Kampus Vokasi Dilibatkan dalam Proses Pengolahan Limbah

Kamis, 08 Februari 2024 - 17:04 WIB
loading...
Kampus Vokasi Dilibatkan dalam Proses Pengolahan Limbah
Plt. Direktur Mitras DUDI Kemendikbudristek Uuf Brajawidagda. Foto/Mitras Dudi.
A A A
JAKARTA - Limbah yang dibuang langsung ke lingkungan dapat berdampak negatif. Empat kampus vokasi pun bekerja sama dengan industri untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan.

Empat perguruan tinggi vokasi tersebut adalah Politeknik Negeri Batam, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Politenik Negeri Manado yang baru saja menyepakati kerja sama dengan PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma bersama Institut Teknologi PLN.

Plt. Direktur Mitras DUDI Kemendikbudristek Uuf Brajawidagda mendukung penuh kerja sama antara dunia usaha dan dunia industri dengan pendidikan vokasi ini yang akan dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja modern.

Baca juga: Apakah Sekolah Kedinasan Sama dengan Politeknik ? Simak Penjelasannya Supaya Tidak Bingung

"Semoga menjadi berkah dan segera terlaksana sehingga bisa menjadi motivasi bagi industri lain untuk ikut berkontribusi,” katanya, melalui siaran pers, Kamis (8/2/2024).

Kerja sama ini, jelasnya berupa penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi, guru tamu dari DUDI di SPV, pengembangan dan pemanfaatan sarpras, sertifikasi kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, magang, penelitian terapan bersama, dan rekrutmen lulusan pendidikan vokasi.

Direktur Enerflow Engineering Indonesia, Yunita Fahmi mengatakan, jumlah industri di Indonesia sangat banyak dan belum ada satu pun yang menyelesaikan permasalahan limbah secara serius. Yunita menjelaskan, kerja sama bersama politeknik adalah berupa pembuatan alat pengolah limbah.

“Saya berharap, produk-produk IPAL PT Enerflow Engineering Indonesia dan Siskindo Utama Dharma, baik IPAL Industri maupun IPAL Domestik dan juga alat pengolahan limbah secara Thermal ‘Enerflow-Cyclo Burn Grate’, dapat menjadi solusi untuk industri pembangkit yang ada di pulau-pulau kecil," ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, kolaborasi ini juga turut menciptakan wadah wiraswasta bagi lulusan SMK sebagai perusahaan jasa yang menyiapkan tenaga-tenaga ahli dalam mengoperasikan peralatan lingkungan dan juga perawatan peralatan tersebut.

Baca juga: Mau Kuliah Vokasi Mumpuni, Pilih 20 Politeknik Terbaik Versi Webometrics 2023 Berikut Ini

Lebih lanjut Yunita menambahkan, dengan itikad ingin memperbanyak teknisi-teknisi Governor (alat kontrol di diesel engineering) yang handal, pihaknya pun menjadikan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menjadi titik pertama peletakan peralatan workshop.

“Saya memutuskan untuk memindahkan semua peralatan workshop kami di area PPNS dengan harapan workshop kami akan dapat mendidik siswa politeknik atau SMK dalam hal merepair Governor, sehingga dapat tercipta teknisi-teknisi yang handal yang siap membantu kebutuhan Industri yang ada," ucapnya.

"Peralatan-peralatan canggih yang dimiliki PPNS diharapkan dapat memproduksi suku cadang yang dibutuhkan, sehingga membantu industri dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada tanpa campur tangan negara luar,” tutur Yunita.

Menanggapi hal ini, PPNS menyambut baik Perjanjian Kerja Sama. Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono menilai praktek pengolahan bahan habis pakai agar dapat dimanfaatkan kembali akan membantu mahasiswa meningkatkan pengetahuannya dalam proses pengolahan limbah.

“Kerja sama fokus utamanya di teaching factory untuk penggunaan bahan habis agar tidak terbuang, tapi dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga mahasiswa akan mengalami kontinuitas keilmuannya. Sebelum ada teaching factory, bahan habis pakai tidak dibuat sebagai sesuatu yang bermanfaat,” tutup Rachmad.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1639 seconds (0.1#10.140)