FSRD IKJ Kembali Gelar Pameran Karya Tugas Akhir Mahasiswa di TIM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (FSRD IKJ) kembali menggelar pameran karya tugas akhir lulusan FSRD IKJ. Pameran bertema Bebas Bersyarat ini berlangsung 22-27 Agustus di Taman Ismail Marzuki (TIM) .
Pameran yang bertajuk SSN/SDS adalah bentuk pembuktian terhadap publik akan proses kerja seni rupa dan desain yang dijalankan para mahasiswa untuk menempuh jenjang Strata-1, Sarjana Desain/Sarjana Seni.
Baca juga: FSRD IKJ Gelar Seminar Internasional Bahas Seni dan Desain di Era Teknologi
Dekan FSRD IKJ, Anindyo Widito mengungkapkan pameran ini merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses pendidikan dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
“Kegiatan pameran bagi lulusan Seni Rupa dan Desain merupakan sarana yang baik untuk diapresiasi publik, khususnya para pencinta Seni Rupa dan Desain," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (23/8/2024).
Pameran kali ini mengangakat tema “Bebas Bersyarat” yang menampilkan hasil karya akhir 32 mahasiswa FSRD IKJ dari berbagai program studi seperti Seni Murni, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk Mode Busana.
Baca juga: Seminar Nasional FSRD IKJ Angkat Kolaborasi Seni Rupa dan Kearifan Lokal
“Bebas Bersyarat” memberikan kerangka berpikir terhadap pengunjung bahwa karya para perupa berkutat pada konteks yang mengatur kebebasan berkehidupan, seperti sosial, politik, ekonomi, ataupun fisiologi. Pameran mengundang agar masyarakat merenungi topik ini dan, lebih pentingnya, mendekatinya dengan pemikiran yang terbuka dan rasa ingin tahu.
Dekan FSRD IKJ berharap pameran ini dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi, bukan hanya di antara peserta, tapi juga publik umum yang akan mengapresiasi karya-karya yang akan ditampilkan nanti.
“Semoga melalui pameran ini dapat menjadi langkah awal lulusan dalam menunjukkan diri ke publik dan menjadi bagian industri kreatif yang profesional, serta menjalin hubungan dengan komunitas seni, sesama profesional, lembaga kesenian, hingga pihak pemerintah demi kelangsungan baik karier maupun di industry,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Anindyo mengatakan, semua tugas akhir mahasiswanya sudah didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham).
“Jadi dijamin tidak ada yang berani mencontek (karya tugas akhir mahasiswa) karena semua sudah ada (dasar) hukumnya,” terang Anindyo.
Pameran yang bertajuk SSN/SDS adalah bentuk pembuktian terhadap publik akan proses kerja seni rupa dan desain yang dijalankan para mahasiswa untuk menempuh jenjang Strata-1, Sarjana Desain/Sarjana Seni.
Baca juga: FSRD IKJ Gelar Seminar Internasional Bahas Seni dan Desain di Era Teknologi
Dekan FSRD IKJ, Anindyo Widito mengungkapkan pameran ini merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses pendidikan dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
“Kegiatan pameran bagi lulusan Seni Rupa dan Desain merupakan sarana yang baik untuk diapresiasi publik, khususnya para pencinta Seni Rupa dan Desain," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (23/8/2024).
Pameran kali ini mengangakat tema “Bebas Bersyarat” yang menampilkan hasil karya akhir 32 mahasiswa FSRD IKJ dari berbagai program studi seperti Seni Murni, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk Mode Busana.
Baca juga: Seminar Nasional FSRD IKJ Angkat Kolaborasi Seni Rupa dan Kearifan Lokal
“Bebas Bersyarat” memberikan kerangka berpikir terhadap pengunjung bahwa karya para perupa berkutat pada konteks yang mengatur kebebasan berkehidupan, seperti sosial, politik, ekonomi, ataupun fisiologi. Pameran mengundang agar masyarakat merenungi topik ini dan, lebih pentingnya, mendekatinya dengan pemikiran yang terbuka dan rasa ingin tahu.
Dekan FSRD IKJ berharap pameran ini dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi, bukan hanya di antara peserta, tapi juga publik umum yang akan mengapresiasi karya-karya yang akan ditampilkan nanti.
“Semoga melalui pameran ini dapat menjadi langkah awal lulusan dalam menunjukkan diri ke publik dan menjadi bagian industri kreatif yang profesional, serta menjalin hubungan dengan komunitas seni, sesama profesional, lembaga kesenian, hingga pihak pemerintah demi kelangsungan baik karier maupun di industry,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Anindyo mengatakan, semua tugas akhir mahasiswanya sudah didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham).
“Jadi dijamin tidak ada yang berani mencontek (karya tugas akhir mahasiswa) karena semua sudah ada (dasar) hukumnya,” terang Anindyo.
(nnz)