79 Tahun Merdeka, Meniti Jalan Panjang Menuju Indonesia Emas 2045

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 10:30 WIB
loading...
79 Tahun Merdeka, Meniti...
Sekretaris Universitas Indonesia dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)
A A A
JAKARTA - Indonesia merayakan pertambahan usianya pada Sabtu, (17/8/2024). Usia 79 tahun sudah cukup panjang bagi sebuah negara, sehingga memungkinkan napas kemerdekaan berhembus pada setiap jiwa masyarakatnya, yang hidup dan saling menghidupi di pelukan Ibu Pertiwi. Bagaimana kabarnya kini? Bagaimana pula nanti?

Pada usia yang ke-79 tahun, gema Indonesia Emas 2045 menggaung di setiap tepi pilar gedung-gedung tinggi bertingkat, di pinggir riuhnya kehidupan ibukota, dan sudut rumah yang menampilkan berita di televisi setiap hari. Kata-kata yang kerap terdengar belakangan ini adalah “Apa itu Indonesia Emas 2045?”

Jawaban yang paling sering dilontarkan adalah bahwa pada 2045 mendatang, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan genap berusia 100 tahun alias satu abad. Pada masa itu pula, negara dengan 17.508 pulau ini diharapkan sudah mampu menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya. Pada waktu itu, bonus demografi berupa SDM yang berkualitas menjadi tiang penopang negara.

Momentum bersejarah tersebut kira-kira masih sekitar dua dasawarsa lagi. Namun untuk mewujudkannya, tentu bukan barang satu, dua, tiga, empat hingga lima tahun. Sekretaris Universitas Indonesia dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D memandang keberhasilan Indonesia Emas adalah ketika sumber daya manusia Indonesia tumbuh bak namanya, “emas”, yaitu memiliki kepribadian dan nilai yang unggul, berkualitas, dan berkarakter.

“Indonesia Emas itu yang menjadi ‘emas’ adalah manusianya, karena yang dibangun dan disejahterakan adalah manusianya. Kalau buat saya, ketika kita mendefinisikan Indonesia Emas itu merujuk kepada orangnya. Segala yang kita lakukan di alam raya ini, yang kita bangun, kita upayakan, dan kita kerjakan adalah untuk memuliakan orangnya (masyarakat),” katanya.

Kepada iNews Media Group, Agustin membagikan pemikirannya terhadap cita-cita luhur bangsa pada momen peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79 tahun kali ini. Menurutnya, membangun sumber daya manusia sendiri dapat dilakukan melalui tiga indikator, yakni melalui kualitas fisik, mental, dan sosial.

“Indonesia Emas itu akan tergambarkan dari mana? Pastinya diperlukan indikator ekonomi dan lain-lain, tetapi sebenarnya apa indikator utama yang ingin dibangun? Menurut saya, dua sektor yang sangat penting adalah pendidikan dan kesehatan. Karena kita ingin membangun masa depan masyarakatnya,” ucapnya.

Visi Indonesia Emas 2045 adalah suatu gagasan yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat, maju, adil, dan makmur pada 2045. Gagasan ini disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 Mei 2019 lalu.

Gagasan tersebut kembali bergema megah saat pidato pelantikan keduanya pada 20 Oktober 2019. Presiden Joko Widodo kala itu membayangkan bahwa Indonesia akan menjadi sebuah negara maju dan sejajar dengan lima besar ekonomi terbesar dunia pada 2045.

Sejauh ini, Indonesia telah berjalan dengan arah yang sejalan dengan cita-cita tersebut, dan berada tepat pada lintasannya. Agustin menggambarkan betapa banyaknya prestasi kinerja yang sejauh ini telah berhasil dicatatkan Indonesia pada sektor ekonomi dan pembangunan. Hal ini pun turut diakui di level internasional.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
UI Soal Desakan Pembatalan...
UI Soal Desakan Pembatalan Gelar Doktor Bahlil: Tidak Relevan
UI: Bahlil Belum Lulus,...
UI: Bahlil Belum Lulus, Tuntutan Pembatalan Disertasi Tidak Tepat
5 Universitas Negeri...
5 Universitas Negeri Ini Paling Favorit di SNBT 2024, PTN Pilihanmu Nomor Berapa?
9 Prodi Diploma Tiga...
9 Prodi Diploma Tiga di UI Sediakan 30 Kursi melalui Jalur SNBT, Cek Juga Peminatnya
Bahlil Lahadalia Klaim...
Bahlil Lahadalia Klaim Belum Tahu Disuruh UI Minta Maaf soal Disertasinya
Nasib Doktoral Bahlil,...
Nasib Doktoral Bahlil, UI: Perbaikan Disertasi dan Publikasi Ilmiah Jaga Marwah Akademik
Rektor UI Tunda Kenaikan...
Rektor UI Tunda Kenaikan Pangkat Promotor hingga Kepala Prodi terkait Disertasi Bahlil
UI Belum Putuskan Sidang...
UI Belum Putuskan Sidang Ulang Disertasi Bahlil Lahadalia
Bahlil Soal Polemik...
Bahlil Soal Polemik Gelar Doktor: Saya Mahasiswa, Ikut Apa Pun Putusan UI
Rekomendasi
Meghan Markle Tolak...
Meghan Markle Tolak Memutuskan Hubungan dengan Keluarga Kerajaan
Nokia Gagal Melakukan...
Nokia Gagal Melakukan Panggilan Telepon Pertama di Bulan
Sejarah Nuzulul Quran...
Sejarah Nuzulul Qur'an dan Amalan yang Dianjurkan
Putin: Tentara Bayaran...
Putin: Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina Dianggap Teroris!
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
Prabowo Kumpulkan Para...
Prabowo Kumpulkan Para Rektor Kampus Negeri Dan Swasta Sore Ini, Bahas Apa?
Berita Terkini
10 Contoh Pantun Pembuka...
10 Contoh Pantun Pembuka untuk Buka Puasa Bersama, Check It Out
3 jam yang lalu
Dukung Akademisi, Educativa...
Dukung Akademisi, Educativa Indonesia Hadirkan Solusi Riset hingga Publikasi Ilmiah
3 jam yang lalu
Lowongan Kerja Sucofindo...
Lowongan Kerja Sucofindo di Rekrutmen Bersama BUMN 2025, IPK 2.5 Bisa Daftar
4 jam yang lalu
Ini Dua Model Pembangunan...
Ini Dua Model Pembangunan Sekolah Rakyat
11 jam yang lalu
UI Soal Desakan Pembatalan...
UI Soal Desakan Pembatalan Gelar Doktor Bahlil: Tidak Relevan
15 jam yang lalu
UI: Bahlil Belum Lulus,...
UI: Bahlil Belum Lulus, Tuntutan Pembatalan Disertasi Tidak Tepat
15 jam yang lalu
Infografis
5 Tahun Terakhir, Kelas...
5 Tahun Terakhir, Kelas Menengah Indonesia Tergerus
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved