42 Persen Mahasiswa KIP Kuliah Lulus Cum Laude, Mayoritas IPK di Atas 3
loading...
A
A
A
Dari sejumlah itu, sebanyak 6.348 orang merupakan alumni yang masuk kuliah tahun 2018, sementara yang masuk kuliah tahun 2019 sebanyak 1.427 orang, dan sisanya merupakan mahasiswa penerima Bidikmisi tahun 2013 sampai dan 2017.
Dari 20.706 alumni Bidikmisi/KIP Kuliah yang mengisi kuesioner, 42 persen di antaranya meraih IPK antara 3,50 sampai 3,75 sehingga berhak berpredikat cumlaude. Bahkan sebanyak 28 persen alumni yang mengisi kuesioner mampu menorehkan prestasi akademik dengan IPK mencapai antara 3,75 sampai 3,99.
Baca juga: 10 PTKIN Penerima KIP Kuliah di Jalur Mandiri 2024, Cek Kampus Incaranmu
Di Indonesia, lulusan yang ber-IPK 3,8 hingga 3,9 berhak menyandang predikat magna cumlaude atau dengan kehormatan besar. Menariknya, ada sebanyak 2,3 persen persen alumni di jenjang D2 yang mampu mencapai IPK 4,00.
Tingginya IPK ternyata berbanding lurus dengan keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika kuesioner ini disebar, ada sebanyak 2884 orang jenjang S1 yang melanjutkan pendidikan ke pendidikan profesi, 3118 orang sampai jenjang master dan ada 76 orang yang setelah lulus S1, lanjut magister dan kemudian ke jenjang doktor.
Data yang cukup mengejutkan ditemukan pada alumni penerima Bidikmisi/KIP Kuliah di jenjang D1 yang notebene merupakan jenjang pendidikan dengan orientasi untuk langsung bekerja. Ternyata, di jenjang ini ada sebanyak 9 alumni penerima yang lanjut pendidikannya ke jenjang S1 hingga magister, bahkan ada yang melanjutkan ke jenjang doktoral, walaupun hanya 1 orang.
Keberhasilan mahasiswa penerima Bidikmisi/KIP Kuliah di semua jenjang untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi ada kemungkinan karena keinginan sendiri, adanya kemampuan akademik dan tuntutan profesi serta didukung banyaknya lembaga pemberi beasiswa, baik di pemerintah maupun di swasta.
Hal itu bisa dilihat dari lokasi perguruan tinggi tempat melanjutkan pendidikan. Walaupun sebagian besar, yakni 4.064 orang melanjutkan pendidikan di dalam negeri, namun tak sedikit yang berhasil mengenyam pendidikan di luar negeri.
Sebanyak 100 orang terdeteksi melanjutkan pendidikan di negara-negara di Asia, 34 orang di Eropa, 30 orang di Australia, dan 11 orang di Amerika.
IPK Tinggi
Dari 20.706 alumni Bidikmisi/KIP Kuliah yang mengisi kuesioner, 42 persen di antaranya meraih IPK antara 3,50 sampai 3,75 sehingga berhak berpredikat cumlaude. Bahkan sebanyak 28 persen alumni yang mengisi kuesioner mampu menorehkan prestasi akademik dengan IPK mencapai antara 3,75 sampai 3,99.
Baca juga: 10 PTKIN Penerima KIP Kuliah di Jalur Mandiri 2024, Cek Kampus Incaranmu
Di Indonesia, lulusan yang ber-IPK 3,8 hingga 3,9 berhak menyandang predikat magna cumlaude atau dengan kehormatan besar. Menariknya, ada sebanyak 2,3 persen persen alumni di jenjang D2 yang mampu mencapai IPK 4,00.
Lanjut Kuliah sampai Jenjang Doktor
Tingginya IPK ternyata berbanding lurus dengan keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika kuesioner ini disebar, ada sebanyak 2884 orang jenjang S1 yang melanjutkan pendidikan ke pendidikan profesi, 3118 orang sampai jenjang master dan ada 76 orang yang setelah lulus S1, lanjut magister dan kemudian ke jenjang doktor.
Data yang cukup mengejutkan ditemukan pada alumni penerima Bidikmisi/KIP Kuliah di jenjang D1 yang notebene merupakan jenjang pendidikan dengan orientasi untuk langsung bekerja. Ternyata, di jenjang ini ada sebanyak 9 alumni penerima yang lanjut pendidikannya ke jenjang S1 hingga magister, bahkan ada yang melanjutkan ke jenjang doktoral, walaupun hanya 1 orang.
Keberhasilan mahasiswa penerima Bidikmisi/KIP Kuliah di semua jenjang untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi ada kemungkinan karena keinginan sendiri, adanya kemampuan akademik dan tuntutan profesi serta didukung banyaknya lembaga pemberi beasiswa, baik di pemerintah maupun di swasta.
Hal itu bisa dilihat dari lokasi perguruan tinggi tempat melanjutkan pendidikan. Walaupun sebagian besar, yakni 4.064 orang melanjutkan pendidikan di dalam negeri, namun tak sedikit yang berhasil mengenyam pendidikan di luar negeri.
Sebanyak 100 orang terdeteksi melanjutkan pendidikan di negara-negara di Asia, 34 orang di Eropa, 30 orang di Australia, dan 11 orang di Amerika.
(nnz)