Pemerintah, Kenapa Bantuan Paket Kuota Tak Kunjung Datang
loading...
A
A
A
LANDAK - Selama pandemi COVID-19, belum ada bantuan pemerintah untuk anak sekolah dasar negeri (SDN) selama bersekolah di rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sementara, orang tua murid paling tidak harus menyediakan kuota internet Rp50 ribu per minggu atau Rp200 ribu sebulan.
"Seminggu paling tidak Rp50 ribu untuk kuota, memang lebih murah kalau pakai wifi, tapi di sini wifi lelet," kata Dedo orang tua murid yang anaknya kelas 3 SD Negeri di Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (12/9). (Baca juga: Baru Terdata 50 Persen, Proses Input No Ponsel Masih Terkendala )
Anaknya Dedo yang bernama Mory, selama pandemi sejak Maret lalu belajar di rumah. Menurut Dedo, guru memberikan materi pelajaran lewat WA (whats app) begitu juga dengan soal-soal ulangan bila ujian.
Kebetulan di daerah Dedo di Ngabang akses internet mobile cukup mampu membantu jalannya proses belajar mengajar lewat hape ini. Sinyal internet mobile cukup baik. (Baca juga: Segera yang Belum Kirim Data No Ponsel, Ditunggu hingga 15 September )
Sementara, kata Dedo untuk murid yang rumahnya jauh dari akses internet bahkan blank spot sama sekali, orang tua murid mendatangi guru atau sekolah seminggu sekali, setiap hari Senin. Untuk mengambil atau mengantarkan materi belajar mengajar.
"Mau tidak mau biaya internet ini cukup lumayan untuk anak saya bisa tetal belajar, infonya yang kami dengar, nanti ada bantuan pemerintah kuota gratis, dalam waktu dekat ini, tapi kami belum tau kapan dan berapa yang kami dapat," kata Dedo berharap.
Ngabang sebagai Ibu kota Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat sebagai salah satu contoh dimana tidak semua wilayahnya mampu menangkap sinyal mobile internet dengan baik dan cepat, apalagi murid yang rumahnya terletak di hutan atau di pelosok pedalaman.
"Seminggu paling tidak Rp50 ribu untuk kuota, memang lebih murah kalau pakai wifi, tapi di sini wifi lelet," kata Dedo orang tua murid yang anaknya kelas 3 SD Negeri di Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (12/9). (Baca juga: Baru Terdata 50 Persen, Proses Input No Ponsel Masih Terkendala )
Anaknya Dedo yang bernama Mory, selama pandemi sejak Maret lalu belajar di rumah. Menurut Dedo, guru memberikan materi pelajaran lewat WA (whats app) begitu juga dengan soal-soal ulangan bila ujian.
Kebetulan di daerah Dedo di Ngabang akses internet mobile cukup mampu membantu jalannya proses belajar mengajar lewat hape ini. Sinyal internet mobile cukup baik. (Baca juga: Segera yang Belum Kirim Data No Ponsel, Ditunggu hingga 15 September )
Sementara, kata Dedo untuk murid yang rumahnya jauh dari akses internet bahkan blank spot sama sekali, orang tua murid mendatangi guru atau sekolah seminggu sekali, setiap hari Senin. Untuk mengambil atau mengantarkan materi belajar mengajar.
"Mau tidak mau biaya internet ini cukup lumayan untuk anak saya bisa tetal belajar, infonya yang kami dengar, nanti ada bantuan pemerintah kuota gratis, dalam waktu dekat ini, tapi kami belum tau kapan dan berapa yang kami dapat," kata Dedo berharap.
Ngabang sebagai Ibu kota Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat sebagai salah satu contoh dimana tidak semua wilayahnya mampu menangkap sinyal mobile internet dengan baik dan cepat, apalagi murid yang rumahnya terletak di hutan atau di pelosok pedalaman.
(mpw)