Menuju WCU, 17 Rektor PTN Jalani Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan

Minggu, 21 April 2024 - 17:54 WIB
loading...
Menuju WCU, 17 Rektor PTN Jalani Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan
Dirjen Diktiristek Prof Abdul Haris. Foto/Humas Diktiristek.
A A A
JAKARTA - Sebanyak 17 rektor perguruan tinggi negeri (PTN) mengikuti Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi (PKKPT) 2024. Program ini digulirkan untuk mendorong peningkatan reputasi perguruan tinggi menuju World Class University.

PKKPT Rektor Tahun 2024, dengan tema Enterpreuneur Leadership Training, mengirimkan 17 rektor universitas negeri untuk mengikuti kegiatan selama 7 hari di Seoul National University (SNU) Korea Selatan.

PKKPT merupakan program perdana yang diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kapasitas kepemimpinan rektor melalui pendekatan berkelanjutan terhadap good corporate governance, pembelajaran, penelitian, kontribusi pada kehidupan masyarakat, serta peningkatan berkelanjutan dalam berjejaring dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan.

Baca juga: Profil Abdul Haris, Guru Besar UI yang Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek

Dalam arahannya, Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Prof Abdul Haris menyampaikan, peran sentral dari rektor atau pimpinan perguruan tinggi ini sangat krusial sekali, karena rektor memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai academic leader dan entrepreneur. Kedua kata kunci ini yang harus diintegrasikan ke dalam diri para pimpinan perguruan tinggi.

“Tantangan perguruan tinggi ini sangat besar sekali, bagaimana sebagai academic leader harus memberikan teladan, juga fungsi memberikan bagaimana perguruan tinggi yang dikelola ini bisa memenuhi apa yang menjadi target utama dalam pengelolaan atau penyelenggaraan tri darma perguruan tinggi," ucap Haris, melalui siaran pers, Minggu (21/4/2024).

Lebih lanjut Ia juga menegaskan, pimpinan perguruan tinggi harus mempunyai strategi untuk memenuhinya, dan bagaimana penyelenggaraan mulai dari pendidikan, riset, dan juga pengabdian masyarakatnya.

Hal itu semua, menurutnya, tidak lepas dari goals yang ingin dicapai, yang pertama terkait reputasi akademik karena menjadi kata kunci tersendiri agar perguruan tinggi yang dipimpin semakin dikenal.

Kemudian, lanjutnya, seorang rektor harus menjadi entrepreneur, harus memiliki skill dan kemampuan berinovasi dan men-generate inovasi yang bisa menghasikan revenue.

"Tantangan ke depan semakin dinamis, pemerintah terus mendorong agar PTN semua bertransformasi menadi PTN BH, dan harapannya dengan PTN BH ini semuanya bisa mendapatkan otonomi dan flexibility, bagaimana terus meningkatkan kemampuannya dalam men-generate resource sebagai bentuk revenue yang goalsnya untuk melaksanakan program-program yang hasilnya tentu tergambar dalam reputasi yang akan diperoleh oleh perguruan tinggi,” ungkap Haris.

Haris berharap kepada para peserta dapat mengikuti perjalanan dari penguatan kapasitas ini dengan serius, dan mengharapkan dapat terciptanya jalinan kerja sama antara SNU dengan masing-masing perguruan tinggi peserta program.

Kegiatan PKKPT meliputi seminar, workshop, studi kasus, self-paced learning, dan berjejaring dengan industri dan perguruan tinggi di Korea Selatan, dengan melibatkan narasumber dan fasilitator dari berbagai instansi terkait.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Sumber Daya M. Sofwan turut menyampaikan, dalam rangka meningkatkan entrepreneurship, ke depan transformasi pendidikan tinggi khususnya pengelolaan SDM akan sangat ditentukan oleh kapabilitas leadership dan kesolidan kelembagaan perguruan tinggi.

Dia mengungkapkan, ini adalah dua kata kunci yang sedang digodok dan aturannya sebentar lagi akan dikeluarkan.

“Mengapa penguatan kelembagaan? karena dengan kelembagaan yang solid pimpinan perguruan tinggi akan dipercaya mengelola sendiri seluruh aspek teknis yang menjadi hak atau tanggung jawab sebagaimana diatur di undang-undang guru, dosen dan Dikti. Dan kenapa juga harus ada leadership yang kapabel karena tanpa leadership yang kapabel tidak mungkin juga bisa jalan, kata bagus untuk leadership tidak cukup dari sisi akademik," pungkas Sofwan.

Setelah melalui seleksi, Institut Pertanian Bogor (IPB) University terpilih sebagai perguruan tinggi pelaksana PKKPT bagi Rektor 2024. Program ini didukung oleh Dana Abadi Perguruan Tinggi (DAPT) untuk Program Peningkatan Perguruan Tinggi Menuju Kelas Dunia, melalui kolaborasi antara Direktorat Sumber Daya, Direktorat Kelembagaan, Universitas Airlangga, dan IPB.

Dalam sambutan singkatnya Rektor IPB University Arif Satria mengucapkan terima kasih kepada Direktur Sumber Daya yang telah memberikan kepercayaan kepada IPB untuk menjadi pelaksana program PKKPT.

Ia mengungkapkan opsi dipilihnya SNU, karena SNU adalah salah satu institusi yang memiliki Sejarah yang tidak terlalu jauh dengan kita, apalagi korea Selatan memiliki start yang hampir sama dengan Indonesia.

“Pelajaran buat kita bahwa start yang sama tapi menghasilkan sesuatu yang berbeda karena ada strategi yang berbeda. Oleh karena itu kita nanti tidak hanya belajar tentang perguruan tinggi, perguruan tinggi adalah part of kebijakan nasional," ujarnya.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1310 seconds (0.1#10.140)