Komitmen Perguruan Tinggi dan Industri untuk Penelitian Kesehatan Preventif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengalaman menunjukkan untuk menghadapi ancaman kesehatan di tingkat global tidak bisa ditangani sendiri. Kolaborasi perguruan tinggi dan industri pun bergerak didasari komitmen mengembangkan pengetahuan bidang kesehatan.
Karena itu Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) membuka peluang berkolaborasi dengan dunia industri guna bersama-sama mengembangkan karya bagi kemanusiaan khususnya di bidang kesehatan.
Baca juga: UKRIDA Raih Akreditasi Unggul dari BAN PT
Didasari komitmen mengembangkan pengetahuan bidang kesehatan, UKRIDA menjalin kolaborasi dengan Actxa Pte. Ltd. (“Actxa”), yang memiliki keselarasan strategis dalam nilai dan tujuan.
Rektor UKRIDA Prof. Herman Parung menyambut gembira kolaborasi penelitian ini. Menurutnya, keduanya memiliki komitmen yang kuat terhadap inovasi dan pengembangan solusi kesehatan preventif.
"Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan solusi kesehatan yang canggih, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu serta komunitas," katanya, melalui siaran pers, Jumat (26/7/2024).
Baca juga: 3 Karakteristik yang Harus Dimiliki Mahasiswa di Era Kecerdasan Buatan
Selanjutnya Prof. Herman Parung juga mengungkapkan keyakinannya terhadap kerja sama ini akan menghasilkan kemajuan yang signifikan di bidang kesehatan, dan mempererat hubungan antara institusi keduanya.
Sementara Chief Executive Officer Actxa Marcus Soo merasa terhormat dapat bekerja sama dengan UKRIDA, dan menandai tonggak penting bagi pihaknya memulai kolaborasi pertama dengan perguruan tinggi Indonesia yang melakukan penelitian di lingkungan rumah sakit.
"Kemitraan ini mencerminkan komitmen bersama kami terhadap inovasi dan pemberdayaan individu dengan alat untuk membuat keputusan gaya hidup yang informatif dan positif," jelasnya.
dr. Amanda Dianky, dari LIF yang merupakan mitra Actxa, menambahkan, kolaborasi ini akan membuka banyak kesempatan untuk mengimplementasikan teori dan ilmu pada kehidupan nyata, sehingga memberikan dampak positif bagi komunitas yang lebih luas. "Selain itu, potensi untuk melahirkan suatu inovasi sangat besar dari kolaborasi seperti ini," ujarnya.
Actxa melihat UKRIDA sebagai mitra ideal karena komitmennya terhadap inovasi dan pemberdayaan individu untuk membuat gaya hidup yang lebih baik. Keahlian UKRIDA dalam penelitian akan saling melengkapi saat membangun kemitraan dan kolaborasi penelitian global, untuk mengembangkan model kesehatan preventif yang kritis guna pencegahan penyakit kronis.
Ini merupakan kolaborasi penelitian pertama Actxa di Indonesia, khususnya dengan institusi Pendidikan tinggi. Kedua pihak sama-sama memiliki keahlian dalam teknologi seperti AI diyakini dapat memberikan dampak yang berarti pada pencegahan dan penanggulangan penyakit kronis bagi individu di Singapura, Indonesia, dan sekitarnya.
Dalam kolaborasi ini bidang yang akan menjadi fokus utama meliputi proyek penelitian dan pengembangan, uji klinis dan analisis data, inovasi, integrasi, dan implementasi, berbagi sumber daya, kekayaan intelektual dan komersialisasi, pengembangan sumber daya manusia dan Pendidikan, serta layanan komunitas.
Kepala Laboratorium Riset Terpadu Ilmu Kedokteran dan Kesehatan UKRIDA Eka Widrian Suradji mengatakan, misi UKRIDA adalah menjadi pelopor dalam pengembangan ilmu kesehatan telah mengadopsi kecerdasan buatan sebagai teknologi inovatif terdepan yang menjadi fokus utama upaya Penelitian dan Pengembangan UKRIDA.
Menurut dia, ketertarikan UKRIDA dalam mengembangkan perawatan kesehatan berbasis teknologi inovatif, telah menemukan bahwa BGEM Actxa memiliki potensi besar dalam evaluasi dan pengendalian metabolisme glukosa, terutama karena Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolik utama yang perlu dicegah dan dikendalikan.
Proyek bersama dengan Actxa untuk mengembangkan BGEM dan menyesuaikannya dengan populasi Indonesia, akan memungkinkan UKRIDA menjadi pelopor dalam teknologi pencegahan dan pengendalian penyakit kronis di Indonesia.
Karena itu Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) membuka peluang berkolaborasi dengan dunia industri guna bersama-sama mengembangkan karya bagi kemanusiaan khususnya di bidang kesehatan.
Baca juga: UKRIDA Raih Akreditasi Unggul dari BAN PT
Didasari komitmen mengembangkan pengetahuan bidang kesehatan, UKRIDA menjalin kolaborasi dengan Actxa Pte. Ltd. (“Actxa”), yang memiliki keselarasan strategis dalam nilai dan tujuan.
Rektor UKRIDA Prof. Herman Parung menyambut gembira kolaborasi penelitian ini. Menurutnya, keduanya memiliki komitmen yang kuat terhadap inovasi dan pengembangan solusi kesehatan preventif.
"Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan solusi kesehatan yang canggih, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu serta komunitas," katanya, melalui siaran pers, Jumat (26/7/2024).
Baca juga: 3 Karakteristik yang Harus Dimiliki Mahasiswa di Era Kecerdasan Buatan
Selanjutnya Prof. Herman Parung juga mengungkapkan keyakinannya terhadap kerja sama ini akan menghasilkan kemajuan yang signifikan di bidang kesehatan, dan mempererat hubungan antara institusi keduanya.
Sementara Chief Executive Officer Actxa Marcus Soo merasa terhormat dapat bekerja sama dengan UKRIDA, dan menandai tonggak penting bagi pihaknya memulai kolaborasi pertama dengan perguruan tinggi Indonesia yang melakukan penelitian di lingkungan rumah sakit.
"Kemitraan ini mencerminkan komitmen bersama kami terhadap inovasi dan pemberdayaan individu dengan alat untuk membuat keputusan gaya hidup yang informatif dan positif," jelasnya.
dr. Amanda Dianky, dari LIF yang merupakan mitra Actxa, menambahkan, kolaborasi ini akan membuka banyak kesempatan untuk mengimplementasikan teori dan ilmu pada kehidupan nyata, sehingga memberikan dampak positif bagi komunitas yang lebih luas. "Selain itu, potensi untuk melahirkan suatu inovasi sangat besar dari kolaborasi seperti ini," ujarnya.
Actxa melihat UKRIDA sebagai mitra ideal karena komitmennya terhadap inovasi dan pemberdayaan individu untuk membuat gaya hidup yang lebih baik. Keahlian UKRIDA dalam penelitian akan saling melengkapi saat membangun kemitraan dan kolaborasi penelitian global, untuk mengembangkan model kesehatan preventif yang kritis guna pencegahan penyakit kronis.
Ini merupakan kolaborasi penelitian pertama Actxa di Indonesia, khususnya dengan institusi Pendidikan tinggi. Kedua pihak sama-sama memiliki keahlian dalam teknologi seperti AI diyakini dapat memberikan dampak yang berarti pada pencegahan dan penanggulangan penyakit kronis bagi individu di Singapura, Indonesia, dan sekitarnya.
Dalam kolaborasi ini bidang yang akan menjadi fokus utama meliputi proyek penelitian dan pengembangan, uji klinis dan analisis data, inovasi, integrasi, dan implementasi, berbagi sumber daya, kekayaan intelektual dan komersialisasi, pengembangan sumber daya manusia dan Pendidikan, serta layanan komunitas.
Kepala Laboratorium Riset Terpadu Ilmu Kedokteran dan Kesehatan UKRIDA Eka Widrian Suradji mengatakan, misi UKRIDA adalah menjadi pelopor dalam pengembangan ilmu kesehatan telah mengadopsi kecerdasan buatan sebagai teknologi inovatif terdepan yang menjadi fokus utama upaya Penelitian dan Pengembangan UKRIDA.
Menurut dia, ketertarikan UKRIDA dalam mengembangkan perawatan kesehatan berbasis teknologi inovatif, telah menemukan bahwa BGEM Actxa memiliki potensi besar dalam evaluasi dan pengendalian metabolisme glukosa, terutama karena Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolik utama yang perlu dicegah dan dikendalikan.
Proyek bersama dengan Actxa untuk mengembangkan BGEM dan menyesuaikannya dengan populasi Indonesia, akan memungkinkan UKRIDA menjadi pelopor dalam teknologi pencegahan dan pengendalian penyakit kronis di Indonesia.
(nnz)