Pentingnya Menanamkan Pancasila di Hati, Bukan Sekadar di Mulut

Rabu, 08 Mei 2024 - 14:00 WIB
loading...
Pentingnya Menanamkan Pancasila di Hati, Bukan Sekadar di Mulut
Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof. Marsudi Wahyu Kisworo dan Plt Sekjen MPR RI Siti Fauziah dalam penandatanganan MoU tentang Sosialisasi Pancasila.
A A A
Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof. Marsudi Wahyu Kisworo mengaku prihatin atas angka korupsi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia yang notabenenya negara yang berdasar Pancasila, tetapi menduduki tingkat korupsi tertinggi di dunia setelah Uganda.

Ini sangat kontradiksi dengan negara-negara lain, seperti New Zealand atau negara di Skandinavia, yang tidak memiliki dan mengenal Pancasila, namun tingkat korupsi sangat rendah. "Berarti mereka lebih Pancasilais dibanding kita, " ucap Prof. Marsudi Wahyu Kisworo dalam acara penandatanganan kesepahaman (MoU) antara MPR-RI dengan UP tentang Sosialisasi Pancasila di Aula Nusantara Fakultas Hukum UP Jakarta.

Ia menyatakan, negara lain tidak teriak Pancasila, tetapi telah mengamalkannya. Ini berbeda dengan kita yang teriak Pancasila hanya di mulut, tapi tidak di hati.

Dengan keadaan ini, Universitas memiliki pekerjaan rumah untuk menanamkan Pancasila di hati, bukan hanya di mulut. "Kita memulainya dengan hal kecil, misalnya datang kuliah tepat waktu. Karena kalau tidak tepat waktu, berarti kita tidak Pancasilais, karena termasuk korupsi waktu. Termasuk untuk dosen, jika tidak tepat waktu mahasiswa juga bisa mengingatkan, karena juga termasuk korupsi waktu, berarti tidak Pancasilais, " ujarnya.

Untuk menanamkan kejujuran ia menyarankan mahasiswa diberi kesempatan untuk mengerjakan ujian tanpa pengawasan. "Kita akan melatih mahasiswa untuk berbuat jujur, misalnya diberi kesempatan ujian tanpa diawasi. Jika masih nyontek berarti tidak Pancasilais, " kata Rektor Marsudi.

Ia mengakui bahwa seiring perkembangan zaman, penanaman nilai Pancasila mesti disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sehingga pengemasannya harus disesuaikan, misalnya melalui media sosial, Tiktok, Youtube dan lain-lain yang menarik generasi muda sehingga dapat terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari.

Terkait dengan MoU dengan MPR untuk sosialisasi Pancasila, memiliki tujuan menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu agar Pancasila menjadi ideologi sama hebatnya dengan liberalisme dan sosialisme.

Sementara itu Plt Sekjen MPR RI Siti Fauziah mengatakan kerja sama dengan UP ini adalah yang kedua kalinya.

Menurut dia di MPR ada program sosialisasi empat pilar yaitu sosialisasi Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. "Jadi kami bukan hanya menginginkan Pancasila menjadi hafalan tapi Pancasila merupakan jati diri," katanya.

Menurut dia anak muda sekarang lebih mengenal media sosial seperti Tiktok, Instagram dan mereka lebih mengenal budaya luar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1467 seconds (0.1#10.140)