Dosen di Bali Ciptakan Teknologi Protokol New Normal

Selasa, 01 September 2020 - 13:02 WIB
loading...
Dosen di Bali Ciptakan...
Dua dosen di Bali menciptakan piranti canggih untuk membantu penerapan protokol kesehatan. Foto/Miftahul Chusna
A A A
DENPASAR - Dua dosen di Bali menciptakan piranti canggih untuk membantu penerapan protokol kesehatan. Teknologi ini memiliki empat fungsi sekaligus, yakni pengecekan suhu tubuh, deteksi penggunaan masker, hand sanitizer otomatis dan mengetahui jumlah orang di dalam gedung.

Alat bernama Automatic Inspection Gate itu diciptakan Made Adi Paramartha Putra dan Putu Satwika, dosen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara Denpasar. (Baca juga: Selama Kuliah Makan Pakai Keripik, Lulus Cum Laude dan Dapat Beasiswa S2 )

"Empat fungsi tersebut sekarang diberlakukan di banyak fasilitas umum. Cukup seorang petugas yang mengontrol empat fungsi itu dengan teknologi ini," kata Adi saat memamerkan hasil karyanya, Selasa (1/9/2020).

Dalam menciptakan karya, Adi dan Satwika dibantu seorang mahasiswanya, I Ketut Agus Juliana yang mengambil jurusan Sistem Informasi di kampus itu.

Adi menjelaskan, automatic inspection gate ini memadukan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Alat ini juga memanfaatkan sensor sebagai pengukur suhu serta kamera sebagai pendeteksi masker yang dikontrol penuh dengan menggunakan microcontroller. (Baca juga: 3 Mahasiswa UNS Menangi Innovation Concrete Competition )

Di gedung yang sudah memasang automatic inspection gate, setiap pengunjung yang akan masuk harus di-scan menggunakan teknologi ini. Jika suhu tubuh seseorang berada di bawah 37.3 serta menggunakan masker, pengunjung akan diarahkan mengisi data diri untuk mengetahui waktu kunjungan dan nomor telepon.

Dengan adanya alat ini, maka dapat mengurangi kontak antara security dengan pengujung. Security tidak perlu lagi melakukan pengecekan masker dan temperature kepada pengunjung karena telah dilakukan oleh teknologi ini. "Kapasitas orang yang ada di dalam gedung juga dapat dikontrol sehingga tidak melebihi ketentuan," papar Adi. (Baca juga: Tak Terpakai, 38.000 Tablet Dipinjamkan ke Siswa Tak Mampu untuk PJJ )

Satwika, partner Adi mengaku, satu unit prototype automatic inspection gate sudah dipasang di Kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII untuk showcase. Ke depan ia mengaku akan dibuat lagi untuk ditempatkan di kantor pemerintah kabupaten/kota di Bali. "Sejauh ini sudah ada beberapa instansi yang meminta," ungkapnya.

Ketua STMIK Primakara I Made Artana berharap makin banyak kampus yang dapat terus menghadirkan inovasi yang bisa menyelesaikan masalah nyata di masyarakat. "Semoga alat ini dapat berguna untuk membantu melakukan penyesuaian kebiasaan yang baru," kata dia.

Menurut dia, pandemi COVID-19 memberikan peluang bagi perguruan tinggi untuk berpikir lebih keras untuk memunculkan berbagai inovasi, bukan saja di sisi teknologi, tapi banyak hal bisa melahirkan pemikiran baru karena dunia yang berbeda.

Oleh karena itu, dengan adanya pandemi ini pihaknya berharap adanya pemanfaatan produk lokal. "Alih-alih membeli produk yang mahal, kenapa tidak dicoba dengan memanfaat produk lokal yang harganya lebih bersahabat," katanya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2267 seconds (0.1#10.140)