GSM Dorong Sekolah di Pinggiran Yogyakarta Berkualitas Internasional

Selasa, 05 Desember 2023 - 18:56 WIB
loading...
GSM Dorong Sekolah di...
Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan mengumpulkan guru-guru dari sekolah Non RTO di kota Yogyakarta. Foto/GSM.
A A A
JAKARTA - Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar, faktanya masih menimbun berbagai persoalan dalam realitas pendidikannya. Banyak sekolah di pinggiran kota Yogyakarta menghadapi permasalahan yang jarang diperhatikan oleh pemerintah setempat.

Hal ini terutama meyangkut sekolah Non RTO (Real Time Online) yang membuka pendaftaran setelah sekolah-sekolah lain selesai menyelenggarakan PPDB online sehingga berpotensi mendapatkan murid-murid buangan yang sudah tidak diterima sekolah-sekolah lain.

Dalam upaya merespons keresahan tersebut, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) mengumpulkan guru-guru dari sekolah Non RTO di kota Yogyakarta untuk memantik perubahan dengan mengadakan Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan "Meraih Meraki di Kota Yogyakarta."

Acara ini dilaksanakan pada 4 Desember 2023 di aula SMKN 6 Yogyakarta dengan dihadiri sekitar 120 guru dari kurang lebih 50 sekolah Non RTO kota Yogyakarta. Audiens disambut dengan disuguhkan penayangan video pencegahan dan penanganan kasus bullying di Sekolah Dasar.

Acara pun dilanjutkan dengan sesi materi yang disampaikan oleh Founder GSM sekaligus dosen Fakultas Teknik UGM, Muhammad Nur Rizal. Rizal memulai pemaparannya dengan menunjukan bagaimana realitas ini sungguh tidak adil bagi kaum yang termarjinalkan.

Baca juga: Membangun Pembelajaran Menyenangkan agar Anak Mencintai Sekolah

Rizal memaparkan terkait kemajuan teknologi saat ini, seperti Elon Musk, pendiri SpaceX, menyatakan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun lagi manusia bisa berkunjung ke Planet Mars.

Akan tetapi, di sisi lain terlihat kesenjangan yang semakin menguak ke permukaan karena pada akhirnya hanya orang-orang yang mempunyai sumber kapita tinggi yang bisa menikmati berbagai inovasi itu.

Rizal kemudian mengajukan pertanyaan kepada audiens, "Kira-kira siapa yang akan menikmati kemajuan-kemajuan tersebut?” Tentu saja orang-orang yang bisa menikmatinya adalah masyarakat dari kelas atas yang mampu berpikir kritis dan memiliki sumber kapita yang tinggi. Lalu bagaimana caranya masyarakat dari kelas bawah bisa menang?," tanya dia, dalam keterangan resmi, Selasa (5/12/2023).

Rizal melanjutkan, salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan kebahagiaan dalam berbagai aspek termasuk pendidikan.
Kebahagiaan ini, ujarnya, yang luput dari pendidikan di Indonesia.

Data yang ditemukan di lapangan menunjukkan angka hampir 87% dari mereka tidak lulus SD hingga SMA dan bahkan hanya 13% saja yang bisa lulus D3 hingga sarjana.

Salah satu cara untuk mengubah topografi tersebut adalah dengan menjadikan sekolah-sekolah Non RTO yang terabaikan menjadi sekolah yang menyenangkan untuk belajar. Oleh karena itu, salah satu sorotan utama acara ini adalah pemaparan dari Rizal mengenai peran guru dalam membangun suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa sehingga mereka merasa senang dan dihargai di sekolah.

Baca juga: Membangun Pembelajaran Menyenangkan agar Anak Mencintai Sekolah

Suasana tersebut diharapkan dapat mengurangi kasus bullying, kekerasan, ketidak-aktifan di sekolah, dan perilaku tidak baik lainnya yang menjadi persoalan utama pada sekolah-sekolah Non RTO.

Rizal mencoba memberikan perbandingan dengan memaparkan kondisi sekolah di Australia. "Ciri sekolah di Australia, apabila guru bertanya sontak para siswa berebut untuk menjawab," ungkapnya.

Dipaparkan oleh Rizal bahwa cara menjadi guru yang baik salah satunya adalah dengan menjadi guru yang tidak hanya mengajarkan teori, tetapi membangun pembelajaran yang bersikap reflektif dan inventif. Guru bisa melakukan proses pembelajaran dengan mengajak para siswa berdialog, tidak hanya mengajarkan teori-teori yang tertulis dalam buku pelajaran saja.

Rizal menutup pemaparannya dengan harapan bahwa akan terlahir perubahan pendidikan dari sekolah pinggiran. Walaupun dari sekolah yang dicap tertinggal, tetapi kita harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk bermimpi dan memiliki masa depan yang baik.

Para guru SD dari sekolah-sekolah pinggiran di kota Yogyakarta yang datang ke workshop terlihat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Beberapa dari mereka dengan sukarela menyampaikan pengalamannya dalam melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan di sekolahnya dan apa saja tantangan yang mereka hadapi selama ini.

Para Guru SD dari sekolah NON RTO di kota Yogyakarta yang datang ke workshop terlihat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Guru-guru tersebut bahkan meminta agar kegiatan ini tidak hanya berhenti di workshop saja.

Para guru mengharapkan cara untuk menjaga perubahan ke arah kebaikan ini terus berlanjut sehingga tercetuslah keinginan mereka untuk mendirikan komunitas belajar GSM yang lebih luas dengan melibatkan lebih banyak guru.

Tak hanya itu, beberapa peserta khususnya kepada sekolah memiliki keinginan untuk menjadikan kota Yogyakarta menjadi Kampung Gerakan Sekolah Menyenangkan, yaitu kampung di mana sekolah-sekolah NON RTO bertransformasi menjadi sekolah dengan lingkungan belajar berskala internasional sehingga anak-anak dari keluarga miskin dapat menikmati sekolah ala luar negeri.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)