Pria Asal Afghanistan Ini Lulus S2 Unpad dengan IPK Tertinggi 4,00
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa asal Afghanistan Abdul Qayoum Safi lulus dari Magister Ilmu Komunikasi Unpad dengan IPK tertinggi, yaitu 4,00. Abdul adalah seorang dosen di negara asalnya.
Abdul Qayoum Safi akrab disapa Abdul Abdul mengaku, selama kuliah di Universitas Padjadjaran (Unpad) mendapat perlakuan yang ramah dari teman dan juga dosen. Pengalaman yang menyenangkan ini yang akhirnya membawa Abdul lulus tepat waktu.
“Di Unpad, saya merasa bahwa para dosen, sikap dan interaksi dosen, serta hubungan antara mahasiswa dan dosennya sangat dekat sekali,” katanya, dikutip dari laman Unpad, Senin (5/2/2024).
Abdul adalah penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Ada dua negara yang menjadi tujuannya kuliah yaitu Iran dan Indonesia. Sebelum memantapkan diri untuk studi magister di Unpad, Abdul menggali lebih dalam mengenai Unpad dan Indonesia.
Baca juga: 20 Jurusan Paling Ketat Saintek dan Soshum Unpad, Berani Daftar di SNBP 2024?
Atas berbagai pertimbangan, ia pun memilih Indonesia sebagai tujuan studinya lewat program beasiswa KNB. “Saya menyadari bahwa Unpad adalah salah satu dari universitas terbaik di Indonesia, khususnya di bidang Ilmu Komunikasi,” tuturnya.
Selama masa studi Magisternya dalam kurun waktu 1.5 tahun, Abdul berhasil memublikasikan empat jurnal internasional dan tiga jurnal nasional. Melakukan publikasi artikel termasuk tantangan bagi Abdul. Sebelum menjadi mahasiswa Unpad, ia telah melakukan beberapa penelitian di Afghanistan.
Namun, penelitian yang dilakukannya berbeda dengan di Unpad. “Sebelum saya datang ke sini (Unpad), saya melakukan penelitian, tetapi tidak seprofesional seperti sekarang,” ungkapnya saat diwawancarai Kanal Media Unpad.
Abdul pun memiliki sejumlah tips bagi mahasiswa yang ingin menerbitkan artikel di jurnal internasional. Pertama, mahasiswa harus memiliki jadwal yang ketat dan bertanggung jawab untuk menjalankannya.
“Jika mereka mengikuti jadwal tersebut, mereka dapat mencapai apa yang diinginkan,” katanya.
Baca juga: Unpad Buka Program S1 Kelas Internasional, Bisa Kuliah Double Degree
Kedua, mahasiswa harus dapat berpikir kritis. Ketika melihat masalah di masyarakat, mereka harus memikirkannya dan mencarinya di internet, buku, dan sumber lainnya. Ketiga, bahasa Inggris sangat penting untuk menerbitkan artikel di jurnal internasional.
Menurutnya, mahasiswa harus memahami aturan menulis serta berbicara dalam bahasa Inggris. “Menerbitkan artikel di jurnal internasional cukup rumit karena mereka memiliki aturan yang ketat untuk gaya penulisan dan pembahasan artikel,” ungkap Abdul.
Terakhir, mahasiswa dapat mempelajari bidang yang berbeda, sehingga akan menemukan kesenjangan penelitian dan dapat melengkapi kesenjangan tersebut.
Abdul Qayoum Safi akrab disapa Abdul Abdul mengaku, selama kuliah di Universitas Padjadjaran (Unpad) mendapat perlakuan yang ramah dari teman dan juga dosen. Pengalaman yang menyenangkan ini yang akhirnya membawa Abdul lulus tepat waktu.
“Di Unpad, saya merasa bahwa para dosen, sikap dan interaksi dosen, serta hubungan antara mahasiswa dan dosennya sangat dekat sekali,” katanya, dikutip dari laman Unpad, Senin (5/2/2024).
Alasan Memilih Kuliah di Indonesia
Abdul adalah penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Ada dua negara yang menjadi tujuannya kuliah yaitu Iran dan Indonesia. Sebelum memantapkan diri untuk studi magister di Unpad, Abdul menggali lebih dalam mengenai Unpad dan Indonesia.
Baca juga: 20 Jurusan Paling Ketat Saintek dan Soshum Unpad, Berani Daftar di SNBP 2024?
Atas berbagai pertimbangan, ia pun memilih Indonesia sebagai tujuan studinya lewat program beasiswa KNB. “Saya menyadari bahwa Unpad adalah salah satu dari universitas terbaik di Indonesia, khususnya di bidang Ilmu Komunikasi,” tuturnya.
Sukses Publikasikan 4 Jurnal Internasional
Selama masa studi Magisternya dalam kurun waktu 1.5 tahun, Abdul berhasil memublikasikan empat jurnal internasional dan tiga jurnal nasional. Melakukan publikasi artikel termasuk tantangan bagi Abdul. Sebelum menjadi mahasiswa Unpad, ia telah melakukan beberapa penelitian di Afghanistan.
Namun, penelitian yang dilakukannya berbeda dengan di Unpad. “Sebelum saya datang ke sini (Unpad), saya melakukan penelitian, tetapi tidak seprofesional seperti sekarang,” ungkapnya saat diwawancarai Kanal Media Unpad.
Tips Publikasi di Jurnal Internasional
Abdul pun memiliki sejumlah tips bagi mahasiswa yang ingin menerbitkan artikel di jurnal internasional. Pertama, mahasiswa harus memiliki jadwal yang ketat dan bertanggung jawab untuk menjalankannya.
“Jika mereka mengikuti jadwal tersebut, mereka dapat mencapai apa yang diinginkan,” katanya.
Baca juga: Unpad Buka Program S1 Kelas Internasional, Bisa Kuliah Double Degree
Kedua, mahasiswa harus dapat berpikir kritis. Ketika melihat masalah di masyarakat, mereka harus memikirkannya dan mencarinya di internet, buku, dan sumber lainnya. Ketiga, bahasa Inggris sangat penting untuk menerbitkan artikel di jurnal internasional.
Menurutnya, mahasiswa harus memahami aturan menulis serta berbicara dalam bahasa Inggris. “Menerbitkan artikel di jurnal internasional cukup rumit karena mereka memiliki aturan yang ketat untuk gaya penulisan dan pembahasan artikel,” ungkap Abdul.
Terakhir, mahasiswa dapat mempelajari bidang yang berbeda, sehingga akan menemukan kesenjangan penelitian dan dapat melengkapi kesenjangan tersebut.
(nnz)