FSRD IKJ Gelar Seminar Internasional Bahas Seni dan Desain di Era Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - FSRD IKJ kembali menggelar Seminar Internasional bertajuk IC-DAD II 2024 (International Conference Dialogue on Art and Design). Seminar ini mengambil tema Arts and Designs in New Media.
Acara ini menghadirkan para pembicara dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Singapura, Belanda, dan Malaysia, untuk membahas perkembangan seni dan desain dalam era media baru.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Anindyo Widito menekankan, pesatnya perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam dunia seni dan desain. Menurutnya, seni dan desain kini tidak lagi hanya dipandang sebagai karya, tetapi juga sebagai bagian integral dari kehidupan manusia.
Baca juga: Seminar Nasional FSRD IKJ Angkat Kolaborasi Seni Rupa dan Kearifan Lokal
“Perubahan dalam seni, desain, pendidikan, sejarah, dan sosial budaya merupakan respon terhadap kemajuan teknologi yang membuka peluang baru yang positif,” ujarnya, melalui siaran pers, Selasa (20/8/2024).
Seminar ini dilatarbelakangi pemikiran bagaimana perkembangan teknologi melahirkan pula perkembangan seni dan desain yang mengkaji eksplorasi perubahan yang sejalan dengan perkembangan teknologi, keterlibatan material yang terkait dengan adanya keterikatan, keberlanjutan dalam humanisme dan kehidupan dari manusia itu sendiri.
Pada sisi lain, pemikiran ini akan melahirkan refleksi pada dimensi teknologi, sosial, politik, budaya, etika dan estetika dari sistem yang sifatnya hibrid dan multi dimensi. Selain itu, penting adanya pendekatan pada keterlibatan terhadap warisan tradisi melalui jalinan kolaborasi, aplikasi dan keahlian dalam aspek teknologi.
Anindyo juga menegaskan bahwa para seniman kini semakin memanfaatkan teknologi digital sebagai alat untuk mengekspresikan diri dan menciptakan bentuk-bentuk baru dalam seni dan desain. Hal ini mendorong pendekatan inovatif dalam menciptakan karya-karya yang mampu mendefinisikan ulang makna menjadi seniman di abad ke-21.
Baca juga: 54 Tahun IKJ dan Tantangan Sekolah Seni di Tengah Perkembangan Teknologi
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam pidato pembukanya, menekankan bahwa masa depan seni dan desain di era digital akan dibentuk oleh interaksi kompleks antara teknologi, etika, dan lingkungan. Ia menggarisbawahi pentingnya pendekatan kritis dalam menghadapi perkembangan ini, serta eksplorasi cara-cara baru dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan kreativitas, bukan sebaliknya.
Acara ini menghadirkan para pembicara dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Singapura, Belanda, dan Malaysia, untuk membahas perkembangan seni dan desain dalam era media baru.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Anindyo Widito menekankan, pesatnya perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam dunia seni dan desain. Menurutnya, seni dan desain kini tidak lagi hanya dipandang sebagai karya, tetapi juga sebagai bagian integral dari kehidupan manusia.
Baca juga: Seminar Nasional FSRD IKJ Angkat Kolaborasi Seni Rupa dan Kearifan Lokal
“Perubahan dalam seni, desain, pendidikan, sejarah, dan sosial budaya merupakan respon terhadap kemajuan teknologi yang membuka peluang baru yang positif,” ujarnya, melalui siaran pers, Selasa (20/8/2024).
Seminar ini dilatarbelakangi pemikiran bagaimana perkembangan teknologi melahirkan pula perkembangan seni dan desain yang mengkaji eksplorasi perubahan yang sejalan dengan perkembangan teknologi, keterlibatan material yang terkait dengan adanya keterikatan, keberlanjutan dalam humanisme dan kehidupan dari manusia itu sendiri.
Pada sisi lain, pemikiran ini akan melahirkan refleksi pada dimensi teknologi, sosial, politik, budaya, etika dan estetika dari sistem yang sifatnya hibrid dan multi dimensi. Selain itu, penting adanya pendekatan pada keterlibatan terhadap warisan tradisi melalui jalinan kolaborasi, aplikasi dan keahlian dalam aspek teknologi.
Anindyo juga menegaskan bahwa para seniman kini semakin memanfaatkan teknologi digital sebagai alat untuk mengekspresikan diri dan menciptakan bentuk-bentuk baru dalam seni dan desain. Hal ini mendorong pendekatan inovatif dalam menciptakan karya-karya yang mampu mendefinisikan ulang makna menjadi seniman di abad ke-21.
Baca juga: 54 Tahun IKJ dan Tantangan Sekolah Seni di Tengah Perkembangan Teknologi
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam pidato pembukanya, menekankan bahwa masa depan seni dan desain di era digital akan dibentuk oleh interaksi kompleks antara teknologi, etika, dan lingkungan. Ia menggarisbawahi pentingnya pendekatan kritis dalam menghadapi perkembangan ini, serta eksplorasi cara-cara baru dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan kreativitas, bukan sebaliknya.