Milenial dan Gen-Z Diaspora Indonesia Perkuat Dakwah Islam Moderat di Inggris
loading...
A
A
A
OXFORD - Milenial dan Gen-Z Diaspora Indonesia berperan penting untuk terus memperkuat semangat dakwah I slam yang moderat , inklusif dan toleran di Inggris. Hal itu ditemukan dalam wawancara riset "Religious Literacy and the Narratives of Religiosity of Gen-Z Muslims in Indonesia and the United Kingdom pada Rabu (27/12/2023).
Anggota Tim Riset yang juga dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Devi Pramitha mengatakan bahwa semangat gotong royong dan keinginan untuk menjembatani kesenjangan pemahaman, para milenial dan Gen-Z diaspora Indonesia di Inggris secara tidak langsung telah memperkuat peran mereka dalam menyebarkan dakwah Islam yang moderat, menciptakan ruang dialog dan membawa kontribusi positif bagi masyarakat di negeri yang mereka tinggali.
Riset yang didanai oleh Litapdimas Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam ini mengambil lokus di Indonesia dan Inggris.
Kurang lebih 12 hari mereka melakukan penggalian data, melalui focus grup discussion, pengamatan dan bergaul dengan Masyarakat Indonesia di Inggris, juga tentu dengan generisa millennial dan Gen-Z.
Tim Riset Kolaboratif terdiri dari Jamilah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Md Mahmud Bin Sayeed (University of Warwick), Devi Pramitha (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Asep Ubaidillah (Universitas PTIQ Jakarta); yang dibantu oleh Faridatun Nikmah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) dan Dito Alif Pratama (Universitas PTIQ Jakarta) sebagai asisten peneliti.
Dito Alif Pratama, anggota Tim Riset yang juga dosen Universitas PTIQ Jakarta berpendapat sejumlah organisasi keagamaan turut berperan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang ramah khas Indonesia di tengah masyarakat Inggris yang multikultural.
Di antaranya Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) UK, Muhammadiyah UK, KIBAR, Firdaus UK, Indonesian Islamic Centre (IIC) London, dan Fatayat NU UK.
Dito menerangkan sejumlah pengajian ibu-ibu diaspora juga terus menjalankan perannya dalam membangun citra positif Islam moderat Indonesia di Inggris.
“Melalui kegiatan dakwah, seminar/dialog publik, dan dialog antaragama, mereka berusaha menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan mengatasi stereotip negatif yang sering kali melekat pada umat Islam,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (30/12/2023).
Anggota Tim Riset yang juga dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Devi Pramitha mengatakan bahwa semangat gotong royong dan keinginan untuk menjembatani kesenjangan pemahaman, para milenial dan Gen-Z diaspora Indonesia di Inggris secara tidak langsung telah memperkuat peran mereka dalam menyebarkan dakwah Islam yang moderat, menciptakan ruang dialog dan membawa kontribusi positif bagi masyarakat di negeri yang mereka tinggali.
Riset yang didanai oleh Litapdimas Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam ini mengambil lokus di Indonesia dan Inggris.
Kurang lebih 12 hari mereka melakukan penggalian data, melalui focus grup discussion, pengamatan dan bergaul dengan Masyarakat Indonesia di Inggris, juga tentu dengan generisa millennial dan Gen-Z.
Tim Riset Kolaboratif terdiri dari Jamilah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Md Mahmud Bin Sayeed (University of Warwick), Devi Pramitha (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Asep Ubaidillah (Universitas PTIQ Jakarta); yang dibantu oleh Faridatun Nikmah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) dan Dito Alif Pratama (Universitas PTIQ Jakarta) sebagai asisten peneliti.
Dito Alif Pratama, anggota Tim Riset yang juga dosen Universitas PTIQ Jakarta berpendapat sejumlah organisasi keagamaan turut berperan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang ramah khas Indonesia di tengah masyarakat Inggris yang multikultural.
Di antaranya Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) UK, Muhammadiyah UK, KIBAR, Firdaus UK, Indonesian Islamic Centre (IIC) London, dan Fatayat NU UK.
Dito menerangkan sejumlah pengajian ibu-ibu diaspora juga terus menjalankan perannya dalam membangun citra positif Islam moderat Indonesia di Inggris.
“Melalui kegiatan dakwah, seminar/dialog publik, dan dialog antaragama, mereka berusaha menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan mengatasi stereotip negatif yang sering kali melekat pada umat Islam,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (30/12/2023).