15 Contoh Teks Anekdot Singkat dalam Bahasa Indonesia Berbagai Tema, Lucu dan Menghibur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Teks anekdot adalah teks cerita yang dapat menghibur, mengundang tawa dan biasanya menceritakan tentang kejadian sehari-hari yang lucu. Teks anekdot memiliki alur yang sederhana dan berfokus kejadian tertentu.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), teks anekdot bertujuan untuk mengundang tawa bagi orang yang membacanya.
Baca juga: 10 Contoh Teks Tantangan Lengkap Beserta Strukturnya
Tak hanya itu, teks anekdot juga dapat menyindir orang atau lembaga tertentu yang dikemas dengan kalimat lucu, tetapi pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Berikut adalah 15 contoh teks anekdot singkat dalam bahasa Indonesia berbagai tema.
Cerita tentang Ilham, seorang pelajar SMA yang sedang kasmaran dengan teman sekolahnya bernama Nara.
Saat di sekolah Ilham ditanya oleh gurunya tentang mengapa dia ingin menjadi panitia acara di sekolah.
Baca juga: Dongeng Si Kancil dan Buaya Lengkap dengan Pesan Moralnya
Guru: “Ilham, mengapa kamu mau jadi panitia?”
Ilham: “Sudah jelas Bu, saya ingin bersama bersama Nara”
Guru: “Oh, Nara! Pikiranmu hanya dipenuhi oleh Nara saja,”
Setelah beberapa hari kemudian, Ilham mendaftar lomba cerdas cermat dan kedua temannya pun bertanya alasan mengapa ia ingin ikut lomba cerdas cermat.
Ahmad: “Ham, mengapa kamu ingin ikut lomba?”
Mulyono: “Ah, jelas dong. Karena kamu ingin melihat Nara kan. Benar kan,Ham?”
Ilham: “Tentu saja, bro! Nara nomor satu, selalu ada di hati,”
Suatu hari, saat Ilham sedang berada di jalan raya, dia melihat seorang nenek tua yang ingin menyeberang. Ilham dengan cepat menyeberangkan nenek tersebut ke sisi lain jalan.
Nenek: “Dek, kamu kenapa sebrangin nenek?”
Ilham: “Supaya dapat Nara, Nek.”
Nenek: “Lho tapi kan nenek ga mau nyebrang. Pie toh dek?”
Ilham: “Hehehe”
Di suatu hari di tengah hujan deras yang membuat jalanan kota banjir, Agus dan Dewi terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah.
Baca juga: 10 Contoh Teks Persuasi Singkat dalam Bahasa Indonesia Berbagai Tema
Mereka duduk di mobil Agus selama berjam-jam.
Agus akhirnya berkata dengan nada frustasi, “Ini adalah kemacetan terburuk yang pernah aku alami seumur hidup. Aku bahkan mulai merasa seperti orang-orang ini adalah saudara-saudara jauh yang datang ke pesta pernikahanku!”
Dewi tertawa dan menjawab, “Benar, Agus, tetapi setidaknya kita sudah tahu sekarang bahwa dalam pernikahan, kita bisa bertahan dalam keadaan terburuk sekali pun!”
Di tengah kelas berlangsung seorang guru sedang menjelaskan bahaya nepostime kepada murid-muridnya dan tiba-tiba salah satu murid bertanya suatu hal yang mengejutkan.
Guru: “Jadi begitu ya anak-anak, nepotisme itu sangat membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nepotisme bisa mengakibatkan kehancuran suatu negara."
Murid: “Bu, saya mau tanya, Indonesia pernah terlibat dengan nepotisme kah, bu?
Ketika pertanyaan itu ditanyakan oleh murid dan dalam waktu singkat ruangan menjadi hening. Kemudian, guru pun menghela nafas sambil memandangi kedua foto Presiden Abdul dan Wakil Presiden Ahmad di tahun 2050.
Seorang pria baru saja kemalingan motor dan melapor ke Polisi.
Pelapor: "Pak saya kemalingan."
Polisi: "Kemalingan apa?"
Pelapor: "Motor, Pak. Tapi saya beruntung Pak."
Polisi: "Kemalingan kok beruntung?"
Pelapor: "Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Karena saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya."
Polisi: "Sudah minta izin malingnya untuk merekam?"
Pelapor: "Belum pak (sambil menatap polisi dengan keheranan)
Polisi: "Itu ilegal karena melanggar UU ITE. Anda saya tangkap!"
Pelapor: “Yeuu kocak…”
Pembeli: Permisi Mbak, saya mau pesan, boleh?
Penjual Online: Oh iya boleh Mas, silahkan mau pesan apa? berapa jumlahnya?
Pembeli: Maksud saya bukan mau pesan barang Mbak.
Penjual Online: Kok gitu? Terus mau pesan apa Mas?
Pembeli: Jadi saya cuma mau pesan sama Mbak, jangan lupa makan, jaga kesehatan, dan ingat sholat lima waktu ya.
Penjual: Heheh Terima kasih
Wahyu membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali.
Akhirnya Wahyu dan penjual kue pun sama-sama berteduh. Agar tidak terlalu terasa canggung, ia pun memulai obrolan
Wahyu: “Nek, sudah lama jualan kue?”
Nenek: “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”
Wahyu kembali bertanya kepada nenek
Wahyu: “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”
Nenek: “Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah”
Wahyu pun kagum mendengar jawaban nenek itu
Wahyu: “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?”
Nenek: “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”
Di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: "Bu, ibu guru, saya mau tanya Bu!"
Guru: "Ya silahan, apa yang ingin kamu tanyakan, Pul?"
Murid: "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?"
Guru: "Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Pul."
Murid: "Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR."
Guru: “Lahh… (terkejut)”
Monyet Jantan: "Kaum manusia itu aneh, ya."
Monyet Betina: "Memangnya kenapa?"
Monyet Jantan: "Setiap orang yang dianggap jelek pasti dibilang dasar monyet."
Monyet Betina: "Terima sajalah. Itu sudah nasib kita."
Monyet Jantan: "Padahal, kaum kita enggak ada yang korupsi kolusi nepotisme dan hanya ada KKN doang."
Monyet Betina: "Sama saja kalau begitu."
Monyet Jantan: "Bukan KKN itu yang saya maksud, KKN maksudnya kesana kesini nangkring."
Monyet Betina: "Oh gitu, ya. Dasar monyet!"
Suatu hari seorang pengemis menghampiri seorang anak yang duduk di halte bis.
Pengemis: "Nak, minta sedekahnya, nak,"
Sang anak lantas merogoh saku celananya dan mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dan memberikannya kepada sang pengemis sambil berkata,
Anak: "Kembalian lima ribu ya, Pak" pinta anak tersebut. Pengemis kemudian menyodorkan mangkuk berisi uang kembalian.
Pengemis: "Ini, Nak, kembaliannya silahkan diambil."
Anak: "Tunggu Pak, ini kembaliannya kelebihan tujuh ribu,"
Pengemis: "Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah.”
Pada pagi hari yang cerah, seorang anak muda sengaja belum sarapan karena ingin membeli bubur di depan komplek. Namun, tiba-tiba ia mendengar bel pedagang roti. Tanpa pikir panjang, anak muda pun langsung menuju teras rumah untuk memanggil penjual roti keliling
Pembeli: “Bang, jual roti apa aja?”
Penjual: “Banyak macamnya mas, lihat dan pilih saja sendiri.”
Pembeli: “Ini apa, “Bang?”
Penjual: “Kalau yang ini nanas, Mas.”
Pembeli: “Kalau yang ini apa?”
Penjual “Srikaya.”
Pembeli: “Bang, kalau yang ini?”
Penjual: “Blueberry, Mas.”
Pembeli: “Lho gimana sih, terus mana rotinya, saya mau beli roti bukan buah, kok dari tadi yang disebutkan buah-buahan aja, ya udah deh saya ga jadi beli.”
Tukang roti: “Ada-aja anak muda.”
Ada dua orang sahabat lintas negara bernama Anwar dan Andrew. Mereka berdua sedang santai memperbincangkan mengenai kelucuan sebuah negara.
Anwar: “Swiss itu negara yang lucu ya.”
Andrew: “kok gitu?”
Anwar: “Ya negara Swiss mempunyai kementerian angkatan laut. Padahal mereka tidak memiliki wilayah laut.”
Mendengar ucapan Anwar, Andrew pun tertawa terbahak-bahak. Namun, Andrew segera berhenti tertawa.
Andrew: “Tapi asal negara Indonesia sepertinya lebih lucu.”
Anwar:“Lho, mengapa?”
Andrew: “Sebab negaramu punya kementerian urusan uang. Padahal, kalian tak punya uang.”
Andrew: (Terdiam).
Suatu hari di sebuah keluarga yang bahagia ada sepasang kakak beradik yang pergi untuk berkebun, namun tiba-tiba mereka pulang dengan tergesa-gesa.
Kakak : “Mah, tolong ini gawat, adik menelan kecoa mah!”
Mama : “Astaga kok bisa sih kak! Bagaimana ceritanya? Cepet kamu panggil ayah supaya ayah bawa dokter kesini,”
Kakak : “Oh kalau gitu tambah menjadi masalah bu, tunggu bentar aja kecoanya mati, soalnya kakak udah kasih adik racun anti serangga tadi,”
Indra: “Jok, kamu perhatiin deh gerak-gerik Pak Bagas, dosen ilmu politik kita.”
Tono: “Lah, emang kenapa ndra?”
Indra: “Kalau sedang mengajar, dia ga pernah berdiri lama-lama, ga pernah pergi jauh dari tempat duduk.”
Tono: “Kan beliau sudah tua, yah mungkin saja karena beliau ga kuat berdiri lama.
Indra: “Tau ga, beliau tu mirip banget sama pejabat kalau kaya gitu."
Tono: “Hah, kok pejabat, apa hubungannya?”
Indra: “Iya pejabat, ga bisa jauh dari kursi jabatannya, harus diduduki karena takut diduduki orang lain.”
Tono: “Waduh bahaya ini”
Di acara kampus, seorang mahasiswa yang cerdas tidak sengaja bertemu dengan seorang politikus terkenal.
Kemudian, mahasiswa bertanya, “Apa pendapat bapak tentang sistem pendidikan di negeri ini yang perlu diperbaiki?”
Politikus dengan sombongnya dan menjawab, “Pendidikan kita saat ini sudah sangat baik. Saya sendiri adalah produknya dan lihatlah seberapa sukses saya sekarang,”
Lalu, mahasiswa itu tersenyum dan berkata, “Tentu, pak. Namun, saat bapak lulus sekolah, kelas Etika dalam Politik kan belum diajarkan,”
Di suatu siang hari terdapat dua anak muda yang tengah bercanda di halaman rumah.
Irfan: “Rasyid, yuk kita main tebak-tebakan?
Rasyid: “Yuk”
Irfan: “Kursi-kursi apa yang bisa membuat orang lupa ketika mendudukinya?”
Rasyid: “Kursi goyang? Kursi roda?
Irfan: : “Salah”
Rasyid: “Lho salah, lalu jawabannya yang benar apa ?
Irfan: “Jawabannya yaitu kursi DPR”
Rasyid: “Maksudnya gimana ?”
Irfan: “Iyaa kursi DPR, coba kamu perhatikan aja ketika caleg sebelum menduduki kursi DPR pasti menjanjikan sesuatu, tetapi kalau sudah terpilih mendadak lupa akan janjinya.”
Rasyid: (merenung, sebab bapaknya caleg).
Itulah ulasan mengenai 15 contoh teks anekdot singkat dalam bahasa Indonesia berbagai tema. Semoga ulasan ini menjadi pengetahuanmu ya!
MG/Bramcov Stivens Situmeang
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), teks anekdot bertujuan untuk mengundang tawa bagi orang yang membacanya.
Baca juga: 10 Contoh Teks Tantangan Lengkap Beserta Strukturnya
Tak hanya itu, teks anekdot juga dapat menyindir orang atau lembaga tertentu yang dikemas dengan kalimat lucu, tetapi pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Berikut adalah 15 contoh teks anekdot singkat dalam bahasa Indonesia berbagai tema.
1. Teks Anekdot tentang Rasa Suka yang mendalam
Cerita tentang Ilham, seorang pelajar SMA yang sedang kasmaran dengan teman sekolahnya bernama Nara.
Saat di sekolah Ilham ditanya oleh gurunya tentang mengapa dia ingin menjadi panitia acara di sekolah.
Baca juga: Dongeng Si Kancil dan Buaya Lengkap dengan Pesan Moralnya
Guru: “Ilham, mengapa kamu mau jadi panitia?”
Ilham: “Sudah jelas Bu, saya ingin bersama bersama Nara”
Guru: “Oh, Nara! Pikiranmu hanya dipenuhi oleh Nara saja,”
Setelah beberapa hari kemudian, Ilham mendaftar lomba cerdas cermat dan kedua temannya pun bertanya alasan mengapa ia ingin ikut lomba cerdas cermat.
Ahmad: “Ham, mengapa kamu ingin ikut lomba?”
Mulyono: “Ah, jelas dong. Karena kamu ingin melihat Nara kan. Benar kan,Ham?”
Ilham: “Tentu saja, bro! Nara nomor satu, selalu ada di hati,”
Suatu hari, saat Ilham sedang berada di jalan raya, dia melihat seorang nenek tua yang ingin menyeberang. Ilham dengan cepat menyeberangkan nenek tersebut ke sisi lain jalan.
Nenek: “Dek, kamu kenapa sebrangin nenek?”
Ilham: “Supaya dapat Nara, Nek.”
Nenek: “Lho tapi kan nenek ga mau nyebrang. Pie toh dek?”
Ilham: “Hehehe”
2. Teks Anekdot tentang Hujan
Di suatu hari di tengah hujan deras yang membuat jalanan kota banjir, Agus dan Dewi terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah.
Baca juga: 10 Contoh Teks Persuasi Singkat dalam Bahasa Indonesia Berbagai Tema
Mereka duduk di mobil Agus selama berjam-jam.
Agus akhirnya berkata dengan nada frustasi, “Ini adalah kemacetan terburuk yang pernah aku alami seumur hidup. Aku bahkan mulai merasa seperti orang-orang ini adalah saudara-saudara jauh yang datang ke pesta pernikahanku!”
Dewi tertawa dan menjawab, “Benar, Agus, tetapi setidaknya kita sudah tahu sekarang bahwa dalam pernikahan, kita bisa bertahan dalam keadaan terburuk sekali pun!”
3. Teks Anekdot tentang Nepotisme
Di tengah kelas berlangsung seorang guru sedang menjelaskan bahaya nepostime kepada murid-muridnya dan tiba-tiba salah satu murid bertanya suatu hal yang mengejutkan.
Guru: “Jadi begitu ya anak-anak, nepotisme itu sangat membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nepotisme bisa mengakibatkan kehancuran suatu negara."
Murid: “Bu, saya mau tanya, Indonesia pernah terlibat dengan nepotisme kah, bu?
Ketika pertanyaan itu ditanyakan oleh murid dan dalam waktu singkat ruangan menjadi hening. Kemudian, guru pun menghela nafas sambil memandangi kedua foto Presiden Abdul dan Wakil Presiden Ahmad di tahun 2050.
4. Teks Anekdot tentang UU ITE
Seorang pria baru saja kemalingan motor dan melapor ke Polisi.
Pelapor: "Pak saya kemalingan."
Polisi: "Kemalingan apa?"
Pelapor: "Motor, Pak. Tapi saya beruntung Pak."
Polisi: "Kemalingan kok beruntung?"
Pelapor: "Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Karena saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya."
Polisi: "Sudah minta izin malingnya untuk merekam?"
Pelapor: "Belum pak (sambil menatap polisi dengan keheranan)
Polisi: "Itu ilegal karena melanggar UU ITE. Anda saya tangkap!"
Pelapor: “Yeuu kocak…”
5. Teks Anekdot tentang Pesan
Pembeli: Permisi Mbak, saya mau pesan, boleh?
Penjual Online: Oh iya boleh Mas, silahkan mau pesan apa? berapa jumlahnya?
Pembeli: Maksud saya bukan mau pesan barang Mbak.
Penjual Online: Kok gitu? Terus mau pesan apa Mas?
Pembeli: Jadi saya cuma mau pesan sama Mbak, jangan lupa makan, jaga kesehatan, dan ingat sholat lima waktu ya.
Penjual: Heheh Terima kasih
6. Teks Anekdot tentang Penjual Kue
Wahyu membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali.
Akhirnya Wahyu dan penjual kue pun sama-sama berteduh. Agar tidak terlalu terasa canggung, ia pun memulai obrolan
Wahyu: “Nek, sudah lama jualan kue?”
Nenek: “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”
Wahyu kembali bertanya kepada nenek
Wahyu: “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”
Nenek: “Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah”
Wahyu pun kagum mendengar jawaban nenek itu
Wahyu: “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?”
Nenek: “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”
7. Teks Anekdot tentang Murid yang Cerdas
Di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: "Bu, ibu guru, saya mau tanya Bu!"
Guru: "Ya silahan, apa yang ingin kamu tanyakan, Pul?"
Murid: "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?"
Guru: "Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Pul."
Murid: "Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR."
Guru: “Lahh… (terkejut)”
8. Teks Anekdot tentang Percakapan Antar Monyet
Monyet Jantan: "Kaum manusia itu aneh, ya."
Monyet Betina: "Memangnya kenapa?"
Monyet Jantan: "Setiap orang yang dianggap jelek pasti dibilang dasar monyet."
Monyet Betina: "Terima sajalah. Itu sudah nasib kita."
Monyet Jantan: "Padahal, kaum kita enggak ada yang korupsi kolusi nepotisme dan hanya ada KKN doang."
Monyet Betina: "Sama saja kalau begitu."
Monyet Jantan: "Bukan KKN itu yang saya maksud, KKN maksudnya kesana kesini nangkring."
Monyet Betina: "Oh gitu, ya. Dasar monyet!"
9. Teks Anekdot tentang Sedekah
Suatu hari seorang pengemis menghampiri seorang anak yang duduk di halte bis.
Pengemis: "Nak, minta sedekahnya, nak,"
Sang anak lantas merogoh saku celananya dan mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dan memberikannya kepada sang pengemis sambil berkata,
Anak: "Kembalian lima ribu ya, Pak" pinta anak tersebut. Pengemis kemudian menyodorkan mangkuk berisi uang kembalian.
Pengemis: "Ini, Nak, kembaliannya silahkan diambil."
Anak: "Tunggu Pak, ini kembaliannya kelebihan tujuh ribu,"
Pengemis: "Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah.”
10. Teks Anekdot tentang Penjual Roti Keliling
Pada pagi hari yang cerah, seorang anak muda sengaja belum sarapan karena ingin membeli bubur di depan komplek. Namun, tiba-tiba ia mendengar bel pedagang roti. Tanpa pikir panjang, anak muda pun langsung menuju teras rumah untuk memanggil penjual roti keliling
Pembeli: “Bang, jual roti apa aja?”
Penjual: “Banyak macamnya mas, lihat dan pilih saja sendiri.”
Pembeli: “Ini apa, “Bang?”
Penjual: “Kalau yang ini nanas, Mas.”
Pembeli: “Kalau yang ini apa?”
Penjual “Srikaya.”
Pembeli: “Bang, kalau yang ini?”
Penjual: “Blueberry, Mas.”
Pembeli: “Lho gimana sih, terus mana rotinya, saya mau beli roti bukan buah, kok dari tadi yang disebutkan buah-buahan aja, ya udah deh saya ga jadi beli.”
Tukang roti: “Ada-aja anak muda.”
11. Teks Anekdot tentang Kisah Pertemanan
Ada dua orang sahabat lintas negara bernama Anwar dan Andrew. Mereka berdua sedang santai memperbincangkan mengenai kelucuan sebuah negara.
Anwar: “Swiss itu negara yang lucu ya.”
Andrew: “kok gitu?”
Anwar: “Ya negara Swiss mempunyai kementerian angkatan laut. Padahal mereka tidak memiliki wilayah laut.”
Mendengar ucapan Anwar, Andrew pun tertawa terbahak-bahak. Namun, Andrew segera berhenti tertawa.
Andrew: “Tapi asal negara Indonesia sepertinya lebih lucu.”
Anwar:“Lho, mengapa?”
Andrew: “Sebab negaramu punya kementerian urusan uang. Padahal, kalian tak punya uang.”
Andrew: (Terdiam).
12. Teks Anekdot tentang Sepasang Kakak Beradik
Suatu hari di sebuah keluarga yang bahagia ada sepasang kakak beradik yang pergi untuk berkebun, namun tiba-tiba mereka pulang dengan tergesa-gesa.
Kakak : “Mah, tolong ini gawat, adik menelan kecoa mah!”
Mama : “Astaga kok bisa sih kak! Bagaimana ceritanya? Cepet kamu panggil ayah supaya ayah bawa dokter kesini,”
Kakak : “Oh kalau gitu tambah menjadi masalah bu, tunggu bentar aja kecoanya mati, soalnya kakak udah kasih adik racun anti serangga tadi,”
13. Teks Anekdot tentang Pejabat
Indra: “Jok, kamu perhatiin deh gerak-gerik Pak Bagas, dosen ilmu politik kita.”
Tono: “Lah, emang kenapa ndra?”
Indra: “Kalau sedang mengajar, dia ga pernah berdiri lama-lama, ga pernah pergi jauh dari tempat duduk.”
Tono: “Kan beliau sudah tua, yah mungkin saja karena beliau ga kuat berdiri lama.
Indra: “Tau ga, beliau tu mirip banget sama pejabat kalau kaya gitu."
Tono: “Hah, kok pejabat, apa hubungannya?”
Indra: “Iya pejabat, ga bisa jauh dari kursi jabatannya, harus diduduki karena takut diduduki orang lain.”
Tono: “Waduh bahaya ini”
14. Teks Anekdot tentang Politikus yang Sombong
Di acara kampus, seorang mahasiswa yang cerdas tidak sengaja bertemu dengan seorang politikus terkenal.
Kemudian, mahasiswa bertanya, “Apa pendapat bapak tentang sistem pendidikan di negeri ini yang perlu diperbaiki?”
Politikus dengan sombongnya dan menjawab, “Pendidikan kita saat ini sudah sangat baik. Saya sendiri adalah produknya dan lihatlah seberapa sukses saya sekarang,”
Lalu, mahasiswa itu tersenyum dan berkata, “Tentu, pak. Namun, saat bapak lulus sekolah, kelas Etika dalam Politik kan belum diajarkan,”
15. Teks Anekdot tentang Kursi Ternyaman
Di suatu siang hari terdapat dua anak muda yang tengah bercanda di halaman rumah.
Irfan: “Rasyid, yuk kita main tebak-tebakan?
Rasyid: “Yuk”
Irfan: “Kursi-kursi apa yang bisa membuat orang lupa ketika mendudukinya?”
Rasyid: “Kursi goyang? Kursi roda?
Irfan: : “Salah”
Rasyid: “Lho salah, lalu jawabannya yang benar apa ?
Irfan: “Jawabannya yaitu kursi DPR”
Rasyid: “Maksudnya gimana ?”
Irfan: “Iyaa kursi DPR, coba kamu perhatikan aja ketika caleg sebelum menduduki kursi DPR pasti menjanjikan sesuatu, tetapi kalau sudah terpilih mendadak lupa akan janjinya.”
Rasyid: (merenung, sebab bapaknya caleg).
Itulah ulasan mengenai 15 contoh teks anekdot singkat dalam bahasa Indonesia berbagai tema. Semoga ulasan ini menjadi pengetahuanmu ya!
MG/Bramcov Stivens Situmeang
(nnz)