Jaring Talenta Bidang Sains, Kemendikbud Gelar Kompetisi Sains Nasional 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020 digelar Kemendikbud secara daring. KSN digelar untuk menjaring talenta nasional dibidang sains sehingga bisa mewakili Indonesia di kompetisi global nantinya.
Plt Kepala Pusat Prestasi Nasional (Pusprenas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Asep Sukmayadi mengatakan, KSN yang sebelumnya dikenal dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) telah diselenggarakan pemerintah sejak 20 tahun yang lalu. Asep mengatakan, ajang ini diikuti oleh siswa dan siswi Indonesia dari seluruh jenjang. Yakni mulai dari jenjang SD, SMP dan juga SMA. (Baca juga: Kampus Merdeka Picu Peningkatan Inovasi Perguruan Tinggi )
"Ajang ini telah dilaksanakan sejak 20 tahun yang lalu dengan tujuan untuk mengasah bakat dan kemampuan para siswa dibidang sains. Sekaligus untuk ajang pencarian talenta terbaik untuk diikutsertakan dalam ajang olimpiade sains tingkat dunia," kata Asep pada pembukaan Kompetisi Sains Nasional 2020 melalui streaming Youtube Kemendikbud, Senin (12/10).
Asep menjelaskan, ajang ini memperlombakan bidang studi Matematika, IPA dan IPS pada jenjang SD dan SMP. Serta pada jenjang SMA ada sembilan mata lomba yakni bidang Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Informatika, Astronomi dan Astrofisika, Geografi, Kebumian dan Ekonomi. Asep mengatakan, karena di masa pandemi COVID-19 maka KSN tahun ini diselenggarakan secara virtual baik pada tahapan seleksi dan juga kompetisi.
Seleksi telah dilakukan sejak tingkat daerah sampai ke tingkat nasional. Hari ini KSN tingkat SMA dilaksanakan hingga 17 Oktober. Lalu jenjang SD dan SMP pada 31 Oktober hingga 4 November yang akan menjadi penutup rangkaian semua jenjang. (Baca juga: Dua Sekolah di Solo Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka )
"Hal ini tentu saja memberikan pengalaman yang berharga dan tantangan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Baik oleh penyelenggara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, para juri, guru-guru sekolah dan tentu saja pengalaman tak terlupakan untuk para siswa dan orang tua yang tetap harus berada di rumah," jelas Asep.
Asep menjelaskan, hadangan yang disebabkan Pandemi COVID-19 telah mendorong diselenggarakannya berbagai ajang prestasi secara virtual. Termasuk juga KSN, katanya, termasuk ajang prestasi yang paling menantang karena dilaksanakan secara realtime atau serentak layaknya Ujian Nasional (UN). Oleh karena itu, jelasnya, KSN pun memerlukan pengelolaan yang intens baik dari aspek teknologi, aplikasi, jaringan dan adaptasi soal dimana pada level internasional pun belum pernah dilakukan.
Asep mengatakan, rangkaian seleksi KSN telah dilakukan secara online dimulai dari tingkat provinsi. Dimulai untuk jenjang SMA pada 10-14 Agustus lalu. Kemudian seleksi tingkat SD pada 5-6 Oktober dan seleksi KSN tingkat SMP akan dilaksanakan pada 14-16 Oktober.
Plt Pusprenas Kemendikbud menuturkan, tantangan paling berat adalah menjaga marwah semua proses tetap berjalan adil dan penuh integritas sementara semua peserta harus tetap berada di rumah. "Sampai sejauh ini kita patut berbangga karena tidak ada ditemukan kecurangan yang berat. Kita semua percaya pada kejujuran anak-anak Indonesia dan keluarga-keluarga Indonesia yang hebat," ujarnya.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri menjelaskan, KSN adalah upaya Kemendikbud untuk memberi pembinaan kepada peserta didik untuk membekali mereka agar memiliki kompetensi dan karakter yang unggul. Yang pada gilirannya nanti, ujar Dirjen Jumeri, para peserta baik untuk jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas yang memenangkan kompetisi ini juga akan memenangkan kompetisi sains di lingkup global.
"Kepada anak-anakku saya harapkan teruslah berprestasi setinggi-tingginya agar anak-anakku memiliki sumbangsih bagi kemajuan peradaban dunia. Sebagaimana tema KSN tahun ini Sains sebagai Jalan Peradaban dengan tagar Berprestasi Dari Rumah Jujur Itu Juara Semangat Menolak Menyerah," tutur mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Plt Kepala Pusat Prestasi Nasional (Pusprenas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Asep Sukmayadi mengatakan, KSN yang sebelumnya dikenal dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) telah diselenggarakan pemerintah sejak 20 tahun yang lalu. Asep mengatakan, ajang ini diikuti oleh siswa dan siswi Indonesia dari seluruh jenjang. Yakni mulai dari jenjang SD, SMP dan juga SMA. (Baca juga: Kampus Merdeka Picu Peningkatan Inovasi Perguruan Tinggi )
"Ajang ini telah dilaksanakan sejak 20 tahun yang lalu dengan tujuan untuk mengasah bakat dan kemampuan para siswa dibidang sains. Sekaligus untuk ajang pencarian talenta terbaik untuk diikutsertakan dalam ajang olimpiade sains tingkat dunia," kata Asep pada pembukaan Kompetisi Sains Nasional 2020 melalui streaming Youtube Kemendikbud, Senin (12/10).
Asep menjelaskan, ajang ini memperlombakan bidang studi Matematika, IPA dan IPS pada jenjang SD dan SMP. Serta pada jenjang SMA ada sembilan mata lomba yakni bidang Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Informatika, Astronomi dan Astrofisika, Geografi, Kebumian dan Ekonomi. Asep mengatakan, karena di masa pandemi COVID-19 maka KSN tahun ini diselenggarakan secara virtual baik pada tahapan seleksi dan juga kompetisi.
Seleksi telah dilakukan sejak tingkat daerah sampai ke tingkat nasional. Hari ini KSN tingkat SMA dilaksanakan hingga 17 Oktober. Lalu jenjang SD dan SMP pada 31 Oktober hingga 4 November yang akan menjadi penutup rangkaian semua jenjang. (Baca juga: Dua Sekolah di Solo Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka )
"Hal ini tentu saja memberikan pengalaman yang berharga dan tantangan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Baik oleh penyelenggara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, para juri, guru-guru sekolah dan tentu saja pengalaman tak terlupakan untuk para siswa dan orang tua yang tetap harus berada di rumah," jelas Asep.
Asep menjelaskan, hadangan yang disebabkan Pandemi COVID-19 telah mendorong diselenggarakannya berbagai ajang prestasi secara virtual. Termasuk juga KSN, katanya, termasuk ajang prestasi yang paling menantang karena dilaksanakan secara realtime atau serentak layaknya Ujian Nasional (UN). Oleh karena itu, jelasnya, KSN pun memerlukan pengelolaan yang intens baik dari aspek teknologi, aplikasi, jaringan dan adaptasi soal dimana pada level internasional pun belum pernah dilakukan.
Asep mengatakan, rangkaian seleksi KSN telah dilakukan secara online dimulai dari tingkat provinsi. Dimulai untuk jenjang SMA pada 10-14 Agustus lalu. Kemudian seleksi tingkat SD pada 5-6 Oktober dan seleksi KSN tingkat SMP akan dilaksanakan pada 14-16 Oktober.
Plt Pusprenas Kemendikbud menuturkan, tantangan paling berat adalah menjaga marwah semua proses tetap berjalan adil dan penuh integritas sementara semua peserta harus tetap berada di rumah. "Sampai sejauh ini kita patut berbangga karena tidak ada ditemukan kecurangan yang berat. Kita semua percaya pada kejujuran anak-anak Indonesia dan keluarga-keluarga Indonesia yang hebat," ujarnya.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri menjelaskan, KSN adalah upaya Kemendikbud untuk memberi pembinaan kepada peserta didik untuk membekali mereka agar memiliki kompetensi dan karakter yang unggul. Yang pada gilirannya nanti, ujar Dirjen Jumeri, para peserta baik untuk jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas yang memenangkan kompetisi ini juga akan memenangkan kompetisi sains di lingkup global.
"Kepada anak-anakku saya harapkan teruslah berprestasi setinggi-tingginya agar anak-anakku memiliki sumbangsih bagi kemajuan peradaban dunia. Sebagaimana tema KSN tahun ini Sains sebagai Jalan Peradaban dengan tagar Berprestasi Dari Rumah Jujur Itu Juara Semangat Menolak Menyerah," tutur mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah tersebut.
(mpw)