Selalu Dicurhati Siswa dan Guru soal Mahalnya PJJ, Ini yang Dipikirkan Kemendikbud

Selasa, 29 September 2020 - 22:20 WIB
loading...
Selalu Dicurhati Siswa...
Sejumlah anak sekolah dasar mengikuti proses belajar mengajar secara tatap muka di salah satu rumah warga. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah telah meluncurkan bantuan kuota data yang akan diberikan selama empat bulan. Bantuan ini diberikan adalah agar nyala api belajar peserta didik tetap berkobar di masa pandemi COVID-19 ini.

Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, selama masa pandemi ini tidak mudah bagi semua orang untuk terus berdiam diri di rumah selama berbulan-bulan. Orang tua bekerja dari rumah sementara pelajar pun harus tetap diberi semangat untuk meraih masa depan mereka.

"Makanya Kemendikbud memikirkan apapun yang bisa kita lakukan untuk menjaga nyala api belajar peserta didik kita," katanya pada diskusi Subsidi Pulsa: Belajar Aman dan Tetap Terkoneksi dari Rumah Saja yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 via streaming Youtube, Selasa (29/9). (Baca juga: Revisi UU Sisdiknas Diminta Segera Dibahas )

Diskusi ini menghadirkan juga Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir dan juga salah seorang guru SMA Rangkasbitung di Lebak, Banten Wenny Purnama Putri.

Hasan menjelaskan, mahalnya harga kuota memang telah menjadi curahan hati para siswa dan guru di tengah PJJ ini. Oleh karena itu, jelasnya, Kemendikbud terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk terus berikhtiar menjaga generasi penerus bangsa untuk tetap belajar. (Baca juga: Kemendikbud: Aplikasi untuk Paket Kuota Belajar akan Ditambah )

Hasan menjelaskan, masa pandemi ini adalah momentum yang baik bagi semua untuk membantu dunia pendidikan. Ketika di masa sebelum pandemi ini, jelasnya, hanya kepada sekolah saja persoalan pendidikan diserahkan tetapi kini semua pihak baik orang tua, pemerintah hingga operator membantu.

"Ini momentum buat kita untuk kemudian sama-sama bisa bergandengan tangan berkolaborasi. Mari kita jaga generasi kita ini jangan sampai hilang karena pandemi. Bahwa ada kesulitan mari kita cari solusinya secara bersama-sama," terangnya.

Hasan menjelaskan, bantuan kuota data ini terbagi dua yakni kuota umum dan kuota belajar. Dia menjelaskan, dengan kuota umum yang terbatas para penerima bantuan tetap bisa membuka aplikasi lain yang menghibur. Namun karena bantuan ini untuk belajar maka kuota belajar yang diperbanyak porsinya.

Sehingga, katanya, dengan kuota belajar itu kebutuhan untuk menggunakan Whatsapp untuk berkomunikasi, Zoom atau Webex ataupun Google Meet untuk video konferensi bisa terpenuhi. "Dengan kecanggihan teknologi saat ini guru dan siswa pun bisa berinteraksi langsung dengan virtual konferensi," katanya.

Hasan menjelaskan, bantuan kuota belajar ini dibuat semudah mungkin persyaratannya agar semua bisa menerima. Asalkan nama siswa, guru, dosen dan mahasiswa tercantum namanya di Daftar Pokok Pendidikan dan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Setelah itu Kemendikbud akan bekerjasama dengan para operator seluler untuk memastikan bahwa nomor ponsel yang telah didaftarkan itu sudah aktif sehingga kuota bisa dikirim ke orang yang tepat.

Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir mengatakan, Telkomsel akan terus mendukung program ini dengan memberikan layanan penuh. Terlebih saat ini pemerintah memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia sehingga masa pembejaran di masa pandemi ini tidak boleh terhenti.

"Api belajar ini harus bisa dilaksanakan meski ada tantangan yang dihadapi siswa, guru dan juga orang tua pada pembelajaran jarak jauh ini," jelasnya.

Dharma menjelaskan, ada lima tantangan PJJ di masa pandemi ini. Pertama adalah ketersediaan akses internet. Bukan hanya akses yang tersedia namun juga harus dipastikan kualitasnya baik dan prima di seluruh Indonesia karena semua siswa berhak untuk belajar.

Tantangan kedua materi pembelajaran. Dharma mengatakan, kini materi pembelajaran tidak lagi manual disediakan sekolah melalui fotokopi atau rangkuan tulisan. Tetapi kini semua materi bisa diakses melalui konten platform digital.

Sedangkan tantangan ketiga adalah adanya kebutuhan synchronous learning melaui ruang kelas digital yang interaktif. "Tantangan keempat adalah akses yang diberikan akan tepat guna pada pembelajaran dan keikutsertaan orang tua dalam proses pembelaajaran itu," katanya.

Sedangkan tantangan PJJ di masa pandemi yang terakhir, menurut Dharma adalah, ketersediaan kuota data yang cukup dan optimal. Dia menyatakan, Telkomsel akan melakukan optimalisasi jaringan 4G dengan bandwith yang cukup besar untuk menghasilkan kualitas layanan yang prima tersebut.

Sementara Wenny Purnama Putri menuturkan, dilihat dari akses internet sekolahnya sudah siap melaksanakan PJJ. Meski dia mengungkapkan, masih ada sekolah tetangganya yang mengalami blankspot. Wenny juga berharap agar platform pembelajaran yang disediakan pemerintah bisa ditambah.

Wenny menuturkan, tidak semua siswa di daerahnya memiliki ponsel dan belum semua wilayah akses internetnya lancar. Namun dia mengapresiasi adanya platform Rumah Belajar offline untuk bisa mengakses materi pembelajaran. Oleh karena itu dia berharap pemerintah akan terus melakukan intervensi agar proses pembelajaran bisa maksimal tidak hanya di kota namun juga di daerah.

"Tentunya kami disini sebagai guru ikut berjuang menghadapi pandemi. Di tengah keterbatasan kita bagaimanapun caranya untuk terus membakar api semangat siswa-siswi untuk melakukan pembelajaran secara maksimal," pungkasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1304 seconds (0.1#10.140)