Mahasiswa UMSurabaya Persembahkan Alat Penangkal Corona Otomatis

Kamis, 06 Agustus 2020 - 17:34 WIB
loading...
Mahasiswa UMSurabaya Persembahkan Alat Penangkal Corona Otomatis
Alat cuci tangan otomatis saat di launching di kampus Universitas MUhammadiyah Surabaya, Kamis (6/8). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Mahasiswa Fakultas Teknik Univeristas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) , mempersembahkan alat penangkal Corona otomatis. Alat tersebut cukup sederhana yakni berupa alat cuci tangan otomatis. Menariknya, penggunaan alat ini tanpa sentuh dan sudah dilengkapi dengan kran air, sabun dan pengering tangan.

Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil UMSurabaya, Cahyaningrat Adhi Pratama, mengatakan penggabungan tiga fungsi sekaligus dan tanpa sentuh tangan bertujuan untuk meminimalisir penularan virus Corona.

"Cara kerjanya kontrolnya sederhana. Yaitu menggunakan really yang menerima output dari sensor, kemudian sensor menerima deteksi dari tangan dan mengirim input kepada really. Kemudian menghidupkan pompa yang bisa menjalankan sabun, air maupun pengeringan," katanya disela peluncuran di UMSurabaya, Kamis (6/8). (Baca juga: Jaga Prestasi, Kompetisi Nasional MIPA Diikuti 2.437 Peserta )

Alat yang juga memiliki keistimewaan mobile able, charge able dengan power supply AC/DC itupun mudah dipindah dari satu tempat ke tempat lain. Layaknya wastafel, alat penangkal Corona berbentuk kotak ini dilengkapi dengan empat roda, sehingga sangat efektif.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UMSurabaya, Sukadiono menambahkan, bahwa alat penangkal Corona karya mahasiswa KKN 2020 tersebut masih berupa prototype. Alat cuci tangan otomatis tersebut merupakan salah satu solusi yang dihadirkan mahasiswanya untuk masyarakat yang saat ini sedang menghadapi ancaman wabah Corona.

"Intinya kita ingin memberikan sarana yang mudah dalam rangka mengedukasi pada masyarakat mengenai 3 M itu seperti mencuci tangan maupun menjaga jarak. Tapi juga kita bekali dengan sarana yang bisa dibuat dengan mudah di domisili masing-masing mahasiswa itu," tuturnya. (Baca juga: NU Akhirnya Putuskan Tetap Ikut POP Kemendikbud )

Sukadiono menjelaskan, KKN tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, KKN dilaksanakan di tengah suasana pandemi COVID-19. Terkait kondisi tersebut, maka lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM) UMSurabaya, sebagai lembaga pelaksana menetapkan KKN yang berbasis domisili mahasiswa.

"Hal tersebut bertujuan untuk mencegah perpindahan mahasiswa antar kabupaten, provinsi bahkan antar negara ke satu titik yang sangat beresiko tehadap persebaran COVID-19,"ujarnya.

KKN di era pandemi berbasis domisili ini, lanjut Sukadiono, diikuti oleh 1001 mahasiswa yang tersebar di berbagai wilayah. Mereka ada di propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Papua Barat, NTB, NTT, Bali, Riau, dan beberapa propinsi lainnya. Peserta KKN terjauh berasal dari Thailand.

Dalam program KKN di Era Pandemi ini, mahasiswa diwajibkan untuk membuat program wajib serta program tambahan. Yaitu program wajib terkait pecegahan persebaran COVID-19. Program tambahan terkait dengan pembuatan teknologi tepat guna (TTG) atau pendampingan UMKM yang terkena dampak COVID-19.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1375 seconds (0.1#10.140)