Dilema PJJ, Orang Tua Rela Dampingi Anak Belajar Daring sambil Kerja

Selasa, 11 Agustus 2020 - 14:06 WIB
loading...
Dilema PJJ, Orang Tua Rela Dampingi Anak Belajar Daring sambil Kerja
Dua siswa sekolah dasar mengikuti belajar secara daring atau jarak jauh di sebuah kantin, tempat orang tuanya bekerja. Foto/Eman Suni
A A A
KUPANG - Sistem sekoah daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan selama masa pandemi COVID- 19 dinilai sangat membosankan bagi anak-anak. Siswa harus belajar secara online di rumah dan didampingi orang tua.

Sementara, orang tua yang harusnya bekerja mencari nafkah juga kesulitan membagi waktu untuk mendampingi anak yang setiap harinya mendapat tugas dari sekolah.

Orang tua murid, Mami Ocha, warga Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengaku sangat kerepotan dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang selama ini diterapkan. Sebab, dirinya harus pandai-pandai membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak sekolah jarak jauh. (Baca juga: Pembukaan Sekolah di Zona Kuning, Langsung Ditutup Jika Ada Temuan )

“Terpaksa saya harus mendampingi anak-anak saya yang belajar di rumah. Kalau saya kerja, anak kembar saya tetap di bawa ke kantin dan belajar di sana. Tetap harus didampingi karena ada saja tugas-tugas yang diberikan guru,” kata Mampi Ocha saat ditemui di lokasi, Selasa (11/8/2020).

Dia berharap pandemi COVID-19 segera berlalu dan proses belajar mengajar bisa kembali dilakukan di sekolah. Saat ini, kasus pasien positif COVID-19 di Kota Kupang sudah sembuh semua. Namun, pemerintah belum juga mengizinkan sekolah membuka kembali dan menerapkan aktivitas belajar secara normal. (Baca juga: DPR Dorong Partisipasi Publik Sukseskan Pendidikan Jarak Jauh )

“Harapannya secepatnya bisa dibuka sekolahnya, agar bisa sekolah langsung di kelas bareng teman-temannya. Kalau sekolah kayak gini (online) kan bosen juga, apalagi yang damping Cuma orang tua, kadang ga sabaran,” jelasnya.

Sementara, Sharol, murid kelas IV Sekolah Dasar di Kupang mengaku sudah sangat merindukan teman-teman sekolahnya. Selama 4 bulan sekolah jarak jauh, dirinya mengaku jarang bisa berkumpul dengan teman-temannya. Apalagi jika ada tugas sekolah, sudah tidak bisa lagi belajar bersama di rumah.

“Pengin bisa sekolah lagi di kelas bareng teman-teman. Sudah bosan belajar jarak jauh, tidak ada teman-teman. Cuma ditemani orang tua,” terangnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)