Mudik Asyik Baca Buku, Mengisi Perjalanan Menuju Kampung Halaman dengan Literasi
loading...

Mudik Asyik Baca Buku digelar di sejumlah titik keberangkatan pemudik, salah satunya di Stasiun Gambir, Jakarta. Foto/Kemendikdasmen.
A
A
A
JAKARTA - Perjalanan mudik tidak hanya menjadi momen untuk pulang ke kampung halaman, tetapi juga kesempatan untuk menumbuhkan minat baca bagi anak-anak dan keluarga.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), menggelar program Mudik Asyik Baca Buku yang bertujuan meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat.
Tahun ini, sebanyak 20.000 buku dibagikan di berbagai stasiun, terminal, dan bandara untuk menemani perjalanan para pemudik.
Baca juga: Buku Dunia Hantu Digul dari Anies Baswedan untuk Tom Lembong di Rutan Salemba
Kegiatan ini diselenggarakan di berbagai titik strategis, seperti Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, serta Bandara Halim Perdanakusuma.
Di setiap titik, pemudik dapat menemukan gerai baca dengan koleksi buku-buku berkualitas, terutama untuk anak-anak. Selain itu, berbagai kegiatan interaktif seperti mendongeng, kuis literasi, dan edukasi membaca turut memeriahkan suasana.
Baca juga: MNC Peduli-MNC Land Lengkapi Buku Cerita SDN Ciletuh Girang Bogor dan Ajak Anak-anak Bertani
Fokus utama program ini adalah menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan menarik serta edukatif bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jauh. "Dengan adanya titik baca di lokasi-lokasi strategis ini, masyarakat dapat lebih mudah mengakses bahan bacaan berkualitas secara gratis," terang Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, melalui siaran pers, dikutip Kamis (27/3/2025).
Kepala Stasiun Gambir, Hendra, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, waktu tunggu keberangkatan dan lamanya perjalanan dapat dimanfaatkan dengan membaca buku.
“Kami sangat senang Mudik Asyik Baca Buku kembali diadakan. Saat mudik, banyak keluarga yang datang lebih awal untuk menghindari kemacetan, sehingga mereka memiliki waktu luang. Dengan adanya program ini, anak-anak dan orang tua bisa mengisinya dengan kegiatan bermanfaat seperti membaca,” ujarnya di Stasiun Gambir, dikutip Kamis (27/3/2025).
Tidak hanya itu, Stasiun Gambir juga menyediakan area bermain anak yang dilengkapi dengan berbagai buku bacaan. “Alhamdulillah, buku-buku ini menjadi daya tarik tersendiri. Tidak hanya bermain, anak-anak juga mulai menikmati buku. Ini menambah kemeriahan suasana mudik,” tambahnya.
Selain memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan, program ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara anak dan orang tua.
“Mudik adalah waktu terlama bersama keluarga. Perjalanan dengan kereta bisa mencapai 14 jam, seperti rute ke Pandalungan. Dengan adanya buku, komunikasi antara orang tua dan anak bisa lebih bermakna, tidak hanya sebatas penggunaan gadget,” ujar Hendra.
Program ini mendapat dukungan luas dari berbagai lembaga, termasuk Perpustakaan Nasional RI, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), serta komunitas dan penerbit buku. Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)Kemendikdasmen Ganjar Harimansyah menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan akses bacaan yang berkualitas kepada masyarakat.
“Kami ingin mengubah kebiasaan bermain gadget saat perjalanan menjadi kebiasaan membaca buku. Semua buku kami gratiskan, jadi silakan mampir dan memilih buku yang disukai,” katanya.
Di Stasiun Gambir, sekitar 3.400 buku telah disiapkan, dengan jumlah keseluruhan mencapai 20.000 buku di seluruh titik mudik. Buku-buku yang dibagikan sebagian besar merupakan buku anak-anak yang telah melalui proses kurasi ketat, termasuk hasil karya para pemenang sayembara menulis cerita anak dan buku-buku terjemahan dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia.
Dukungan juga datang dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daop 1 Jakarta, yang menyambut baik kegiatan ini. “Kami mengapresiasi upaya Badan Bahasa dalam menghadirkan literasi di tengah masyarakat. Dengan adanya gerai baca di stasiun, kami berharap para pemudik, terutama anak-anak, dapat menikmati perjalanan dengan cara yang lebih bermanfaat,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, turut memberikan apresiasi terhadap program ini. Menurutnya, membaca buku dapat menjadi solusi untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia.
“Buku-buku yang dibagikan sangat menarik, baik dari segi desain maupun isi cerita. Banyak cerita daerah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sejalan dengan Trigatra Bangun Bahasa: mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing,” katanya.
Dengan antusiasme tinggi dari para pemudik, program Mudik Asyik Baca Buku diharapkan dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Meskipun dampaknya terhadap peningkatan literasi tidak bisa diukur secara instan, setidaknya langkah kecil ini dapat menumbuhkan kebiasaan membaca di masyarakat.
“Setidaknya, anak-anak yang mudik tahun ini tahu bahwa ada buku yang menarik untuk dibaca, dan itu sudah menjadi langkah awal yang baik,” ujar Ganjar.
Dengan perpaduan perjalanan mudik dan literasi, diharapkan masyarakat semakin menyadari bahwa membaca bukan hanya sekadar kegiatan akademis, tetapi juga bagian dari gaya hidup yang menyenangkan dan bermanfaat bagi semua kalangan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), menggelar program Mudik Asyik Baca Buku yang bertujuan meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat.
Tahun ini, sebanyak 20.000 buku dibagikan di berbagai stasiun, terminal, dan bandara untuk menemani perjalanan para pemudik.
Baca juga: Buku Dunia Hantu Digul dari Anies Baswedan untuk Tom Lembong di Rutan Salemba
Kegiatan ini diselenggarakan di berbagai titik strategis, seperti Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, serta Bandara Halim Perdanakusuma.
Di setiap titik, pemudik dapat menemukan gerai baca dengan koleksi buku-buku berkualitas, terutama untuk anak-anak. Selain itu, berbagai kegiatan interaktif seperti mendongeng, kuis literasi, dan edukasi membaca turut memeriahkan suasana.
Baca juga: MNC Peduli-MNC Land Lengkapi Buku Cerita SDN Ciletuh Girang Bogor dan Ajak Anak-anak Bertani
Fokus utama program ini adalah menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan menarik serta edukatif bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jauh. "Dengan adanya titik baca di lokasi-lokasi strategis ini, masyarakat dapat lebih mudah mengakses bahan bacaan berkualitas secara gratis," terang Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, melalui siaran pers, dikutip Kamis (27/3/2025).
Meningkatkan Literasi di Waktu Tunggu dan Perjalanan
Kepala Stasiun Gambir, Hendra, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, waktu tunggu keberangkatan dan lamanya perjalanan dapat dimanfaatkan dengan membaca buku.
“Kami sangat senang Mudik Asyik Baca Buku kembali diadakan. Saat mudik, banyak keluarga yang datang lebih awal untuk menghindari kemacetan, sehingga mereka memiliki waktu luang. Dengan adanya program ini, anak-anak dan orang tua bisa mengisinya dengan kegiatan bermanfaat seperti membaca,” ujarnya di Stasiun Gambir, dikutip Kamis (27/3/2025).
Tidak hanya itu, Stasiun Gambir juga menyediakan area bermain anak yang dilengkapi dengan berbagai buku bacaan. “Alhamdulillah, buku-buku ini menjadi daya tarik tersendiri. Tidak hanya bermain, anak-anak juga mulai menikmati buku. Ini menambah kemeriahan suasana mudik,” tambahnya.
Selain memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan, program ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara anak dan orang tua.
“Mudik adalah waktu terlama bersama keluarga. Perjalanan dengan kereta bisa mencapai 14 jam, seperti rute ke Pandalungan. Dengan adanya buku, komunikasi antara orang tua dan anak bisa lebih bermakna, tidak hanya sebatas penggunaan gadget,” ujar Hendra.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Program ini mendapat dukungan luas dari berbagai lembaga, termasuk Perpustakaan Nasional RI, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), serta komunitas dan penerbit buku. Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)Kemendikdasmen Ganjar Harimansyah menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan akses bacaan yang berkualitas kepada masyarakat.
“Kami ingin mengubah kebiasaan bermain gadget saat perjalanan menjadi kebiasaan membaca buku. Semua buku kami gratiskan, jadi silakan mampir dan memilih buku yang disukai,” katanya.
Di Stasiun Gambir, sekitar 3.400 buku telah disiapkan, dengan jumlah keseluruhan mencapai 20.000 buku di seluruh titik mudik. Buku-buku yang dibagikan sebagian besar merupakan buku anak-anak yang telah melalui proses kurasi ketat, termasuk hasil karya para pemenang sayembara menulis cerita anak dan buku-buku terjemahan dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia.
Dukungan juga datang dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daop 1 Jakarta, yang menyambut baik kegiatan ini. “Kami mengapresiasi upaya Badan Bahasa dalam menghadirkan literasi di tengah masyarakat. Dengan adanya gerai baca di stasiun, kami berharap para pemudik, terutama anak-anak, dapat menikmati perjalanan dengan cara yang lebih bermanfaat,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko.
Harapan ke Depan
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, turut memberikan apresiasi terhadap program ini. Menurutnya, membaca buku dapat menjadi solusi untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia.
“Buku-buku yang dibagikan sangat menarik, baik dari segi desain maupun isi cerita. Banyak cerita daerah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sejalan dengan Trigatra Bangun Bahasa: mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing,” katanya.
Dengan antusiasme tinggi dari para pemudik, program Mudik Asyik Baca Buku diharapkan dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Meskipun dampaknya terhadap peningkatan literasi tidak bisa diukur secara instan, setidaknya langkah kecil ini dapat menumbuhkan kebiasaan membaca di masyarakat.
“Setidaknya, anak-anak yang mudik tahun ini tahu bahwa ada buku yang menarik untuk dibaca, dan itu sudah menjadi langkah awal yang baik,” ujar Ganjar.
Dengan perpaduan perjalanan mudik dan literasi, diharapkan masyarakat semakin menyadari bahwa membaca bukan hanya sekadar kegiatan akademis, tetapi juga bagian dari gaya hidup yang menyenangkan dan bermanfaat bagi semua kalangan.
(nnz)
Lihat Juga :