ITS-UTM Kembangkan Potensi Garam buat Baterai Lithium

Kamis, 10 September 2020 - 10:27 WIB
loading...
ITS-UTM Kembangkan Potensi Garam buat Baterai Lithium
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng meneken MoU dengan UTM terkait pengembangan Pulau Madura. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Potensi alam yang dimiliki Pulau Madura masih melimpah. Pengembangan riset dan inovasi menjadi kunci untuk bisa membawa Pulau Garam ini sebagai salah satu destinasi wisata.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) digandeng oleh Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk menjawab permasalahan di Pulau Madura, Rabu (9/9/2020).

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menuturkan, pihaknya dapat bekerja sama dengan UTM dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. (Baca juga: Dirjen Dikti: KKN Mahasiswa Wujudkan Kepedulian ke Masyarakat )

Baik ITS maupun UTM berharap agar MoU ini dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin. Selain itu, MoU ini juga diharap dapat membantu mensejahterakan masyarakat dan mengembangkan potensi yang ada di Pulau Madura.

“Saya berharap kerja sama ini dapat menjadi hal yang positif untuk ITS maupun UTM,” kata Ashari.

Ia melanjutkan, ITS memiliki sebuah penelitian yang dinilai sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Pulau Madura, yaitu pembuatan baterai lithium dari garam rakyat yang dibuat oleh Departemen Fisika ITS. Penelitian yang telah didanai oleh beberapa lembaga seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini dirasa cocok dengan kondisi Pulau Madura sebagai penghasil garam. (Baca juga: Mahasiswa UNY Olah Daun Ciplukan Jadi Krim Obat Jerawat Herbal )

Rektor UTM, Muh Syarif mengatakan, UTM telah memiliki beberapa penelitian dan inovasi. Namun hal tersebut masih diiringi dengan beberapa kendala. Di antaranya adalah kurangnya kemampuan dalam bidang teknik untuk membuat sebuah teknologi yang dapat bermanfaat untuk Pulau Madura.

“Makanya, kami mengajak ITS bekerja sama di bidang teknologi untuk membantu pengembangan potensi alam di Pulau Madura,” ujarnya.

Wakil Rektor I UTM Bidang Akademik Dr Deni Setya Bagus Yuherawan menjelaskan, seluruh kegiatan akademik UTM difokuskan pada pengembangan potensi alam yang dimiliki oleh Pulau Madura. Hal ini membuat UTM ingin melakukan kerja sama dengan ITS guna memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat bermanfaat untuk Pulau Madura.

Dari kerja sama tersebut, Deni ingin inovasi yang dilakukan kedua pihak dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat Madura dan mendongkrak prestasi ITS di kancah nasional maupun internasional.

Dekan Fakultas Pertanian UTM Ir Slamet Subari mengajukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pulau Madura. Pertama adalah penelitian pada tanaman jagung yang dilakukan UTM. Meskipun terbilang sukses, namun dalam pengaplikasiannya di lapangan, Pulau Madura memiliki kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dikarenakan banyak masyarakat Madura yang memilih untuk merantau ke luar pulau.

“Saya harap ITS memiliki sebuah teknologi tepat guna yang dapat menggantikan peran SDM yang semakin berkurang," ungkapnya.

Ia menambahkan, garam menjadi permasalahan selanjutnya. Saat ini UTM belum menemukan SDM yang dapat menurunkan satu atau sebagian dari pohon industri yang merupakan pengembangan dari kelanjutan garam tersebut. Hal tersebut membuat harga garam yang diterima oleh petani selama ini masih terlalu murah. Sehingga hal ini dinilai kurang meningkatkan kesejahteraan petani garam. UTM berharap agar ITS memiliki sebuah inovasi yang dapat membantu petani garam memilih opsi lain untuk keberlanjutan garamnya.

Tidak hanya hal-hal tersebut, ada juga beberapa tawaran yang diajukan UTM untuk ITS sebagai keberlanjutan dari MoU ini. Di antaranya adalah penelitian tentang daun kelor, adanya pertukaran mahasiswa ITS dengan mahasiswa UTM, membuat garam modifikasi, dan adanya pertukaran dosen antara ITS dengan UTM.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1117 seconds (0.1#10.140)