Yusef Raih Gelar S2 dari ITS di Usia 60 Tahun, Ini Profil dan Kiprahnya di Dunia Riset

Senin, 22 April 2024 - 07:30 WIB
loading...
Yusef Raih Gelar S2 dari ITS di Usia 60 Tahun, Ini Profil dan Kiprahnya di Dunia Riset
M Yusef Tiansya dinobatkan menjadi wisudawan tertua setelah lulus jenjang S2 di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di usia 60 tahun. Foto/Laman ITS
A A A
SURABAYA - Ini profil Yusef yang meraih gelar S2 dari ITS di usia 60 tahun. Usia M Yusef Tiansya boleh menginjak kepala enam. Tetapi semangat Yusef untuk kuliah tak kalah dengan mahasiswa yang masih muda.

Asal tahu saja Yusef baru saja lulus jenjang S2 atau magister di usia 60 tahun 7 bulan. Kecintaannya pada dunia riset mendorongnya untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Seperti apa profilnya? Artikel kali ini akan membahasnya, simak ya!

Sempat Ragu Masuk ITS karena Usia


Yusef baru saja dinobatkan sebagai wisudawan tertua pada wisuda ke-129 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu, (20/4/2024). Yusef merupakan wisudawan jenjang S2 di Departemen Manajemen Teknologi ITS.

Yusef sejak dulu berkiprah di dunia riset. Ia mengungkapkan bahwa masih sedikit penelitian yang mengkaji manfaat ekonomi dari teknologi yang telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1977 tersebut. "Saya perlu keilmuan lebih lanjut dari perguruan tinggi untuk mengkaji hal ini," ujarnya dilansir dari rilis resmi ITS. Sebelum memutuskan kuliah di ITS, sebetulnya ia sempat ragu karena usianya.



Namun, keraguan tersebut sirna berkat dukungan dari keluarga dan koleganya. Salah satunya dari Direktur Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Sehingga ia pun mantap melanjutkan studi magister di Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS pada tahun 2021. Menduduki jabatan fungsional dalam BRIN, tak pelak membuat lelaki asal Jakarta ini sempat kewalahan membagi waktu antara kuliah dan bekerja.

Jauhi Sistem Belajar Kebut Semalam


Yusef lantas memegang prinsip disiplin dalam mengerjakan segala penugasan dari dosen. "Saya tidak suka menunda tugas dan sistem kebut semalam," tegas lelaki berkacamata tersebut.

Tak hanya keteguhan dalam dirinya, bantuan dari rekan sesama mahasiswa turut menjadi kiat Yusef dalam menjalani perkuliahan. Ia mengaku kerap kali berdiskusi ketika menemui kesulitan dalam tugas maupun mata kuliah.

Menurutnya, hal tersebut membantu untuk menggali pemahaman yang mendalam. Ilmu yang ia peroleh selama dua tahun tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam tesis yang berjudul Analisis Kontribusi Teknologi Modifikasi Cuaca Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Listrik dan Air Minum Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.

"Ditemukan bahwa 93,12 persen air hasil hujan buatan berkontribusi pada PDRB Kabupaten Purwakarta," papar Perekayasa Madya di Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BRIN ini.

Penelitian tersebut menjadi bukti ketekunan Yusef dalam menempuh studinya. Lelaki kelahiran 1963 ini berujar bahwa risetnya dapat dikembangkan pada variabel lain dan dikaitkan dengan sektor ekonomi yang lain.

Lebih lanjut, ia berharap hasil penelitiannya dapat menjadi rujukan bagi mahasiswa maupun rekan unit kerja. Semangat serta kegigihan Yusef dalam menuntut ilmu membuktikan bahwa belajar tidak mengenal batas waktu dan usia.

Selama menempuh pendidikan magisternya, Yusef menemukan bahwa dirinya masih mampu menyerap ilmu dengan baik dan kemampuan analisisnya meningkat. "Tidak ada istilah tidak bisa dan sulit, kuncinya adalah mau belajar dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin," pesannya.
(wyn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1643 seconds (0.1#10.140)