Persiapan Belajar Tatap Muka di Surabaya Tinggal Finalisasi

Sabtu, 26 September 2020 - 21:14 WIB
loading...
Persiapan Belajar Tatap...
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini gelar teleconference dengan para guru pastikan kesiapan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Progres pembelajaran tatap muka di Kota Pahlawan tinggal fase final. Berbagai persiapan sudah dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat di tingkat pengajar serta peserta didik.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan semua kesiapan itu pada seluruh Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Swasta di Surabaya. Melalui video teleconference (vidcon), Risma ingin memastikan semua kesiapan sekolah dalam menyambut pendidikan tatap muka. (Baca juga: Bantuan Kuota Terbagi 2 Paket, Ini Penjelasan Mendikbud )

Risma menuturkan, pihaknya ingin guru tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama ketika berada di luar rumah. “Saya mohon bantuan semuanya agar disampaikan ke para guru. Jadi jangan bergerombol, kita tidak tahu siapa yang sakit. Mungkin kita kuat tapi yang tertular belum tentu kuat,” kata Risma, Sabtu (26/9/2020).

Ia melanjutkan, guru adalah sosok penting dalam membentuk karakter anak-anak Surabaya. Pihaknya tak ingin ada guru yang sampai sakit karena tertular COVID-19. Untuk itu, cara satu-satunya agar terhindar dari virus tersebut adalah dengan disiplin memakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan.

“Jadi karena itu saya mohon sekali dengan hormat tolong jaga jarak, gunakan masker dan rajin cuci tangan. Saya mohon dengan hormat semuanya mengikuti apa yang saya sampaikan,” ucapnya. (Baca juga: Pengamat: Perlu Ada Dewan Etis yang Mengawasi Kinerja Kemendikbud )

Sementara itu, terkait kapan rencana dibukanya belajar dan mengajar melalui tatap muka, Risma menjelaskan, sebelum kebijakan itu diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus memastikan semua warga di sekolah itu benar-benar sehat. Sebab, ia tak ingin sampai terjadi klaster di lingkungan sekolah.

“Misalnya ada satu orang siswa positif, apa gurunya nanti tidak tertular? Jadi makanya sebelum belajar tatap muka dibuka murid juga harus kita test swab semua. Jadi nanti kalau selesai guru, akan kita tes swab muridnya,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo mengatakan, saat ini untuk kajian sekolah tatap muka tinggal finalisasi. Di sisi lain, pihaknya juga menunggu perkembangan kondisi Surabaya terkait data warga confirm COVID-19. “Khususnya dalam hal ini adalah stakeholder di dalam pendidikan, yaitu guru, wali murid dan anak-anak,” kata Supomo.

Nantinya, katanya, sekolah tatap muka itu dapat dibuka bukan hanya sebatas sementara. Artinya, sekolah tatap muka dibuka dalam beberapa hari kemudian ditutup lagi. Karena itu, Pemkot Surabaya saat ini terus melakukan persiapan sedemikian rupa.

“Ketika kita sudah putuskan sekolah ini buka, maka sekolah itu dibuka seterusnya. Nah, salah satu yang kita siapkan dan telah berjalan adalah test swab kepada guru. Nanti ke depan kita juga melakukan test swab untuk anak-anak,” jelasnya.

Sebab, anak-anak dan guru adalah bagian dari sekolah. Karena itu, pihaknya ingin memastikan bahwa semua orang yang datang ke sekolah adalah mereka yang kondisinya benar-benar sehat. Sehingga ketika belajar tatap muka itu dibuka, diharapkan tidak sampai terjadi klaster di lingkungan sekolah.

Di sisi lain, Supomo menyatakan, terkait metode pembelajaran maupun tahapan protokol kesehatan di sekolah saat ini semuanya sudah disiapkan. Akan tetapi, hal yang paling utama adalah kondisi kesehatan warga sekolah, baik para guru, murid maupun orang tua.

“Kalau tidak cermat maka bisa menjadi penularan, kita khawatir di situ. Makanya, kita pastikan siapapun nanti yang akan mengikuti pendidikan tatap muka semuanya harus sehat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” jelas dia.

Mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya ini menambahkan, bahwa dalam merumuskan kajian sekolah tatap muka pihaknya juga melibatkan pakar kesehatan masyarakat dan pakar epidemiologi. Sehingga setiap masukan dari mereka itu dinilai penting dalam menyusun SOP pembelajaran di sekolah.

“Karena jumlah guru banyak, sekarang ini kita masih estafet melakukan swab kepada mereka. Kita juga melakukan pendataan kepada wali murid. Jangan sampai nanti anak pulang kemudian tertular dan keluarganya menjadi tertular juga, jangan sampai itu,” jelasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1856 seconds (0.1#10.140)