Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Gandeng GSM Kuatkan SDM SMK
loading...
A
A
A
SLEMAN - Direkorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selama tiga hari, Rabu-Jumat (30/9-2/10/2020) menyelenggarakan workshop Penguatan Eksosistem SMK melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Kaliurang Barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman.
Kegiatan bagi pengelola Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (PPMPV) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini untuk mendukung penciptaaan ekosistem pendidikan positif guna menyiapkan peserta didik SMK yang berkarakter dan sesuai kebutuhan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). (Baca juga: 34.959 Guru Honorer Segera Diangkat PPPK, Komisi X Minta Seleksi Tahap II Dipercepat )
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatak workshop ini penting. Sebab BPPMPV memiliki andil besar untuk penguatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan vokasi. Sehingga kepala BPPMPV harus memiliki visi dan mindset sebagai agen perubahan agar dapat menjadi motor penggerak di lembaganya,
“Untuk menjalankan peran sebagai agen perubahan tersebut maka diperlukan perubahan pola pikir yang revolusioner selayaknya seorang CEO perusahaan,” kata Wikan.
Selain itu agar proses link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia industri dapat selaras serta laju perkembangan industri yang cepat, maka diperlukan pendidik dan tenaga kependidikan yang selalu adaptif dengan perkembangannya. Untuk itu peran para pemimpin baik kepala balai maupun kepala SMK yang memiliki visi dan mindset selayaknya seorang CEO sangat dibutuhkan. (Baca juga: Jika Kemendikbud Ingin Sederhanakan Kurikulum, Ini Saran Komisi X DPR )
“Karena itu, saya mengapresiasi kolaborasi antara Ditjen Pendidikan Vokasi dengan GSM dalam penyelenggaraan workshop ini,” paparnya.
Pendiri GSM Muhammad Nur Rizal mengatakan selalu mendorong pendidikan yang mampu membuat siswa bisa menjadi diri sendiri dan menemukan guru yang membantu mengarahkan siswa serta mendukung suasana lingkungan belajar yang positif. Sehingga, semua elemen (guru, siswa, orang tua, pengawas dan birokaras) harus bergerak dan terlibat.
“Jadi pelaku gerakan perubahan ini adalah setiap elemen dan berharap agar semangat yang diusung gerakan ini dapat juga diterapkan di SMK,” terangnya.
Kegiatan bagi pengelola Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (PPMPV) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini untuk mendukung penciptaaan ekosistem pendidikan positif guna menyiapkan peserta didik SMK yang berkarakter dan sesuai kebutuhan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). (Baca juga: 34.959 Guru Honorer Segera Diangkat PPPK, Komisi X Minta Seleksi Tahap II Dipercepat )
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatak workshop ini penting. Sebab BPPMPV memiliki andil besar untuk penguatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan vokasi. Sehingga kepala BPPMPV harus memiliki visi dan mindset sebagai agen perubahan agar dapat menjadi motor penggerak di lembaganya,
“Untuk menjalankan peran sebagai agen perubahan tersebut maka diperlukan perubahan pola pikir yang revolusioner selayaknya seorang CEO perusahaan,” kata Wikan.
Selain itu agar proses link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia industri dapat selaras serta laju perkembangan industri yang cepat, maka diperlukan pendidik dan tenaga kependidikan yang selalu adaptif dengan perkembangannya. Untuk itu peran para pemimpin baik kepala balai maupun kepala SMK yang memiliki visi dan mindset selayaknya seorang CEO sangat dibutuhkan. (Baca juga: Jika Kemendikbud Ingin Sederhanakan Kurikulum, Ini Saran Komisi X DPR )
“Karena itu, saya mengapresiasi kolaborasi antara Ditjen Pendidikan Vokasi dengan GSM dalam penyelenggaraan workshop ini,” paparnya.
Pendiri GSM Muhammad Nur Rizal mengatakan selalu mendorong pendidikan yang mampu membuat siswa bisa menjadi diri sendiri dan menemukan guru yang membantu mengarahkan siswa serta mendukung suasana lingkungan belajar yang positif. Sehingga, semua elemen (guru, siswa, orang tua, pengawas dan birokaras) harus bergerak dan terlibat.
“Jadi pelaku gerakan perubahan ini adalah setiap elemen dan berharap agar semangat yang diusung gerakan ini dapat juga diterapkan di SMK,” terangnya.
(mpw)