Pelajar dan Pendidik Diminta Waspadai Pencurian Identitas di Dunia Maya

Rabu, 28 Agustus 2024 - 13:40 WIB
loading...
Pelajar dan Pendidik...
Untuk meningkatkan budaya literasi digital di sekolah, para pelajar dan pendidik diingatkan untuk mewaspadai pencurian identitas di dunia maya. Foto ilustrasi/Ist
A A A
TABANAN - Dunia maya atau internet kini menjadi tempat untuk bersembunyi penjahat digital. Para penjahat sering kali memanfaatkan kelengahan serta ketidaktahuan pengguna untuk melancarkan aksinya. Beberapa kejahatan digital (digital crime) yang sering terjadi ialah pencurian identitas dan penipuan online.

”Identitas yang dicuri akan disalahgunakan untuk membobol rekening atau dimanfaatkan untuk mengambil pinjaman online. Sedangkan penipu online biasanya akan meminta selfie KTP,” ujar Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Kabupaten Tabanan I Nyoman Surjana, saat tampil sebagai narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Kabupaten Tabanan, dalam keterangan resminya, Senin (28/8/2024).

Mengangkat tema ”Tips & Trik Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital”, diskusi virtual untuk segmen pendidikan ini membidik siswa sekolah dan tenaga kependidikan sebagai peserta.Mereka mengikuti webinar yang menghadirkan tiga narasumber itu dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.

Dalam diskusi daring (online) tersebut, Nyoman mengatakan, selain pencurian identitas dan penipuan online, beberapa kejahatan yang sering terjadi di dunia digital, yaitu phising (pengelabuan), SIM swap, carding, skimming, serangan ransomware, dan kejahatan konten digital.

”Dengan phising, penipu akan mengirim link palsu atau alamat website bodong. Adapun SIM swap merupakan pembajakan nomor ponsel (SIM card) untuk digunakan mengakses akun perbankan korban,” jelas I Nyoman Surjana.



Tips dan trik untuk mencegah terjadinya kejahatan digital, menurut Nyoman, buatlah sandi yang unik dan kuat, aktifkan autentifikasi dua faktor (2FA), aktifkan pembaruan otomatis, dan gunakan perangkat lunak keamanan.

”Selain itu, hindari mengklik tautan atau lampiran mencurigakan, gunakan jaringan yang aman, batasi informasi pribadi di media sosial, hindari bujukan menjual akun rekening bank atau data pribadi,” rinci Nyoman.

Di akhir paparannya, Nyoman mengingatkan para pelajar peserta diskusi untuk berhati-hati terhadap link yang mengarahkan ke situs perjudian online.

”Waspada terhadap link atau kiriman lampiran yang mengarah ke judi online. Biasanya mereka menawarkan dalam bentuk beragam game permainan seru yang membikin penasaran,” tegasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2262 seconds (0.1#10.140)