Program Beasiswa Mencetak 1.000 Sarjana Pertanian untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

Kamis, 17 Oktober 2024 - 19:05 WIB
loading...
Program Beasiswa Mencetak...
Founder JHL Group Jerry Hermawan Lo mengagas program beasiswa untuk mencetak 1.000 sarjana pertanian. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Keterlibatan pengusaha dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi untuk semua masih sangat dibutuhkan. Terutama untuk mencetak sarjana pertanian guna ketahanan pangan di Indonesia.

Salah satunya Founder JHL Group Jerry Hermawan Lo berkomitmen untuk ikut berkontribusi menyukseskan program ketahanan pangan nasional yang menjadi program unggulan pemerintah Prabowo Subianto mendatang. Fokus JHL Group di antaranya adalah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan mencetak 1.000 sarjana pertanian dalam lima tahun ke depan.

Baca juga: Beasiswa S2 Kemenkominfo Kelas Khusus di ITB dan Telkom University Dibuka, Cek Link

Skema cerdas yang ia gagas adalah membiayai 1.000 mahasiswa Indonesia untuk bisa berkuliah hingga menjadi sarjana pertanian. Yakni dengan menyisihkan Rp20 dari tiap butir kelapa yang diolah di pabrik kelapa miliknya.

Seperti diketahui, Jerry telah memiliki sejumlah pabrik pengolahan kelapa yang dinamai Dewacoco. Sudah ada 2 pabrik yang berdiri dan akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik lainnya.

Pabrik pengolahan kelapa pertama Dewacoco terletak di Desa Goal, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Kemudian, pabrik yang kedua berada di Manado, Sulawesi Utara.

Baca juga: Jadwal Pencairan Dana KJP Bulan Oktober 2024 Sudah Diumumkan? Cek Informasinya di Sini

Selain itu, ada lagi pabrik yang bakal didirikan di Kalimantan, tetapi masih dalam proses pengembangan. Dewacoco juga sedang menjajaki rencana untuk membangun pabrik pengolahan kelapa di Kepulauan Riau. Dua pabrik tersebut ditargetkan bisa beroperasi tahun depan.

Pabrik kelapa Dewacoco mengolah kelapa-kelapa yang dibeli dari para petani, kemudian menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai tambah tinggi.

“Kalau dulu kelapa Indonesia diekspor dalam bentuk utuh (kelapa bulat), sekarang dengan pabrik ini, kami bisa olah dulu sebelum diekspor. Ini yang dinamakan hilirisasi kelapa,” kata Jerry Hermawan Lo, melalui siaran pers, Kamis (17/10/2024).

Pabrik Dewacoco di Halmahera kini bisa mengolah sekitar 100 ribu butir kelapa per hari, sedangkan pabrik yang di Manado, kini bisa mengolah 150 ribu kelapa per hari.

"Targetnya, tahun depan (2025) dari 4 pabrik yang kami miliki, bisa mengolah 500 ribu kelapa perhari. Dan akan terus ditingkatkan di tahun-tahun selanjutnya," katanya.

Jerry yang juga pengusaha otomotif nasional ini menjelaskan, Dewacoco akan menyisihkan Rp20 perbutir kelapa yang diolahnya ke Yayasan JHL Merah Putih Kasih (JHL Foundation). Uang itu nantinya akan digunakan untuk membiayai program mencetak 1.000 sarjana pertanian.

"Kita sisihkan Rp20 per kelapa. Kita buat konsepnya uang masuk ke yayasan, dalam waktu beberapa saat lagi akan kita mulai skema itu," ungkapnya.

Dengan skema tersebut, jika sehari Dewacoco bisa mengolah 500 ribu kelapa per hari, maka Dewacoco menyisihkan Rp10 juta perhari untuk pembiayaan program beasiswa mencetak 1.000 sarjana pertanian.

Artinya dengan Rp10 juta per hari, maka dalam sebulan Dewacoco menyisihkan Rp300 juta dan dalam setahun Rp3,6 miliar.

Ia yakin, konsep ini mampu membiayai 1.000 calon sarjana pertanian yang ditargetkan akan tercapai dalam jangka waktu 5 tahun mendatang.

Kesungguhannya untuk mencetak 1.000 sarjana sudah diwujudkan sepertimendirikan SMK Pertanian, membuat ladang perkebunan, dan memberi beasiswa yang mencakup uang kuliah dan uang saku kepada mahasiswa pertanian di Universitas Lampung (Unila), mahasiswa Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan (STPK) Banau Halmahera Barat dan mahasiswa S2 Institut Pertanian Bogor (IPB).

Beasiswa tersebut mencakupUang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp1 juta dan uang biaya hidup sebesar Rp500 ribu perbulan bulan.

Untuk mahasiswa Sekolah STPK Banau, Halmahera Barat tersedia beasiswa Rp2,3 juta untuk UKT per semester dan Rp250 ribu per bulan untuk biaya pondokan.

Sedangkan untuk mahasiswa S2 IPB, beasiswa yang diberikan sebesar Rp9,5 juta untuk UKT per semester dan Rp1,5 juta untuk biaya hidup per bulan.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0917 seconds (0.1#10.140)