Pendidikan Vokasi Harus Mampu Menjawab Tantangan Dunia Kerja Masa Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan vokasi harus beradaptasi dengan bergerak cepat menyesuaikan diri dengan tantangan dan kebutuhan dunia kerja masa kini maupun di masa depan. Hal ini penting untuk menyiapkan SDM berkompeten.
Menurut Pakar Pemasaran sekaligus Founder and Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya, perubahan yang begitu cepat di era industri saat ini maupun di masa depan tidak akan dapat ditolak.
“Di dunia marketing, saya baru saja menyelesaikan buku Marketing Era 6.0, itu artinya semua bidang akan terus berkembang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga teknologi akan terus melaju pesat,” kata Hermawan, melalui siaran pers, Minggu (17/12/2023).
Baca juga: Keren, SMKN 2 Salatiga Buat Kursi Kereta Api Kelas Eksekutif
Pada sesi talkshow bertema “Relevansi Pendidikan Vokasi dengan Pekerjaan Masa Depan” di acara Vokasifest x Festival Kampus Merdeka (FKM) 2023, dia menjelaskan, pendidikan vokasi dinilai jangan hanya mengejar kecakapan teknologi semata. Namun juga harus dibekali dengan keterampilan dasar.
Keterampilan dasar ini seperti kepemimpinan, disiplin, dan sebagainya agar mampu menjadi solusi bagi tantangan dunia kerja masa depan.
Hermawan menambahkan bahwa tidak ada cara lain bagi setiap individu untuk terus belajar dan memperbarui kompetensi mereka.
Menurutnya Indonesia perlu memperkuat pendidikan vokasi agar terus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan perkembangan zaman. Urgensi tersebut semakin menguat di tengah bonus demografi yang kini sedang dirasakan oleh Indonesia.
Baca juga: 6 Perguruan Tinggi yang Punya Jurusan Kuliah Game di Indonesia, Ini Kampus Terbaiknya
“Pendidikan vokasi memiliki peran penting dan mempunyai prospek yang bagus sebagai solusi untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan kompeten. Pandangan saya saat ini pendidikan vokasi telah mengacu pada penguasaan keahlian tertentu,” ujarnya.
Salah satu alumni pendidikan vokasi yang kini sukses mendirikan perusahaan sendiri, sekaligus menjadi pembicara sesi talkshow, Arfian Fuadi, mengatakan bahwa pendidikan vokasi menjadi harapan yang penting bagi Indonesia untuk bergerak maju dan lepas dari streotip negara berpenghasilan menengah.
“Untuk menjadi negara maju kita harus menjadi negara industri. Untuk menjadi negara industri, vokasi adalah kunci utamanya,” kata Arfian yang merupakan pendiri D’Tech Engineering, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan telah membantu banyak SMK di Indonesia.
Dari pengalamannya sebagai profesional maupun sebagai pengusaha, Arfian melihat pasar-pasar tenaga kerja selalu berkembang. Menurutnya, saat ini pasar kerja telah dipenuhi oleh tenaga kerja dengan keterampilan bidang pekerjaan baru seperti teknologi, robotika dan sebagainya.
“Di masa depan, mungkin pasar kerja akan membutuhkan ketrampilan lebih bidang-bidang tersebut, penting untuk kita agar terus bergerak maju, beradaptasi dengan cepat, dan meningkatkan ketrampilan lain merespon perkembangan di dunia industri,” ucap Arfian yang juga merupakan alumni SMKN 7 Semarang, Jawa Tengah.
Menurut Pakar Pemasaran sekaligus Founder and Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya, perubahan yang begitu cepat di era industri saat ini maupun di masa depan tidak akan dapat ditolak.
“Di dunia marketing, saya baru saja menyelesaikan buku Marketing Era 6.0, itu artinya semua bidang akan terus berkembang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga teknologi akan terus melaju pesat,” kata Hermawan, melalui siaran pers, Minggu (17/12/2023).
Baca juga: Keren, SMKN 2 Salatiga Buat Kursi Kereta Api Kelas Eksekutif
Pada sesi talkshow bertema “Relevansi Pendidikan Vokasi dengan Pekerjaan Masa Depan” di acara Vokasifest x Festival Kampus Merdeka (FKM) 2023, dia menjelaskan, pendidikan vokasi dinilai jangan hanya mengejar kecakapan teknologi semata. Namun juga harus dibekali dengan keterampilan dasar.
Keterampilan dasar ini seperti kepemimpinan, disiplin, dan sebagainya agar mampu menjadi solusi bagi tantangan dunia kerja masa depan.
Hermawan menambahkan bahwa tidak ada cara lain bagi setiap individu untuk terus belajar dan memperbarui kompetensi mereka.
Menurutnya Indonesia perlu memperkuat pendidikan vokasi agar terus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan perkembangan zaman. Urgensi tersebut semakin menguat di tengah bonus demografi yang kini sedang dirasakan oleh Indonesia.
Baca juga: 6 Perguruan Tinggi yang Punya Jurusan Kuliah Game di Indonesia, Ini Kampus Terbaiknya
“Pendidikan vokasi memiliki peran penting dan mempunyai prospek yang bagus sebagai solusi untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan kompeten. Pandangan saya saat ini pendidikan vokasi telah mengacu pada penguasaan keahlian tertentu,” ujarnya.
Salah satu alumni pendidikan vokasi yang kini sukses mendirikan perusahaan sendiri, sekaligus menjadi pembicara sesi talkshow, Arfian Fuadi, mengatakan bahwa pendidikan vokasi menjadi harapan yang penting bagi Indonesia untuk bergerak maju dan lepas dari streotip negara berpenghasilan menengah.
“Untuk menjadi negara maju kita harus menjadi negara industri. Untuk menjadi negara industri, vokasi adalah kunci utamanya,” kata Arfian yang merupakan pendiri D’Tech Engineering, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan telah membantu banyak SMK di Indonesia.
Dari pengalamannya sebagai profesional maupun sebagai pengusaha, Arfian melihat pasar-pasar tenaga kerja selalu berkembang. Menurutnya, saat ini pasar kerja telah dipenuhi oleh tenaga kerja dengan keterampilan bidang pekerjaan baru seperti teknologi, robotika dan sebagainya.
“Di masa depan, mungkin pasar kerja akan membutuhkan ketrampilan lebih bidang-bidang tersebut, penting untuk kita agar terus bergerak maju, beradaptasi dengan cepat, dan meningkatkan ketrampilan lain merespon perkembangan di dunia industri,” ucap Arfian yang juga merupakan alumni SMKN 7 Semarang, Jawa Tengah.
(nnz)