAN. "Jadi kita uji kompetensi sudah standar ASEAN dan bukan standar nasional lagi terutama di bidang vokasi,” imbuhnya.
Dia menambahkan, Asa Indonesia University punya lembaga sertifikasi profesi, sehingga setiap mahasiswa utamanya dari Diploma 3 perhotelan maupun pariwisata harus memiliki sertifikat uji kompetensi yang diakui BNSP tetapi standar yang mengacu adalah memakai standar ASEAN.
“Jadi setiap dosen yang mengajar vokasi harus mempunyai sertifikat kompetensi artinya mereka harus kompeten di bidang itu bahkan menjadi asesor," tambahnya.
Pihaknya pun mengikutsertakan mahasiswanya ke perlombaan kelas internasional demi mengasah kompetensi. "Seperti tahun lalu D3 pariwisata kami mewakili Indonesia kedalam tourism heritage dari China jadi mereka mewakili dan salah satu penampil terbaik di sana. Itu kelebihan anak-anak kami tapi khusus bidang food ini kita selalu kirim, kita persiapkan dengan baik,” ungkapnya.
Baca juga: Mengenal Jurusan Kuliah Administrasi Rumah Sakit, Lowongannya Banyak di Bidang Kesehatan
Dalam kompetisi International Halal Chef Competition (IN2HCC), Oktober lalu, Asa Indonesia University mendapatkan juara satu dan juara tiga.
“Kompetisi ini akan menjadi event pertama di dunia. Untuk persiapan dilakukan paling seminggu tapi sebelumnya diseleksi terlebih dahulu dari berbagai bakat-bakat,” ucap Wakil Rektor III Rudhi Achmadi.
Selain itu, ada juga mahasiswa yang menang lomba memasak di kompetisi yang diadakanDinas Perikanan dan Kelautan DKI. Mahasiswa bernama Thomas itu membuat makanan Jepang, namun dengan cita rasa Indonesia.
Sementara Ketua Yayasan Prof.Dr. Parlagutan Silitonga, mengatakan para mahasiswa yang berprestasi ini pun kemudian mendapatkan hadiah dari pihak yayasan. Yaitu berupa saham 1 lot/100 lembar.
“Supaya mereka tetap termotivasi yayasan ingin mereka diingatkan ada yang jauh lebih penting yaitu masa depannya. Jadi kita ajarkan juga mereka berwirausaha dengan berinvestasi. Kami ada kerja sama dengan MNC Sekuritas menyelenggarakan sekolah pasar modal. Jadi kita mau itu sinergi untuk masa depan salah satu dengan investasi dipasar modal karna ini salah satu alternatif,” pungkasnya.
(nnz)