Sulap Kecubung Jadi Obat Bius, Siswa MAN 1 Gresik Juarai Ajang Internasional
loading...
A
A
A
GRESIK - Pandemi COVID-19 tidak menyurutkan semangat para siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Gresik untuk menciptakan inovasi baru. Buktinya, lima siswanya berhasil meraih juara ajang Internasional Invention Festival.
Kelima siswa itu adalah, Ibrahim Al Khowwas, Maya Hafshoh, Siti Fathimatuz, Agika Putri, dan Febi Auliyah. Mereka menyingkirkan siswa-siswa dari negara lain untuk menjadi yang terbaik.
Kelima siswa kelas X, XI, dan XII itu menyandang juara karena berhasil membuat temuan baru, yakni membuat obat bius ikan dari buah kecubung. (Baca juga: Dua Sekolah di Solo Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka )
Ide obat bius ikan tersebut karena melimpahnya tanaman kecubung di Gresik. Namun, banyaknya bahan baku buah kecubung justru jarang sekali dimanfaatkan. Malahan banyak digunakan untuk kegiatan negatif seperti mabuk.
"Disitulah kami memikirkan bagaimana bisa bermanfaat. Ternyata bisa digunakan untuk obat anestesi ikan,” ujar Koordinator Tim Ibrahim Al Khowwas. (Baca juga: Kemenag, LIPI dan Nano Center Indonesia Kembangkan Madrasah Riset )
Dia menjelaskan, jika cara membuatnya cukup mudah. Buah kecubung dikupas dan diambil bijinya. Kemudian dicampur dengan alkohol 70 persen. Diaduk sekitar 30 menit dan didiamkan selama dua hari. "Setelah itu baru bisa digunakan," imbuhnya dengan rasa gembira.
Bahkan, dia bersama keempat siswa mempraktekan langsung temuan itu. Menggunakan 2 ml bius dari kecubung lalu dituangkan ke dalam air 250 ml. Kemudian ikan dimasukan. Tak butuh waktu lama, ikan tertidur sekitar 20 menit."Kerjanya 20 menit. Setelah itu ikan kembali sehat," ungkapnya.
Menurutnya, obat bius ikan ini akan dibutuhkan oleh petani tambak hingga pengusaha rumah makan ikan segar. Karena sering kali pengiriman bibit ikan belum efektif.
"Banyak bibit ikan yang mati saat pengiriman karena stres. Kalau pakai bius ini, ikannya pingsan. Dan bisa meminimalisir angka kematian bibit saat dikirim ke tambak," paparnya.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Gresik Masfuah mengapresiasi temuan anak didiknya. Bahka dia baru mengetahui setelah kelima siswanya menjadi juara. "Di tengah keterbatasan pembelajaran, para siswa tetap berinovasi," ungkapnya dengan rasa bangga.
Pihaknya berharap temuan ini bisa dikembangkan ke skala yang lebih besar. Sehingga bisa bermanfaat bagi petani tambak dan pengusaha ikan yang lain."Semoga bisa dikembangkan untuk ikan besar. Karena rumah makan itu banyak yang butuh ikan segar dalam keadaan hidup," harapnya.
Kelima siswa itu adalah, Ibrahim Al Khowwas, Maya Hafshoh, Siti Fathimatuz, Agika Putri, dan Febi Auliyah. Mereka menyingkirkan siswa-siswa dari negara lain untuk menjadi yang terbaik.
Kelima siswa kelas X, XI, dan XII itu menyandang juara karena berhasil membuat temuan baru, yakni membuat obat bius ikan dari buah kecubung. (Baca juga: Dua Sekolah di Solo Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka )
Ide obat bius ikan tersebut karena melimpahnya tanaman kecubung di Gresik. Namun, banyaknya bahan baku buah kecubung justru jarang sekali dimanfaatkan. Malahan banyak digunakan untuk kegiatan negatif seperti mabuk.
"Disitulah kami memikirkan bagaimana bisa bermanfaat. Ternyata bisa digunakan untuk obat anestesi ikan,” ujar Koordinator Tim Ibrahim Al Khowwas. (Baca juga: Kemenag, LIPI dan Nano Center Indonesia Kembangkan Madrasah Riset )
Dia menjelaskan, jika cara membuatnya cukup mudah. Buah kecubung dikupas dan diambil bijinya. Kemudian dicampur dengan alkohol 70 persen. Diaduk sekitar 30 menit dan didiamkan selama dua hari. "Setelah itu baru bisa digunakan," imbuhnya dengan rasa gembira.
Bahkan, dia bersama keempat siswa mempraktekan langsung temuan itu. Menggunakan 2 ml bius dari kecubung lalu dituangkan ke dalam air 250 ml. Kemudian ikan dimasukan. Tak butuh waktu lama, ikan tertidur sekitar 20 menit."Kerjanya 20 menit. Setelah itu ikan kembali sehat," ungkapnya.
Menurutnya, obat bius ikan ini akan dibutuhkan oleh petani tambak hingga pengusaha rumah makan ikan segar. Karena sering kali pengiriman bibit ikan belum efektif.
"Banyak bibit ikan yang mati saat pengiriman karena stres. Kalau pakai bius ini, ikannya pingsan. Dan bisa meminimalisir angka kematian bibit saat dikirim ke tambak," paparnya.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Gresik Masfuah mengapresiasi temuan anak didiknya. Bahka dia baru mengetahui setelah kelima siswanya menjadi juara. "Di tengah keterbatasan pembelajaran, para siswa tetap berinovasi," ungkapnya dengan rasa bangga.
Pihaknya berharap temuan ini bisa dikembangkan ke skala yang lebih besar. Sehingga bisa bermanfaat bagi petani tambak dan pengusaha ikan yang lain."Semoga bisa dikembangkan untuk ikan besar. Karena rumah makan itu banyak yang butuh ikan segar dalam keadaan hidup," harapnya.
(mpw)