Coding dan AI Masuk Kurikulum SD di Tahun Ajaran Baru, Strategi Pembelajaran Disiapkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelajaran coding dan AI dipastikan masuk kurikulum Sekolah Dasar (SD) Tahun Ajaran 2025/2026. Strategi pembelajarannya pun sedang disiapkan.
Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun dengan tema “Pengembangan Pembelajaran Coding dan Kecerdasan Buatan untuk Siswa Sekolah Dasar”.
Baca juga: Pelajaran Coding dan AI, Mendikdasmen: Tidak Diajarkan Mulai Kelas 1 SD, Bukan Mapel Wajib
Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif terkait dengan coding dan kecerdasan buatan (AI) yang akan dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar pada tahun pelajaran 2025-2026.
Fokus utama kegiatan ini adalah untuk memberikan keterampilan abad 21 kepada anak-anak, terutama keterampilan yang mendukung penguasaan teknologi digital yang semakin berkembang pesat.
Keberadaan teknologi seperti coding dan AI diharapkan dapat memperkuat keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital, yang sangat dibutuhkan di dunia kerja digital saat ini.
Baca juga: Gibran Minta Pelajaran Coding Diterapkan di SD hingga SMP
Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, menyampaikan pentingnya pembelajaran coding dan kecerdasan buatan sebagai bagian dari upaya mempersiapkan generasi muda yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah global. Menurutnya, dengan perkembangan pesat teknologi digital saat ini, keterampilan seperti coding dan AI akan sangat membantu anak-anak Indonesia untuk menghadapi tantangan zaman.
“Seperti yang kita ketahui, banyak negara maju sudah memulai pengajaran teknologi tinggi seperti coding dan AI sejak dini. Kami juga berencana untuk memperkenalkan pembelajaran ini mulai dari sekolah dasar, dengan rencana menjadikannya sebagai mata pelajaran pilihan pada tahun ajaran 2025-2026,” katanya melalui siaran pers, dikutip Minggu (1/12/2024).
Lebih lanjut, Mu’ti, mengatakan bahwa meskipun ada beberapa pro dan kontra terhadap kebijakan ini, kebanyakan respon positif yang diterima berasal dari pihak-pihak yang memahami pentingnya keterampilan digital bagi anak-anak Indonesia.
“Meskipun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa literasi dasar lebih penting, kami percaya bahwa penguasaan teknologi justru akan mendukung perkembangan literasi dan numerasi anak-anak kita,” imbuhnya.
Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun dengan tema “Pengembangan Pembelajaran Coding dan Kecerdasan Buatan untuk Siswa Sekolah Dasar”.
Baca juga: Pelajaran Coding dan AI, Mendikdasmen: Tidak Diajarkan Mulai Kelas 1 SD, Bukan Mapel Wajib
Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif terkait dengan coding dan kecerdasan buatan (AI) yang akan dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar pada tahun pelajaran 2025-2026.
Fokus utama kegiatan ini adalah untuk memberikan keterampilan abad 21 kepada anak-anak, terutama keterampilan yang mendukung penguasaan teknologi digital yang semakin berkembang pesat.
Keberadaan teknologi seperti coding dan AI diharapkan dapat memperkuat keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital, yang sangat dibutuhkan di dunia kerja digital saat ini.
Baca juga: Gibran Minta Pelajaran Coding Diterapkan di SD hingga SMP
Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, menyampaikan pentingnya pembelajaran coding dan kecerdasan buatan sebagai bagian dari upaya mempersiapkan generasi muda yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah global. Menurutnya, dengan perkembangan pesat teknologi digital saat ini, keterampilan seperti coding dan AI akan sangat membantu anak-anak Indonesia untuk menghadapi tantangan zaman.
“Seperti yang kita ketahui, banyak negara maju sudah memulai pengajaran teknologi tinggi seperti coding dan AI sejak dini. Kami juga berencana untuk memperkenalkan pembelajaran ini mulai dari sekolah dasar, dengan rencana menjadikannya sebagai mata pelajaran pilihan pada tahun ajaran 2025-2026,” katanya melalui siaran pers, dikutip Minggu (1/12/2024).
Lebih lanjut, Mu’ti, mengatakan bahwa meskipun ada beberapa pro dan kontra terhadap kebijakan ini, kebanyakan respon positif yang diterima berasal dari pihak-pihak yang memahami pentingnya keterampilan digital bagi anak-anak Indonesia.
“Meskipun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa literasi dasar lebih penting, kami percaya bahwa penguasaan teknologi justru akan mendukung perkembangan literasi dan numerasi anak-anak kita,” imbuhnya.