Momen Haru Ortu Mahasiswa UGM Wakili Wisuda Anaknya yang Meninggal sebelum Sidang Skripsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wisuda salah satu mahasiswa UGM terpaksa diwakili orang tua. Hal ini karena mahasiswa tersebut meninggal kecelakaan ketika mau berangkat sidang skripsi.
Almarhum mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) itu bernama Dewi Sekar Rumpaka. Dia adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan yang diterima melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM).
Dewi dinyatakan lulus dari UGM dengan meraih IPK 3,86 dengan predikat cumlaude. Sayangnya, kehadiran Dewi hanya bisa diwakili dengan potret dirinya di dalam pigura berukuran 40x60 cm yang dibawa kedua orang tuanya, Jono dan Ngadinah.
Jono memegang erat pigura mendiang anaknya saat prosesi wisuda UGM. Foto/Instagram UGM
Momen penuh haru pun menyelimuti prosesi wisuda sarjana dan sarjana terapan UGN yang berlangsung 21 Februari 2024 itu. Ijazah pun langsung diserahkan Rektor UGM Prof Ova Emilia kepada Jono dan Ngadinah didampingi Dekan Fakultas Kehutanan.
Prosesi penyerahan ijazah dari rektor ke kedua orang tua Dewi yang diunggah pada Instagram resmi UGM sudah di-like oleh 82.992 pengguna Instagram lainnya sejah diunggah 19 jam yang lalu.
Baca juga: Hebat Sekaligus Inspiratif, Ayah dan Anak Wisuda Bareng di UIN Walisongo Semarang
Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, mengatakan, almarhumah memang dikenal cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan terlibat dalam sejumlah penelitian yang dilakukan dosen pembimbingnya.
Skripsinya yang berjudul “Distribusi Spasial dan Temporal Vokalisasi Tokek Hutan di Kawasan Hutan Desa Tahawa Kalimantan Tengah” memperoleh predikat A berdasarkan penilaian para penguji.
Sebagai bentuk penghargaan untuk dedikasi almarhumah dalam melakukan riset, fakultas berencana menulis ulang skripsi yang ia susun untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
“Kalau boleh saya katakan bahwa ini mungkin tingkatannya sudah ada di tingkat S2, tapi ini di S1, sudah sangat-sangat bagus. Saya berharap ilmu ini bisa dikembangkan oleh teman-teman yang lainnya karena ini sangat penting dan berguna bagi masyarakat,” katanya, dikutip dari laman UGM, Kamis (22/2/2024).
Dewi mengalami kecelakaan dalam perjalanannya ke kampus untuk mengikuti sidang skripsi beberapa bulan sebelumnya, dan sempat keluar masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUP dr. Sardjito.
Menurut orang tuanya, Dewi adalah sosok anak yang periang, jarang mengeluh, dan tekun dalam menuntut ilmu. Bahkan ketika masih dalam masa pemulihan pasca kecelakaan pun, ia tetap bersemangat untuk segera mengikuti pendadaran dan menunaikan tugasnya sebagai seorang mahasiswa.
Baca juga: Kisah Inspirasi 2 Wisudawan Difabel UB, Keterbatasan Fisik Bukan Halangan untuk Berprestasi
Tidak hanya menjadi kebanggaan orang tua, Dewi juga menjadi sosok yang berarti bagi kedua saudara dan orang-orang terdekatnya.
“Dia itu seperti matahari keluarga, kalau ada dia suasana rumah jadi hangat. Kehilangan separuh nyawa lah, rumah jadi sepi, jadi pada sedih,” ucap sang ibunda.
Ngadinah tak kuasa menahan sedih saat mewakili wisuda anaknya yang telah berpulang. Foto/Instagram UGM.
Orang tua Dewi mengungkapkan rasa syukur mereka bahwa perjuangan sang anak selama menjalani perkuliahan pada akhirnya membuahkan gelar sarjana. Ngadinah berkisah bahwa Dewi sempat mengungkapkan rencananya untuk segera bekerja selepas lulus.
Ia ingin mengumpulkan uang untuk membiayai studi adiknya dan membayar hutang orang tua. Setelah menunaikan janjinya tersebut, ia sendiri ingin melanjutkan studi di jenjang S2.
“Dosen-dosennya menyuruh supaya S2 nanti diusulkan jadi dosen, tapi dia maunya bekerja dulu,” ujar sang ayah.
Meski tidak sempat mengikuti pendadaran,Dewi dinyatakan lulus kuliah berdasarkan rapat senat fakultas, karena dinilai memiliki rekam jejak studi yang baik.
Lihat Juga: Pendidikan Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PP Kagama 2024 yang Dijuluki Bapak Pembangunan
Almarhum mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) itu bernama Dewi Sekar Rumpaka. Dia adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan yang diterima melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM).
Dewi dinyatakan lulus dari UGM dengan meraih IPK 3,86 dengan predikat cumlaude. Sayangnya, kehadiran Dewi hanya bisa diwakili dengan potret dirinya di dalam pigura berukuran 40x60 cm yang dibawa kedua orang tuanya, Jono dan Ngadinah.
Jono memegang erat pigura mendiang anaknya saat prosesi wisuda UGM. Foto/Instagram UGM
Momen penuh haru pun menyelimuti prosesi wisuda sarjana dan sarjana terapan UGN yang berlangsung 21 Februari 2024 itu. Ijazah pun langsung diserahkan Rektor UGM Prof Ova Emilia kepada Jono dan Ngadinah didampingi Dekan Fakultas Kehutanan.
Prosesi penyerahan ijazah dari rektor ke kedua orang tua Dewi yang diunggah pada Instagram resmi UGM sudah di-like oleh 82.992 pengguna Instagram lainnya sejah diunggah 19 jam yang lalu.
Baca juga: Hebat Sekaligus Inspiratif, Ayah dan Anak Wisuda Bareng di UIN Walisongo Semarang
Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, mengatakan, almarhumah memang dikenal cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan terlibat dalam sejumlah penelitian yang dilakukan dosen pembimbingnya.
Skripsinya yang berjudul “Distribusi Spasial dan Temporal Vokalisasi Tokek Hutan di Kawasan Hutan Desa Tahawa Kalimantan Tengah” memperoleh predikat A berdasarkan penilaian para penguji.
Sebagai bentuk penghargaan untuk dedikasi almarhumah dalam melakukan riset, fakultas berencana menulis ulang skripsi yang ia susun untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
“Kalau boleh saya katakan bahwa ini mungkin tingkatannya sudah ada di tingkat S2, tapi ini di S1, sudah sangat-sangat bagus. Saya berharap ilmu ini bisa dikembangkan oleh teman-teman yang lainnya karena ini sangat penting dan berguna bagi masyarakat,” katanya, dikutip dari laman UGM, Kamis (22/2/2024).
Dewi mengalami kecelakaan dalam perjalanannya ke kampus untuk mengikuti sidang skripsi beberapa bulan sebelumnya, dan sempat keluar masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUP dr. Sardjito.
Menurut orang tuanya, Dewi adalah sosok anak yang periang, jarang mengeluh, dan tekun dalam menuntut ilmu. Bahkan ketika masih dalam masa pemulihan pasca kecelakaan pun, ia tetap bersemangat untuk segera mengikuti pendadaran dan menunaikan tugasnya sebagai seorang mahasiswa.
Baca juga: Kisah Inspirasi 2 Wisudawan Difabel UB, Keterbatasan Fisik Bukan Halangan untuk Berprestasi
Tidak hanya menjadi kebanggaan orang tua, Dewi juga menjadi sosok yang berarti bagi kedua saudara dan orang-orang terdekatnya.
“Dia itu seperti matahari keluarga, kalau ada dia suasana rumah jadi hangat. Kehilangan separuh nyawa lah, rumah jadi sepi, jadi pada sedih,” ucap sang ibunda.
Ngadinah tak kuasa menahan sedih saat mewakili wisuda anaknya yang telah berpulang. Foto/Instagram UGM.
Orang tua Dewi mengungkapkan rasa syukur mereka bahwa perjuangan sang anak selama menjalani perkuliahan pada akhirnya membuahkan gelar sarjana. Ngadinah berkisah bahwa Dewi sempat mengungkapkan rencananya untuk segera bekerja selepas lulus.
Ia ingin mengumpulkan uang untuk membiayai studi adiknya dan membayar hutang orang tua. Setelah menunaikan janjinya tersebut, ia sendiri ingin melanjutkan studi di jenjang S2.
“Dosen-dosennya menyuruh supaya S2 nanti diusulkan jadi dosen, tapi dia maunya bekerja dulu,” ujar sang ayah.
Meski tidak sempat mengikuti pendadaran,Dewi dinyatakan lulus kuliah berdasarkan rapat senat fakultas, karena dinilai memiliki rekam jejak studi yang baik.
Lihat Juga: Pendidikan Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PP Kagama 2024 yang Dijuluki Bapak Pembangunan
(nnz)