Guru Besar UI: Smart City Logistics Solusi Modernisasi Logistik Kota Secara Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) resmi mengukuhkan Nahry sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Transportasi Barang, Fakultas Teknik UI (FTUI). Ia dikukuhkan usai menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Smart City Logistics: Solusi untuk Keberlanjutan Kota dan Sistem Transportasi Kota”.
Nahry mengatakan, adanya peningkatan pendapatan hingga berkembangnya e-commerce mempercepat aktivitas pergerakan barang di Indonesia. Namun, menimbulkan tekanan pada rantai pasok dan logistik di perkotaan.
Sehingga, kata Nahry, metode konvensional dalam pengelolaan rantai pasok, logistik, dan transportasi, tidak lagi mampu menghadapi tantangan tersebut sehingga diperlukan pendekatan dan teknologi baru yang dapat memodernisasi logistik kota secara berkelanjutan.
“Yaitu solusi terkait supply management, demand management, infrastruktur, penggunaan Information and Communication Technology (ICT) dan Intelligent Transport System (ITS), kendaraan ramah lingkungan, kolaborasi publik dan swasta, dan reverse logistics," ujar Nahry dalam keterangannya dikutip Senin (6/11/2023).
Oleh karena itu, lanjut Nahry, perencanaan logistik kota memerlukan pendekatan sistem jaringan yang mengintegrasikan semua titik dalam sistem. "Tujuan dari solusi-solusi tersebut adalah keberlanjutan logistik kota pada aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial,” ungkapnya.
Nahry menekankan, sistem transportasi barang di kota juga tidak mungkin mengandalkan moda jalan raya menggunakan truk, mengingat angkutan umum dan transportasi barang harus berbagi kapasitas jalan.
Di sisi lain, untuk alasan keberlanjutan kota, kapasitas infrastruktur jalan tidak mungkin untuk terus ditambah. Oleh sebab itu, perlu diberlakukan shifting moda transportasi barang dari truk ke moda kereta ataupun moda laut.
Dalam hal ini, penggunaan moda kereta ataupun moda laut adalah dalam kerangka sistem transportasi intermodal dari sistem rantai pasok jarak jauh.
Kerja sama pemerintah dan badan usaha di dalam logistik kota dinilai menjadi komponen penting. Melihat situasi di Indonesia, pemerintah kota sebagai fasilitator, regulator dan integrator sistem logistik nasional perlu memberikan perhatian lebih pada penataan sistem logistik kota melalui smart planning dan smart technology.
Hal ini dapat dilakukan menggunakan berbagai praktik pengelolaan logistik kota seperti layanan Parcel Lockers, pengiriman menggunakan drone, Internet of Things (IoT) dan Crowd Logistics.
Sementara itu manajer logistik di perusahaan swasta sebagai pelaku utama dari operasional transportasi barang kota juga perlu menerapkan Green Logistics di perusahaan melalui konsep eco-driving bagi pengemudi truk.
Menurut Prof. Nahry, hal ini dapat memberikan keuntungan finansial bagi perusahaan lewat penghematan bahan bakar serta pengurangan potensi kecelakaan. Untuk meningkatkan motivasi, pemerintah dapat memberikan apresiasi bagi perusahaan yang menerapkan Green Logistics, yang kemudian juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan.
Nahry mengatakan, adanya peningkatan pendapatan hingga berkembangnya e-commerce mempercepat aktivitas pergerakan barang di Indonesia. Namun, menimbulkan tekanan pada rantai pasok dan logistik di perkotaan.
Sehingga, kata Nahry, metode konvensional dalam pengelolaan rantai pasok, logistik, dan transportasi, tidak lagi mampu menghadapi tantangan tersebut sehingga diperlukan pendekatan dan teknologi baru yang dapat memodernisasi logistik kota secara berkelanjutan.
“Yaitu solusi terkait supply management, demand management, infrastruktur, penggunaan Information and Communication Technology (ICT) dan Intelligent Transport System (ITS), kendaraan ramah lingkungan, kolaborasi publik dan swasta, dan reverse logistics," ujar Nahry dalam keterangannya dikutip Senin (6/11/2023).
Oleh karena itu, lanjut Nahry, perencanaan logistik kota memerlukan pendekatan sistem jaringan yang mengintegrasikan semua titik dalam sistem. "Tujuan dari solusi-solusi tersebut adalah keberlanjutan logistik kota pada aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial,” ungkapnya.
Nahry menekankan, sistem transportasi barang di kota juga tidak mungkin mengandalkan moda jalan raya menggunakan truk, mengingat angkutan umum dan transportasi barang harus berbagi kapasitas jalan.
Di sisi lain, untuk alasan keberlanjutan kota, kapasitas infrastruktur jalan tidak mungkin untuk terus ditambah. Oleh sebab itu, perlu diberlakukan shifting moda transportasi barang dari truk ke moda kereta ataupun moda laut.
Dalam hal ini, penggunaan moda kereta ataupun moda laut adalah dalam kerangka sistem transportasi intermodal dari sistem rantai pasok jarak jauh.
Kerja sama pemerintah dan badan usaha di dalam logistik kota dinilai menjadi komponen penting. Melihat situasi di Indonesia, pemerintah kota sebagai fasilitator, regulator dan integrator sistem logistik nasional perlu memberikan perhatian lebih pada penataan sistem logistik kota melalui smart planning dan smart technology.
Hal ini dapat dilakukan menggunakan berbagai praktik pengelolaan logistik kota seperti layanan Parcel Lockers, pengiriman menggunakan drone, Internet of Things (IoT) dan Crowd Logistics.
Sementara itu manajer logistik di perusahaan swasta sebagai pelaku utama dari operasional transportasi barang kota juga perlu menerapkan Green Logistics di perusahaan melalui konsep eco-driving bagi pengemudi truk.
Menurut Prof. Nahry, hal ini dapat memberikan keuntungan finansial bagi perusahaan lewat penghematan bahan bakar serta pengurangan potensi kecelakaan. Untuk meningkatkan motivasi, pemerintah dapat memberikan apresiasi bagi perusahaan yang menerapkan Green Logistics, yang kemudian juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan.
(wyn)