Dies Natalis ke-58 UKRIDA Perkuat Kolaborasi Kampus, Industri, dan Pemerintah
loading...
A
A
A
Komitmen UKRIDA terhadap inovasi dan pengembangan ini kemudian diimplementasikan melalui serangkaian forum kolaboratif lintas disiplin yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Selanjutnya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menyelenggarakan Seminar Nasional Economic Outlook 2025 dengan menghadirkan tokoh seperti Dr. Tauhid Ahmad (INDEF) dan Armand Hartono (Wakil Presiden Direktur BCA).
Dr. Kilala Tilaar (Martha Tilaar Group) berbagi strategi pemberdayaan UMKM dengan kolaborasinya bersama Prof. Dr. Ir. Bernard Tirtomoeljono Widjaja yang juga merupakan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA.
Usai membahas proyeksi ekonomi dan strategi 2025, kehadiran Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI Anwar Sanusi di Seminar Nasional bertema “Mencetak Tenaga Kerja Berkompeten untuk Industri 5.0” yang diselenggarakan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) juga mengurai tantangan dan peluang pengembangan sumber daya manusia di era transformasi digital.
Dalam seminar ini, Prof. Anwar memaparkan persoalan mismatch kompetensi lulusan, “Saat ini mayoritas angkatan kerja masih didominasi oleh lulusan SMP ke bawah, dan banyak yang bekerja di sektor informal. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah mismatch atau ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan dan kebutuhan industri," ujarnya.
Selain itu, Tri Munanto dari LLDIKTI Wilayah III menekankan pentingnya kolaborasi kampus-industri, “Magang dan program praktik menjadi kunci meningkatkan relevansi kurikulum.”
Sementara itu, Oki Widjaja, Direktur Utama PT Galva Technologies dan Ketua Umum Pengurus Yayasan BPTK Krida Wacana, menambahkan, “Industri membutuhkan karyawan yang berpikir kritis dan berkomitmen pada lifelong learning.” Seminar ini juga diramaikan dengan pameran inovasi mahasiswa FTIK, termasuk robotik dan solusi IoT (internet of things) untuk efisiensi industri.
Di sisi lain, Fakultas Psikologi (FPsi) mengangkat isu cyberpsychology melalui Talkshow “Beyond The Screen”. Dalam acara ini, Dr. Yasinta Astin Sokang, psikolog klinis sekaligus Dosen UKRIDA, mengingatkan pentingnya keseimbangan: “Teknologi bisa mengikis kesehatan mental jika kita kehilangan batas antara dunia maya dan nyata.”
Sementara FPSI mengupas fenomena psikologis di era digital, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISH) mengambil pendekatan berbeda dengan menghadirkan Linguafest 2025 dengan tema “Voices of Change”. FISH mengajak generasi muda mengekspresikan suara perubahan melalui gelar wicara (talk show), kompetisi Bahasa Inggris, dan pameran hasil karya mahasiswa.
FISH juga menyelenggarakan kompetisi pidato dan puisi yang melibatkan 47 sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Sementara itu, pameran Graphic Memoir karya mahasiswa juga menyoroti narasi kesehatan mental dan keberlanjutan.
Selanjutnya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menyelenggarakan Seminar Nasional Economic Outlook 2025 dengan menghadirkan tokoh seperti Dr. Tauhid Ahmad (INDEF) dan Armand Hartono (Wakil Presiden Direktur BCA).
Dr. Kilala Tilaar (Martha Tilaar Group) berbagi strategi pemberdayaan UMKM dengan kolaborasinya bersama Prof. Dr. Ir. Bernard Tirtomoeljono Widjaja yang juga merupakan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA.
Usai membahas proyeksi ekonomi dan strategi 2025, kehadiran Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI Anwar Sanusi di Seminar Nasional bertema “Mencetak Tenaga Kerja Berkompeten untuk Industri 5.0” yang diselenggarakan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) juga mengurai tantangan dan peluang pengembangan sumber daya manusia di era transformasi digital.
Dalam seminar ini, Prof. Anwar memaparkan persoalan mismatch kompetensi lulusan, “Saat ini mayoritas angkatan kerja masih didominasi oleh lulusan SMP ke bawah, dan banyak yang bekerja di sektor informal. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah mismatch atau ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan dan kebutuhan industri," ujarnya.
Selain itu, Tri Munanto dari LLDIKTI Wilayah III menekankan pentingnya kolaborasi kampus-industri, “Magang dan program praktik menjadi kunci meningkatkan relevansi kurikulum.”
Sementara itu, Oki Widjaja, Direktur Utama PT Galva Technologies dan Ketua Umum Pengurus Yayasan BPTK Krida Wacana, menambahkan, “Industri membutuhkan karyawan yang berpikir kritis dan berkomitmen pada lifelong learning.” Seminar ini juga diramaikan dengan pameran inovasi mahasiswa FTIK, termasuk robotik dan solusi IoT (internet of things) untuk efisiensi industri.
Di sisi lain, Fakultas Psikologi (FPsi) mengangkat isu cyberpsychology melalui Talkshow “Beyond The Screen”. Dalam acara ini, Dr. Yasinta Astin Sokang, psikolog klinis sekaligus Dosen UKRIDA, mengingatkan pentingnya keseimbangan: “Teknologi bisa mengikis kesehatan mental jika kita kehilangan batas antara dunia maya dan nyata.”
Sementara FPSI mengupas fenomena psikologis di era digital, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISH) mengambil pendekatan berbeda dengan menghadirkan Linguafest 2025 dengan tema “Voices of Change”. FISH mengajak generasi muda mengekspresikan suara perubahan melalui gelar wicara (talk show), kompetisi Bahasa Inggris, dan pameran hasil karya mahasiswa.
FISH juga menyelenggarakan kompetisi pidato dan puisi yang melibatkan 47 sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Sementara itu, pameran Graphic Memoir karya mahasiswa juga menyoroti narasi kesehatan mental dan keberlanjutan.
Lihat Juga :