Keren, SMKN 2 Salatiga Buat Kursi Kereta Api Kelas Eksekutif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melalui program SMK Pusat Keunggulan sudah banyak tercipta produk dan inovasi yang diminati dunia industri. Salah satunya kursi kereta api kelas eksekutif produksi SMKN 2 Salatiga.
Kursi kereta kelas eksekutif yang dibuat dengan berkolaborasi dengan dunia industri ini telah digunakan untuk PT Industri Kereta Api (INKA) dan dioperasikan pada rangkaian kereta api eksekutif hingga luxury produksi PT INKA.
“Sampai saat ini, kami sudah membuat dua tipe kursi kereta untuk kelas eksekutif. Untuk tipe yang terbaru sudah dipasang di gerbong kereta Taksaka yang beberapa waktu lalu itu sedang diuji coba,” kata Guru SMKN 2 Salatiga R. Sartono, melalui siaran pers, dikutip Minggu (17/12/2023).
Sartono menambahkan, pembuatan kursi kereta api untuk kelas eksekutif model terbaru tersebut hampir 100 persen merupakan karya bangsa sendiri, mulai dari desain, material yang digunakan, hingga pengerjaan yang dilakukan murni oleh anak-anak SMK. “Hanya tinggal dua komponen saja yang masih impor, sisanya sudah buatan dalam negeri semua,” ucap Sartono.
Baca juga: Cetak SDM Unggul, SMK Pusat Keunggulan akan Ditingkatkan
Lebih lanjut, Sartono menuturkan bahwa pembuatan kursi kereta api ini dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan satu politeknik, empat SMK, dan industri D’Tech Engineering yang berperan sebagai supervisi, desain, dan penanggung jawab risiko.
Sedikit berbeda dengan kursi kereta api yang dirancang sebelumnya, kursi kereta kelas eksekutif ini dirancang dengan sandaran kursi yang lebih panjang sehingga lebih nyaman. Selain itu, kursi kereta juga dilengkapi dengan soket untuk beberapa keperluan seperti mengisi daya pada ponsel dan sebagainya.
“Selalu ada inovasi baru yang ditawarkan dan dihasilkan oleh para pelajar SMK , khususnya di SMKN 2 Salatiga,” ujar Sartono.
Kursi kereta api karya pelajar SMK sudah digunakan oleh PT INKA dengan nilai proyek yang terus bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut membuktikan kepercayaan dan kepuasaan PT INKA atas produk karya pelajar SMK tersebut.
Foto/BKHM.
Sartono menilai bahwa proyek dari pembuatan kursi kereta ini mencapai 2,5 miliar rupiah di tahun 2022 dan pada tahun 2023 PT INKA kembali memesan kursi karya pelajar SMK sebanyak 1.400 kursi kereta eksekutif dan juga kursi kereta luxury sebanyak 100 unit.
Baca juga: Ini 5 Keunggulan SMK Dibanding SMA yang Perlu Diketahui Lulusan SLTP
Kursi luxury tersebut menjadi kursi luxury revolving pertama buatan Indonesia dengan nilai proyek yang mencapai 20 miliar rupiah dan juga kursi tersebut sudah digunakan pada kereta New Argo Dwipangga, New Argo Lawu, dan Taksaka.
“Untuk proyek selanjutnya pada tahun 2024-2025 kolaborasi akan akan mencapai angka 80 miliar rupiah dengan potensi proyek kenaikan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) kereta api,” tambah Sartono.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada pembukaan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka menjelaskan, transformasi pendidikan baik di pendidikan tinggi maupun pendidikan vokasi telah merancang sistem pendidikan termasuk pendidikan vokasi yang lebih terbuka dan inovatif.
Selain kolaborasi PT INKA dengan sejumlah SMK dan politeknik, Menteri Nadiem juga melaporkan bahwa bukti keberhasilan lainnya adalah kolaborasi industri dengan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember. Kolaborasi tersebut telah mengembangkan teaching factory tambak udang.
Laba bersih dari kegiatan teaching factory bersama industri di salah satu SMK Pusat Keunggulan di Jawa Timur tersebut telah mencapai 1,2 miliar rupiah per tahunnya serta hasil tambak tersebut juga berguna untuk memenuhi pasar ekspor.
Kursi kereta kelas eksekutif yang dibuat dengan berkolaborasi dengan dunia industri ini telah digunakan untuk PT Industri Kereta Api (INKA) dan dioperasikan pada rangkaian kereta api eksekutif hingga luxury produksi PT INKA.
“Sampai saat ini, kami sudah membuat dua tipe kursi kereta untuk kelas eksekutif. Untuk tipe yang terbaru sudah dipasang di gerbong kereta Taksaka yang beberapa waktu lalu itu sedang diuji coba,” kata Guru SMKN 2 Salatiga R. Sartono, melalui siaran pers, dikutip Minggu (17/12/2023).
Sartono menambahkan, pembuatan kursi kereta api untuk kelas eksekutif model terbaru tersebut hampir 100 persen merupakan karya bangsa sendiri, mulai dari desain, material yang digunakan, hingga pengerjaan yang dilakukan murni oleh anak-anak SMK. “Hanya tinggal dua komponen saja yang masih impor, sisanya sudah buatan dalam negeri semua,” ucap Sartono.
Baca juga: Cetak SDM Unggul, SMK Pusat Keunggulan akan Ditingkatkan
Lebih lanjut, Sartono menuturkan bahwa pembuatan kursi kereta api ini dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan satu politeknik, empat SMK, dan industri D’Tech Engineering yang berperan sebagai supervisi, desain, dan penanggung jawab risiko.
Sedikit berbeda dengan kursi kereta api yang dirancang sebelumnya, kursi kereta kelas eksekutif ini dirancang dengan sandaran kursi yang lebih panjang sehingga lebih nyaman. Selain itu, kursi kereta juga dilengkapi dengan soket untuk beberapa keperluan seperti mengisi daya pada ponsel dan sebagainya.
“Selalu ada inovasi baru yang ditawarkan dan dihasilkan oleh para pelajar SMK , khususnya di SMKN 2 Salatiga,” ujar Sartono.
Kursi kereta api karya pelajar SMK sudah digunakan oleh PT INKA dengan nilai proyek yang terus bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut membuktikan kepercayaan dan kepuasaan PT INKA atas produk karya pelajar SMK tersebut.
Foto/BKHM.
Sartono menilai bahwa proyek dari pembuatan kursi kereta ini mencapai 2,5 miliar rupiah di tahun 2022 dan pada tahun 2023 PT INKA kembali memesan kursi karya pelajar SMK sebanyak 1.400 kursi kereta eksekutif dan juga kursi kereta luxury sebanyak 100 unit.
Baca juga: Ini 5 Keunggulan SMK Dibanding SMA yang Perlu Diketahui Lulusan SLTP
Kursi luxury tersebut menjadi kursi luxury revolving pertama buatan Indonesia dengan nilai proyek yang mencapai 20 miliar rupiah dan juga kursi tersebut sudah digunakan pada kereta New Argo Dwipangga, New Argo Lawu, dan Taksaka.
“Untuk proyek selanjutnya pada tahun 2024-2025 kolaborasi akan akan mencapai angka 80 miliar rupiah dengan potensi proyek kenaikan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) kereta api,” tambah Sartono.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada pembukaan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka menjelaskan, transformasi pendidikan baik di pendidikan tinggi maupun pendidikan vokasi telah merancang sistem pendidikan termasuk pendidikan vokasi yang lebih terbuka dan inovatif.
Selain kolaborasi PT INKA dengan sejumlah SMK dan politeknik, Menteri Nadiem juga melaporkan bahwa bukti keberhasilan lainnya adalah kolaborasi industri dengan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember. Kolaborasi tersebut telah mengembangkan teaching factory tambak udang.
Laba bersih dari kegiatan teaching factory bersama industri di salah satu SMK Pusat Keunggulan di Jawa Timur tersebut telah mencapai 1,2 miliar rupiah per tahunnya serta hasil tambak tersebut juga berguna untuk memenuhi pasar ekspor.
(nnz)