Perpusnas Harap Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Bisa Berkembang di Colombo Plan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kegiatan Colombo Plan yang fokus pada Program Berbagi Pengetahuan tentang Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) resmi ditutup. Kegiatan ini melibatkan 8 peserta dari enam negara anggota Colombo Plan (Laos, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Vietnam, dan Myanmar) dan 10 peserta dari perwakilan provinsi/kabupaten/kota di Indonesia.
Para peserta aktif terlibat dalam perjalanan, pembelajaran, dan penemuan di bidang strategi dan proyek TPBIS yang dipelopori oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).
Sekretaris Utama (Sestama) Perpusnas Ofy Sofiana mengungkapkan selama kegiatan berlangsung, para peserta dari berbagai negara telah menggali berbagai strategi dan program TPBIS melalui kunjungan dan eksplorasi.
Dalam kegiatan ini, para peserta berkunjung ke perpustakaan Mutiara Rawa Binong, Jakarta Timur, pada Kamis (16/11/2023). Di sini, mereka tidak hanya mendapatkan contoh praktis, tetapi juga inspirasi bahwa TPBIS dapat berhasil diimplementasikan.
Baca juga: TPBIS Punya Peluang Jadi Bagian KSST Melalui Colombo Plan
"Ini juga menjadi bukti nyata kekuatan transformatif perpustakaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya dalam penutupan Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS di Jakarta, pada Jumat (17/11/2023).
Setelah penutupan kegiatan, Sestama berharap agar peserta tidak hanya membawa pulang pengetahuan baru, tetapi juga komitmen untuk mendorong inklusi sosial melalui sistem perpustakaan di negara masing-masing. Dia menekankan bahwa hasil kegiatan ini bukanlah akhir, melainkan titik awal untuk kolaborasi lebih lanjut.
“Kami dari Perpusnas, bersama mitra kami, akan memastikan bahwa pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan di sini akan menjadi sumber inspirasi untuk inisiatif baru di negara dan wilayah asal Anda,” harapnya.
Sestama optimistis bahwa hasil kegiatan ini akan menjadi stimulus bagi perubahan positif di masyarakat. Dia menantikan program di masa depan yang akan melanjutkan dan memperluas kegiatan yang telah dimulai, sambil mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengoptimalkan perpustakaan sebagai katalisator perubahan sosial.
“Marilah bersama-sama mengoptimalkan kekuatan perpustakaan sebagai katalisator perubahan sosial, membuka jalan bagi masyarakat yang lebih inklusif, terinformasi, dan tangguh,” pungkasnya.
Dalam kegiatan kali ini, Perpusnas bekerja sama dengan Kemensetneg dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di bawah Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang dalam mengadakan sesi berbagi praktik baik melalui pelatihan.
Baca juga: Perpusnas, Kemensetneg, dan Kemenlu Kenalkan Program TPBIS di Colombo Plan
Dalam upaya pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030, Indonesia ikut berkontribusi pada pembangunan global. Salah satu bentuk implementasinya ialah program Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) yang merupakan upaya penguatan kerja sama pembangunan internasional dan bagian dari “soft diplomacy” untuk peningkatan citra positif Indonesia.
Guna memperkuat komitmen pelaksanaan program KSST, pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Sekretariat Negara menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi internasional, termasuk Colombo Plan.
Colombo Plan merupakan organisasi regional yang mencakup konsep upaya kolektif antarpemerintah untuk memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara anggotanya di wilayah Asia-Pasifik. Fokus utama dari semua kegiatan Colombo Plan adalah pengembangan sumber daya manusia.
Lihat Juga: Siapa Anura Kumara Dissanayake? Presiden Baru Sri Lanka yang Pernah Memimpin Organisasi Teror
Para peserta aktif terlibat dalam perjalanan, pembelajaran, dan penemuan di bidang strategi dan proyek TPBIS yang dipelopori oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).
Sekretaris Utama (Sestama) Perpusnas Ofy Sofiana mengungkapkan selama kegiatan berlangsung, para peserta dari berbagai negara telah menggali berbagai strategi dan program TPBIS melalui kunjungan dan eksplorasi.
Dalam kegiatan ini, para peserta berkunjung ke perpustakaan Mutiara Rawa Binong, Jakarta Timur, pada Kamis (16/11/2023). Di sini, mereka tidak hanya mendapatkan contoh praktis, tetapi juga inspirasi bahwa TPBIS dapat berhasil diimplementasikan.
Baca juga: TPBIS Punya Peluang Jadi Bagian KSST Melalui Colombo Plan
"Ini juga menjadi bukti nyata kekuatan transformatif perpustakaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya dalam penutupan Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS di Jakarta, pada Jumat (17/11/2023).
Setelah penutupan kegiatan, Sestama berharap agar peserta tidak hanya membawa pulang pengetahuan baru, tetapi juga komitmen untuk mendorong inklusi sosial melalui sistem perpustakaan di negara masing-masing. Dia menekankan bahwa hasil kegiatan ini bukanlah akhir, melainkan titik awal untuk kolaborasi lebih lanjut.
“Kami dari Perpusnas, bersama mitra kami, akan memastikan bahwa pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan di sini akan menjadi sumber inspirasi untuk inisiatif baru di negara dan wilayah asal Anda,” harapnya.
Sestama optimistis bahwa hasil kegiatan ini akan menjadi stimulus bagi perubahan positif di masyarakat. Dia menantikan program di masa depan yang akan melanjutkan dan memperluas kegiatan yang telah dimulai, sambil mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengoptimalkan perpustakaan sebagai katalisator perubahan sosial.
“Marilah bersama-sama mengoptimalkan kekuatan perpustakaan sebagai katalisator perubahan sosial, membuka jalan bagi masyarakat yang lebih inklusif, terinformasi, dan tangguh,” pungkasnya.
Dalam kegiatan kali ini, Perpusnas bekerja sama dengan Kemensetneg dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di bawah Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang dalam mengadakan sesi berbagi praktik baik melalui pelatihan.
Baca juga: Perpusnas, Kemensetneg, dan Kemenlu Kenalkan Program TPBIS di Colombo Plan
Dalam upaya pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030, Indonesia ikut berkontribusi pada pembangunan global. Salah satu bentuk implementasinya ialah program Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) yang merupakan upaya penguatan kerja sama pembangunan internasional dan bagian dari “soft diplomacy” untuk peningkatan citra positif Indonesia.
Guna memperkuat komitmen pelaksanaan program KSST, pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Sekretariat Negara menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi internasional, termasuk Colombo Plan.
Colombo Plan merupakan organisasi regional yang mencakup konsep upaya kolektif antarpemerintah untuk memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara anggotanya di wilayah Asia-Pasifik. Fokus utama dari semua kegiatan Colombo Plan adalah pengembangan sumber daya manusia.
Lihat Juga: Siapa Anura Kumara Dissanayake? Presiden Baru Sri Lanka yang Pernah Memimpin Organisasi Teror
(nnz)