Kisah M Irsyad, Santri Tunanetra yang Berhasil Lolos ke Kampus Impiannya UGM

Kamis, 10 September 2020 - 20:32 WIB
loading...
Kisah M Irsyad, Santri Tunanetra yang Berhasil Lolos ke Kampus Impiannya UGM
Muhammad Irsyad, Santri Tuna netra asal Kabupaten Solok Selatan, Sumbar, yang berhasil lolos ke UGM Yogyakarta. Foto/ist
A A A
YOGYAKARTA - Ribuan mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti PPSMB yang dilangsungkan sejak Senin (7/9) hingga Oktober mendatang. Salah satu di antara mereka adalah Muhammad Irsyad, mahasiswa UGM asal Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar).

Meski terlahir dengan kebutaan total sejak kecil, ia selalu dikenal sebagai santri atau siswa yang unggul mulai jenjang MTS sampai Aliah selama mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus, Sumbar. Bahkan, Irsyad menjadi lulusan pertama dari sekolahnya yang berhasil diterima untuk berkuliah di UGM Yogyakarta.

“Untuk belajar tentu ada kesulitan-kesulitan tertentu, tapi saya ingin membuktikan kepada orang lain bahwa saya tetap bisa berprestasi walau ada keterbatasan fisik,” ucap Muhammad Irsyad, seperti dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (10/9/2020). (Baca juga: 4 Mahasiswa UNS Rancang Alat Bantu Dengar dan Bicara untuk Tunarungu )

Anak laki-laki dari pasangan Jamuhur (ayah) dan Dasniarti (ibu) ini mengaku kerap menemui kesulitan di dalam proses belajar mengajar di sekolah, terutama dalam aktivitas belajar yang mengharuskannya menggunakan buku pelajaran.

Namun, ia memiliki teman dan keluarga yang terus mendukungnya, termasuk dalam menghadapi kesulitan di dalam belajar. Bukan hanya mampu mengikuti pelajaran dengan baik, ia bahkan menjadi langganan juara kelas sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Ada teman-teman yang bantu. Saya tidak bisa membaca materi yang ada di buku, maka ditolong oleh teman yang membacakan,” kata bungsu dari enam bersaudara ini. (Baca juga: UGM Gelar Konferensi Sains Internasional secara Virtual )

Irsyad menyadari bahwa daerahnya masih menghadapi sejumlah persoalan sosial, mulai dari ketimpangan ekonomi hingga ketidakmerataan pendidikan. Karena itu ia berkeinginan untuk menempuh pendidikan yang akan menyiapkannya untuk membantu membangun daerahnya dan menjadi pembawa perubahan bagi kehidupan masyarakat setempat selepas menamatkan pendidikannya di SMA.

“Di sini banyak anak-anak yang tidak bersekolah karena kekhawatiran biaya atau kurangnya dorongan dari orang tua. Saya ingin berkontribusi untuk bisa menyelesaikan permasalahan seperti ini dan membantu masyarakat,” ungkapnya.

Memasuki tahun terakhirnya di Madrasah Aliah, Irsyad mulai berkeinginan untuk dapat berkuliah di UGM. Kedua orang tuanya sempat ragu dengan pilihan tersebut. Selama ini Irsyad memang selalu didampingi ketika beraktivitas di luar rumah sehingga mereka khawatir jika anaknya harus hidup sendiri jauh dari mereka di tempat yang baru.

Namun, Irsyad terus berusaha meyakinkan mereka, bahwa ia sudah siap untuk menghadapi tantangan yang akan muncul di kemudian hari dan akan belajar untuk hidup mandiri. Berbekal restu dari orang tua, ia pun memantapkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru di UGM. (Baca juga: Kompetisi ICStar Hackathon, Kolaborasi UI-Telkom University Raih Juara 2 )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.5032 seconds (0.1#10.140)