Rektor UGM: Pandemi Covid Pacu Kreativitas dan Lahirkan Berbagai inovasi

Senin, 17 Agustus 2020 - 20:21 WIB
loading...
Rektor UGM: Pandemi...
Sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM)menggelar upacara HUT ke-75 Republik Indonesia (RI) secara virtual memalui saluran Youtube UGM, Senin (17/8/2020) pagi tadi. Foto/Priyo Setyawan
A A A
YOGYAKARTA - Sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar upacara HUT ke-75 Republik Indonesia (RI) secara virtual memalui saluran Youtube UGM, Senin (17/8/2020) pagi tadi.

Upacara bendera digelar secara terbatas di halaman Balairung oleh petugas sesuai protokol kesehatan. Sedangkan para peserta upacara mengikuti secara daring dari kediaman masing-masing.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono dalam sambutannya mengatakan, hingga usia 75 rahun berbagai kemajuan dan kesuksesan telah diraih oleh Indonesia. Namun, masih terdapat tujuan negara yang belum tercapai.

Di antaranya kekayaan alam Indonesia belum dapat memberikan kemakmuran yang berkeadilan dan sistem ekonomi masih menyisakan kesenjangan, terutama pada masa pandemi ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2020 persentase penduduk miskin tercatat 9.78% atau 26,4 juta orang dan rentan miskin 7,45% atau 19,9 juta orang.

“Kondisi ini menjadi tantangan yang harus kita sikapi dengan positif sebagai pemacu semangat dan keberanian kita untuk terus memajukan bangsa dan negara Indonesia,” katanya.

( )

Menurut dia, masyarakat Indonesia tidak boleh menyia-nyiakan waktu di era persaingan global yang begitu ketat. Bekerja keras bersama tanpa batas menjadi kunci untuk mencapai kemajuan Indonesia yang berkeadilan. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, bahwa inilah saatnya membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar. “Kita bajak momentum krisis ini untuk melakukan lompatan-lompatan besar,” tuturnya.

Panut juga mengajak sivitas UGM untuk mengambil hikmah dari pandemi Covid-19. Pandemi ini dikatakannya justru semakin menguatkan kembali sifat-sifat asli bangsa Indonesia yaitu jiwa persatuan dalam keberagaman.

Hal tersebut ditunjukkan dengan menguatnya solidaritas dan gotong royong tanpa melihat suku, agama, dan golongan. “Pandemi Covid-19 juga memacu kreativitas. Berbagai inovasi lahir baik dari kaum intelektual maupun masyarakat awam untuk berjuang bersama mengakhiri pandemi," katanya.

Misalnya di UGM lahir berbagai inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi pandemi ini, di antaranya ventilator untuk ICU, sistem sensor buatan (GeNose), alat deteksi cepat Covid-19 (RI-GHA 19), thermal gate scanner, bilik swab pintar, alat sterilisasi masker (Viona), face shield dengan teknologi 3D printing, dan produksi bio-disinfektan dari terpentin.

“Pengembangan produk-produk herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh, serta pengembangan big data management dan analisis untuk membantu mitigasi serta knowledge management,” tuturnya.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4062 seconds (0.1#10.140)