Gandeng Siswa SMK dan Mahasiswa, Revitalisasi KCBN Muara Jambi Dilakukan Secara Terintegrasi
loading...
A
A
A
JAMBI - Revitalisasi KCBN Muara Jambi diakukan secara terintegrasi dengan melibatkan siswa SMK maupun mahasiswa dalam Program Merdeka Belajar. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang berupaya merevitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi di tepi Sungai Batanghari, Provinsi Jambi.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah V Agus Widiatmoko mengatakan, pelaksanaan revitalisasi KCBN Muara Jambi akan dilakukan secara terintegrasi antara upaya pelestarian dengan program pendidikan, baik program Merdeka Belajar untuk anak-anak SMK maupun kampus Merdeka di kalangan mahasiswa.
“Untuk mahasiswa misalnya, mereka terlibat melalui kuliah lapangan dengan ikut dalam perencanaan pemugaran dan juga eskavasi penelitian. Ini artinya di jajaran Kemendikbudristek dalam upaya revitalisasi KCBN Muara Jambi ini bukan hanya jemput bola lagi, tetapi sudah berjalan secara terintegrasi antara upaya pelestarian dan program pendidikan,” ujar Agus saat ditemui di sela-sela kunjungan ke Candi Tinggi, Candi Gempung dan Candi Kedaton yang selama ini masuk dalam kompleks KCBN Muara Jambi, Sabtu (3/2/2024)
Agus menyebutkan, revitalisasi KCBN Muara Jambi sudah dimulai tahap pertama oleh pihaknya sejak 2002. Dalam tahap ini pihaknya telah berhasil melakukan pembebasan lahan seluas 100 hektar (ha) dalam jangka waktu 7 bulan. “Ini semua bisa terjadi berkat dukungan masyarakat sekitar, dan ini mungkin baru pertama kali terjadi di Indonesia ada upaya pembebasan lahan seluas itu dengan sangat cepat,” tambah Agus
Selain pembebasan lahan, lanjut Agus, pihaknya tahun 2002 juga telah melakukan empat langkah pemugaran candi. Yang pertama yakni pemugaran Candi Teluk 1, kemudian Candi Gedong 1 serta Candi Parit Duku. Tahun 2002 juga pihaknya melakukan penataan zona antara lain di Candi Gumpung dan Candi Tinggi.
“Sebelum ditata, kita melakukan pemetaan wilayah karena zona yang kita tata ada banyak yang menjadi zona croded, karena merupakan ada zona pedagang, kemudian ada semacam area terminal, ada sepeda, bentor dan sebagainya,” tambahnya
Agus mengakui penataan yang dilakukan pihaknya juga menyasar bangunan-bangunan, termasuk dalam hal ini kantor pemerintah yang dalam pembangunannya tidak terkendali. Hasilnya saat ini kawasan-kawasan tersebut sudah tertata dengan teratur.
Disinggung soal nasib para pedagang yang terkena imbas penataan di KCBN Muara Jambi, Agus mengatakan, pihaknya tidak lepas tangan karena para pedagang diwadahi dalam organisasi bernama Paduka (Pasar Dusun Karet). Setelah terwadahi dalam organisasi Paduka, pihaknya kata Agus menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk melatih manajemen UMKM kepada para pedagang.
Sementara itu Plt. Kepala Biro Kerjasama dan Humas Kemendikbudristek Anang Ristanto mengatakan untuk menggaungkan revitalisasi Candi Muara Jambi, pihaknya bersama Balai Perlindungan Kebudayaan (BPK) Wilayah V mengundang forum wartawan pendidikan (Fortadik) melihat langsung upaya pemerintah untuk menyelamatkan situs bersejarah Muaro Jambi tersebut.
Kunjungan ke kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi, dimulai sejak Sabtu 3 Februari 2024, hingga Minggu 4 Februari 2024. ”Saya berharap dukungan dan peran teman teman jurnalis bisa membuat upaya revitalisasi KCBN Muara Jambi ini bisa tersosialisasikan ke masyarakat dan bisa berjalan seperti yang kita harapkan,” ujar Anang.
KCBN Muara Jambi adalah salah satu kawasan Cagar Budaya Buddhis tertua dan terluas se Asia Tenggara. Menurut penelitian, Cagar Budaya KCBN Muara Jambi sudah ada sejak abad ke-7 hingga 13 di mana cagar budaya ini berkaitan dengan Kerajaan Melayu Kuno. KCBN memiliki luas 3.981 hektar (ha) dengan 11 candi utama.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah V Agus Widiatmoko mengatakan, pelaksanaan revitalisasi KCBN Muara Jambi akan dilakukan secara terintegrasi antara upaya pelestarian dengan program pendidikan, baik program Merdeka Belajar untuk anak-anak SMK maupun kampus Merdeka di kalangan mahasiswa.
“Untuk mahasiswa misalnya, mereka terlibat melalui kuliah lapangan dengan ikut dalam perencanaan pemugaran dan juga eskavasi penelitian. Ini artinya di jajaran Kemendikbudristek dalam upaya revitalisasi KCBN Muara Jambi ini bukan hanya jemput bola lagi, tetapi sudah berjalan secara terintegrasi antara upaya pelestarian dan program pendidikan,” ujar Agus saat ditemui di sela-sela kunjungan ke Candi Tinggi, Candi Gempung dan Candi Kedaton yang selama ini masuk dalam kompleks KCBN Muara Jambi, Sabtu (3/2/2024)
Agus menyebutkan, revitalisasi KCBN Muara Jambi sudah dimulai tahap pertama oleh pihaknya sejak 2002. Dalam tahap ini pihaknya telah berhasil melakukan pembebasan lahan seluas 100 hektar (ha) dalam jangka waktu 7 bulan. “Ini semua bisa terjadi berkat dukungan masyarakat sekitar, dan ini mungkin baru pertama kali terjadi di Indonesia ada upaya pembebasan lahan seluas itu dengan sangat cepat,” tambah Agus
Selain pembebasan lahan, lanjut Agus, pihaknya tahun 2002 juga telah melakukan empat langkah pemugaran candi. Yang pertama yakni pemugaran Candi Teluk 1, kemudian Candi Gedong 1 serta Candi Parit Duku. Tahun 2002 juga pihaknya melakukan penataan zona antara lain di Candi Gumpung dan Candi Tinggi.
“Sebelum ditata, kita melakukan pemetaan wilayah karena zona yang kita tata ada banyak yang menjadi zona croded, karena merupakan ada zona pedagang, kemudian ada semacam area terminal, ada sepeda, bentor dan sebagainya,” tambahnya
Agus mengakui penataan yang dilakukan pihaknya juga menyasar bangunan-bangunan, termasuk dalam hal ini kantor pemerintah yang dalam pembangunannya tidak terkendali. Hasilnya saat ini kawasan-kawasan tersebut sudah tertata dengan teratur.
Disinggung soal nasib para pedagang yang terkena imbas penataan di KCBN Muara Jambi, Agus mengatakan, pihaknya tidak lepas tangan karena para pedagang diwadahi dalam organisasi bernama Paduka (Pasar Dusun Karet). Setelah terwadahi dalam organisasi Paduka, pihaknya kata Agus menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk melatih manajemen UMKM kepada para pedagang.
Sementara itu Plt. Kepala Biro Kerjasama dan Humas Kemendikbudristek Anang Ristanto mengatakan untuk menggaungkan revitalisasi Candi Muara Jambi, pihaknya bersama Balai Perlindungan Kebudayaan (BPK) Wilayah V mengundang forum wartawan pendidikan (Fortadik) melihat langsung upaya pemerintah untuk menyelamatkan situs bersejarah Muaro Jambi tersebut.
Kunjungan ke kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi, dimulai sejak Sabtu 3 Februari 2024, hingga Minggu 4 Februari 2024. ”Saya berharap dukungan dan peran teman teman jurnalis bisa membuat upaya revitalisasi KCBN Muara Jambi ini bisa tersosialisasikan ke masyarakat dan bisa berjalan seperti yang kita harapkan,” ujar Anang.
KCBN Muara Jambi adalah salah satu kawasan Cagar Budaya Buddhis tertua dan terluas se Asia Tenggara. Menurut penelitian, Cagar Budaya KCBN Muara Jambi sudah ada sejak abad ke-7 hingga 13 di mana cagar budaya ini berkaitan dengan Kerajaan Melayu Kuno. KCBN memiliki luas 3.981 hektar (ha) dengan 11 candi utama.
(wyn)