UNS Terus Kembangkan Layanan untuk Mahasiswa Disabilitas

Senin, 28 September 2020 - 11:58 WIB
loading...
UNS Terus Kembangkan Layanan untuk Mahasiswa Disabilitas
UNS terus mengembangkan layanan bagi mahasiswa disabilitas, salah satunya merintis pendirian UNS Braille Center. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) terus mengembangkan layanan bagi mahasiswa disabilitas. Mulai dari pendampingan hingga penerbitan regulasi kini UNS juga tengah merintis pendirian UNS Braille Center.

Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan, UNS memiliki komitmen untuk memberikan akses dan kesempatan yang luas bagi masyarakat yang ingin menempuh pendidikan di UNS. Termasuk bagi penyandang disabilitas. Tahun ini, katanya, sebanyak 15 mahasiswa penyandang disabilitas diterima melalui jalur disabilitas pada jenjang S1 di beberapa jurusan dan fakultas.

"Semoga kalian dapat belajar dengan baik dan lancar, dapat mengatasi segala hambatan dan kesulitan yang dialami, serta lulus tepat waktu," katanya saat membuka Pendampingan Mahasiswa Baru Disabilitas 2020 UNS melalui pidato tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (28/9). (Baca juga: UNS Terima Donasi Alkes dari Xihua University )

Jamal menjelaskan, UNS juga telah menerbitkan berbagai regulasi untuk menjamin keberlangsungan pendidikan bagi mahasiswa disabilitas. Dia menjelaskan, regulasi ini mengatur tentang mekanisme dan tata kelola dalam memberikan layanan pendidikan bagi mahasiswa disabilitas.

Diantaranya Peraturan Rektor No 21/2020 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru, SK Rektor No 1150/2020 tentang Tata Cara Penerimaan Mahasiswa Baru, dan Peraturan Rektor No 31/2020 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Program Sarjana. "Regulasi tersebut merupakan bukti bahwa UNS berkomitmen untuk mewujudkan kampus inklusi dan ramah terhadap semua," ucapnya. (Baca juga: Ciptakan Aplikasi Tebak Aksara Jawa, Mahasiswa UNS Sabet Juara 3 )

Namun tidak berhenti sampai disitu. Jamal menuturkan, UNS masih perlu membuat panduan layanan pembelajaran dan layanan kegiatan kemahasiswaan bagi mahasiswa disabilitas. Panduan ini penting bagi dosen sehingga dapat memberikan perkuliahan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Layanan bidang kemahasiswaan juga penting, katanya, sebab dapat memberi kesempatan kepada mahasiswa disabilitas untuk dilibatkan dalam berbagai organisasi kemahasiswaaan sehingga bakat dan minat mereka pun semakin terasah. UNS pun merasa bangga karena sebagian dari mahasiswa yang diterima adalah atlit disabilitas tingkat nasional dan internasional yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara.

"Ini adalah kesempatan bagi UNS untuk memberikan pendampingan yang lebih intensif agar para mahasiswa tersebut semakin berprestasi sehingga dapat melambungkan nama besar UNS di mata dunia internasional," terangnya.

Pada kesempatan ini, Jamal juga mengapresiasi kerja sama Pusat Studi Difabilitas LPPM UNS dengan Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) Kementerian Sosial yang akan melakukan rintisan pendirian pengembangan UNS Braille Center. Ide dan gagasan ini, ujarnya, akan mewujudkan karya literasi berbasis braille yang akan mendukung sarana belajar bagi para penyandang tuna netra.

Jamal berharap, Braille Center ini akan menjadi pusat pendidikan dan aksesibilitas netra melalui literasi braille bagi mahasiswa tunanetra UNS. Bahkan, jika dimungkinkan dapat digunakan bersama oleh para mahasiswa tuna netra di luar UNS.

"Braille Center ini saya harapkan bisa memperkuat layanan di Perpustakaan Pusat UNS, yang saat ini telah menyediakan ruang belajar bagi penyandang disabilitas yang bernama Disabilitas Corner," pungkasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1536 seconds (0.1#10.140)