3 Peraih Apresiasi GTK 2023 Berbagi Kisah Hadapi Tantangan Pembelajaran dengan Inovasi

Jum'at, 01 Desember 2023 - 13:35 WIB
loading...
3 Peraih Apresiasi GTK 2023 Berbagi Kisah Hadapi Tantangan Pembelajaran dengan Inovasi
Peraih Apresiasi GTK 2023 berbagi kisah menjawab tantangan pembelajaran yang dialami dengan inovasi. Foto/BKHM.
A A A
JAKARTA - Kemendikbudristek memberikan penghargaan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2023 dalam rangka Hari Guru Nasional . Berikut kisah 3 peraih penghargaan tersebut.

Pada Webinar Serentak Bergerak Rayakan Merdeka Belajar, epala Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sejenis (SPS) Al Hidayah Kota Tangerang, Banten, Nanik Thowilah, mengemukakan selama ini ia memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai sarana untuk belajar, berbagi, dan melakukan aksi nyata Kurikulum Merdeka.

“Ternyata hal ini sangat diapresiasi oleh Kemendikbudristek. Melalui PMM, kami menyadari bahwa sarana dan prasarana bukan satu-satunya hal yang paling menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran, namun yang terpenting adalah bagaimana kami menggali karakteristik pembelajaran yang berfokus pada peserta didik,” ujarnya, melalui siaran pers, Jumat (1/12/2023).

Nanik pun menyatakan, pembelajaran berdiferensiasi memberikan banyak manfaat nyata yang mempermudah proses pembelajaran dan memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh para guru dan peserta didik.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Sosok Guru Pertama di Dunia, Konfusius

“Melalui PMM, kita bisa menyesuaikan program pembelajaran dengan situasi dan kondisi, juga bisa membuat program kolaborasi dengan komunitas yang ada di PMM secara mudah dan gratis. Salah satu manfaat yang dirasakan adalah peserta didik tidak ada yang merasa tertinggal,” ucapnya.

Peraih penghargaan sebagai Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang PAUD pada Apresiasi GTK 2023 ini pun tergugah untuk terus berinovasi dalam menyelenggarakan pembelajaran di satuan pendidikannya, yang kemudian mengantarkannya menjadi peraih Apresiasi GTK 2023 Kategori Inspiratif Pendidik PAUD. Dalam hal ini, inovasi yang ia ciptakan adalah proyek penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema “Aku Sayang Bumi” yang berjudul “Ayo Sedekah Sampah di Sekolah!”.

“Kami ingin melahirkan anak-anak yang mencintai lingkungan dan peduli pada sampah plastik. Sampah plastik yang tadinya dianggap masalah, kini dimanfaatkan kembali dan menghasilkan uang,” tutur Nanik.

Kini, Nanik terus mengimplementasikan pembelajaran yang di dalamnya ada pembentukan karakter, serta pembiasaan yang berdampak untuk hidup berkelanjutan. “Jadilah pembelajaran sepanjang hayat. Jadikan semua tempat adalah sekolah, dan jadikan semua orang adalah guru bagi kita,” pesannya.

Hal serupa dialami dan dirasakan oleh Guru SMAN 8 Kota Malang Jawa Timur, Erma Widayanti, yang meraih apresiasi sebagai Guru Inovatif Jenjang SMA. Ia yang senantiasa memanfaatkan PMM banyak mendapatkan pelatihan mandiri yang berguna dalam mengembangkan kapasitasnya sebagai pendidik. “Saya juga mendapatkan banyak inspirasi serta pengetahuan baru dari para guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui PMM,” ujarnya.

Baca juga: HGN 2023: Apa Upaya Ganjar-Mahfud Tingkatkan Kesejahteraan Guru? 3 Poin Ini Jawabannya

Sesuai dengan Kurikulum Merdeka dan pengetahuan yang didapatkan dari PMM, Erma pun menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, bermakna, dan berpusat pada peserta didik. “Inovasi yang kami lakukan adalah pembuatkan konsep anti bullying di kalangan pelajar yang dapat diimplementasikan di berbagai bidang. Dalam hal ini, pembelajaran tidak hanya mencapai tujuan pembelajaran, namun dapat memberikan perubahan perilaku peserta didik ke arah positif,” ungkapnya.

Erma pun membagikan tips tentang kuncinya menjadi guru yang berkualitas dan inovatif. “Buka diri kita untuk terus belajar, mengembangkan diri, dan berinovasi, karena semua hal itu tidak ada batasnya,” pesannya kepada rekan sejawat.

Sementara itu, Kasmin Irwan, Guru SMP YPPGI NENEI Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, yang meraih penghargaan sebagai Guru Dedikatif Jenjang SMP pada Apresiasi GTK 2023, berbagi kisah peningkatan kapasitasnya sebagai guru di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

“Di sekolah pedalaman, internet dan listrik masih sangat terbatas, sehingga kami tidak bisa mengakses PMM online, namun Kemendikbudristek ternyata memberikan dukungan khusus berupa PMM versi offline yang disebut Awan Penggerak,” ungkapnya gembira.

Awan Penggerak, jelas Kasmin, adalah aplikasi atau platform yang diciptakan sebagai alternatif solusi dalam implementasi Kurikulum Merdeka di daerah khusus yang tidak terjangkau internet.

“Awan Penggerak menggunakan router khusus sehingga tidak membutuhkan jaringan internet. Kemudian kendala listrik pun bisa kami atasi menggunakan powerbank. Dengan demikian, kami bisa melakukan pelatihan mandiri, melihat video-video inspirasi, mengakses buku-buku, dan sebagainya,” jelas Kasmin.

Sebagai peraih apresiasi kategori guru dedikatif, Kasmin membuktikan dedikasinya dalam implementasi Kurikulum Merdeka secara maksimal walaupun dihadapkan dengan berbagai keterbatasan dan kendala. “Jangan mudah menyerah walau banyak kendala. Terus belajar, berkolaborasi, mencoba, dan berinovasi,” pungkasnya.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1599 seconds (0.1#10.140)