Kritik Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan Teori Hegemoni, Patricia Raih Doktor Universitas Sahid

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 10:04 WIB
loading...
Kritik Merdeka Belajar...
Patricia Robin meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta setelah sukses mempertahankan disertasinya berjudul Hegemoni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Kajian Hegemoni Antonio Gramsci dalam Sistem Pendidikan Nasional), Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Patricia Robin resmi meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Sahid Jakarta setelah sukses mempertahankan disertasinya berjudul "Hegemoni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Kajian Hegemoni Antonio Gramsci dalam Sistem Pendidikan Nasional)", dalam sidang promosi doktoral yang berlangsung di Gedung Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta.

Dengan pencapaiannya ini, Patricia menjadi Doktor Ilmu Komunikasi ke-171 dari Universitas Sahid Jakarta.Disertasi Patricia mengkritik kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diberlakukan sejak 2020. Patricia mengungkapkan bahwa program MBKM, meski tampaknya memberikan kebebasan kepada Perguruan Tinggi, sebenarnya memaksa institusi pendidikan mengikuti arah keliru yang diwajibkan pemerintah.

Dalam temuan Disertasi Patricia, praktik ini adalah bentuk hegemoni koersif dari Pemerintah yang memberikan kerugian bagi elemen mikro dari Praktik MBKM, yaitu mahasiswa.

Patricia menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci untuk menjelaskan bagaimana pemerintah mengendalikan institusi pendidikan tanpa kekerasan fisik.

“Hegemoni dalam dunia pendidikan tinggi melalui MBKM adalah bentuk hegemoni koersif, seakan memberikan ‘rencana besar’ yang jika tidak diikuti, akan berimplikasi terhadap penilaian akreditasi hingga keberlangsungan hidup Perguruan Tinggi,” ujar Patricia dalam disertasinya.



Patricia menyoroti bahwa MBKM, yang diklaim sebagai solusi bagi masalah pendidikan, justru menyimpang dari esensi pendidikan yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara dengan Tripusat Pendidikan, yaitu pada sekolah, keluarga, dan masyarakat.

MBKM hanya mengutamakan kesenangan dan pemenuhan kebutuhan industri, hingga mengabaikan pengembangan karakter dan kemandirian mahasiswa.

Lebih lanjut dalam proses penulisan penelitian ini, Patricia juga diperkaya analisisnya berdasarkan wawancara dengan dua informan ahli, yakni pakar pendidikan nasional Ki Darmaningtyas serta Pengamat Pendidikan di abad 21, Indra Charismiadji.

Dengan disertasi ini, Patricia Robin tidak hanya berhasil meraih gelar doktoralnya, tetapi juga mengajak para akademisi dan praktisi pendidikan untuk merenungkan kembali arah pendidikan di Indonesia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3092 seconds (0.1#10.140)