Dua Sekolah di Solo Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
loading...
A
A
A
SOLO - Pemkot Solo mulai mempersiapkan rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk sekolah saat pandemi COVID-19. Simulasi akan dilakukan di dua sekolah menengah pertama (SMP) akhir Oktober 2020.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengatakan, simulasi di dua sekolah sudah siap dengan sarana dan prasarana belajar tatap muka new normal Pandemi COVID-19. (Baca juga: Asesmen Nasional Pengganti UN Jangan Sampai Menjadi Beban Baru )
“Proses belajar mengajar sesuai protokol kesehatan dimulai dengan simulasi dahulu selama seminggu untuk setengah kelas, dan separuhnya seminggu kemudian. Ini untuk mencegah penyebaran virus COVID-19,” kata Rudy, Jumat (9/10/2020).
Simulasi tahap awal dilakukan untuk siswa kelas 9 terlebih dahulu dan 14 hari kemudian dievaluasi.
Semua personil di sekolah termasuk guru dan semua karyawan, lanjut Rudy, lebih dulu harus menjalani rapid test sebelum dilakukan pembelajaran. Jika ditemukan ada yang reaktif, selanjutnya menjalani swab PCR. Sterilisasi semua alat belajar mengajar diperlukan juga dengan penyemprotan desinfektan. Dalam tahap awal, sekolah yang akan menjalani PTM adalah SMP Negeri 4 Solo dan dan salah satu SMP swasta. (Baca juga: Luruskan, Ini Kata Jokowi soal Komersialisasi Pendidikan di UU Ciptaker )
Kepala Dinas Pendidikan Solo Etty Retnowati mengatakan, semua mekanisme yang akan ditempuh mulai dari sosialisasi simulasi diawali dengan meminta persetujuan orang tua murid untuk anaknya ikut dalam simulasi pembelajaran PTM. “Penyiapan sekolah dari semua segi kami lakukan antara lain dengan penyusunan kurikulum penyesuaian,” terang Etty.
Kemudian, pengaturan kelas belajar, pengaturan jam belajar, penyusunan protokol berangkat dan pulang sekolah, kantin dan akses PKL luar sekolah ditutup. Juga panduan dan penyiapan CTPS di sekolah, thermo gun, penyemprotan desinfektan di lingkungan sekolah, bekal dan penyiapan kelengkapan pribadi sekolah ( APD, masker, face shield, hand sanitizer, sapu tangan pribadi), bahan sosialisasi dan media informasi serta akses layanan kesehatan terdekat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan, pihaknya akan mengkoordinasikan kebutuhan untuk cairan hand sanitizer dan desinfektan untuk mendukung simulasi dan pelaksanaan PTM. Pada sisi lain, Dinas Perhubungan diminta menyediakan transportasi angkot feeder sebanyak 121 unit untuk penjemputan anak sekolah yang tidak bisa dijemput orangtuanya karena waktu pulang sekolah pada jam kerja.
Angkot yang dipergunakan masimal diisi 6 siswa dengan pengaturan tempat duduk. Sedangkan pengemudi serta asisten pengemudi bertanggungjawab terhadap protokol kesehatan sebelum siswa naik, di dalam mobil serta saat turun dari mobil. Jika simulasi dua sekolah berjalan baik, maka akan dilanjutkan ke 23 sekolah lainnya.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengatakan, simulasi di dua sekolah sudah siap dengan sarana dan prasarana belajar tatap muka new normal Pandemi COVID-19. (Baca juga: Asesmen Nasional Pengganti UN Jangan Sampai Menjadi Beban Baru )
“Proses belajar mengajar sesuai protokol kesehatan dimulai dengan simulasi dahulu selama seminggu untuk setengah kelas, dan separuhnya seminggu kemudian. Ini untuk mencegah penyebaran virus COVID-19,” kata Rudy, Jumat (9/10/2020).
Simulasi tahap awal dilakukan untuk siswa kelas 9 terlebih dahulu dan 14 hari kemudian dievaluasi.
Semua personil di sekolah termasuk guru dan semua karyawan, lanjut Rudy, lebih dulu harus menjalani rapid test sebelum dilakukan pembelajaran. Jika ditemukan ada yang reaktif, selanjutnya menjalani swab PCR. Sterilisasi semua alat belajar mengajar diperlukan juga dengan penyemprotan desinfektan. Dalam tahap awal, sekolah yang akan menjalani PTM adalah SMP Negeri 4 Solo dan dan salah satu SMP swasta. (Baca juga: Luruskan, Ini Kata Jokowi soal Komersialisasi Pendidikan di UU Ciptaker )
Kepala Dinas Pendidikan Solo Etty Retnowati mengatakan, semua mekanisme yang akan ditempuh mulai dari sosialisasi simulasi diawali dengan meminta persetujuan orang tua murid untuk anaknya ikut dalam simulasi pembelajaran PTM. “Penyiapan sekolah dari semua segi kami lakukan antara lain dengan penyusunan kurikulum penyesuaian,” terang Etty.
Kemudian, pengaturan kelas belajar, pengaturan jam belajar, penyusunan protokol berangkat dan pulang sekolah, kantin dan akses PKL luar sekolah ditutup. Juga panduan dan penyiapan CTPS di sekolah, thermo gun, penyemprotan desinfektan di lingkungan sekolah, bekal dan penyiapan kelengkapan pribadi sekolah ( APD, masker, face shield, hand sanitizer, sapu tangan pribadi), bahan sosialisasi dan media informasi serta akses layanan kesehatan terdekat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan, pihaknya akan mengkoordinasikan kebutuhan untuk cairan hand sanitizer dan desinfektan untuk mendukung simulasi dan pelaksanaan PTM. Pada sisi lain, Dinas Perhubungan diminta menyediakan transportasi angkot feeder sebanyak 121 unit untuk penjemputan anak sekolah yang tidak bisa dijemput orangtuanya karena waktu pulang sekolah pada jam kerja.
Angkot yang dipergunakan masimal diisi 6 siswa dengan pengaturan tempat duduk. Sedangkan pengemudi serta asisten pengemudi bertanggungjawab terhadap protokol kesehatan sebelum siswa naik, di dalam mobil serta saat turun dari mobil. Jika simulasi dua sekolah berjalan baik, maka akan dilanjutkan ke 23 sekolah lainnya.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(mpw)