300 Proposal Penelitian Madrasah Masuk Babak Presentasi Myres 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Madrasah Young Researcher Super Camp (Myres) 2020 memasuki babak presentasi. Dari 5.600 pendaftar, setelah dilakukan penilaian oleh tim, terpilih 300 proposal penelitian dari pelajar jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang lolos dan ikut dalam tahap presentasi.
“Myres 2020 rame peminat, mencapai 5.600 proposal. Dewan Juri telah menilai proposal penelitan yang masuk, dan ditetapkan 300 proposal yang lolos tahap presentasi,” terang Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (16/10). (Baca juga: Kemenag, LIPI dan Nano Center Indonesia Kembangkan Madrasah Riset )
Myres adalah kompetisi yang digelar Kemenag untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan siswa madrasah. Selain itu, Myres bertujuan mengembangkan potensi intelektual siswa madrasah, sekaligus mendorong pencapaian hasil penelitian mereka yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.
Ajang ini kali pertama digelar tahun 2018. Saat itu, proposal yang masuk hanya 666 naskah. Tahun 2019, jumlahnya meningkat menjadi 1.018 proposal, 215 MTs dan 803 MA. Tahun 2020 naik signifikan, 2.140 MTs dan 3.460 MA. “Ini menunjukkan tradisi riset di madrasah terus bergeliat, bahkan sejak tsanawiyah," ujar Umar. (Baca juga: Kemenag: Ribuan Madrasah di Indonesia Belum Miliki Sanitasi Ideal bagi Siswa )
Menurutnya, 300 proposal terpilih ini terdiri dari 150 proposal jenjang MTs dan 150 proposal jenjang MA. Masing-masing jenjang, terbagi dalam tiga bidang dengan jumlah proposal yang sama, yaitu: Sains Matematika dan Pengembangan Teknologi (50), Sosial dan Kemanusiaan atau Sosial Dan Humaniora (50), dan Ilmu Keagamaan (50).
“Di babak selanjutnya, peserta MYRES harus menyiapkan presentasi proposal dalam bentuk slide. Presentasi akan dilaksanakan secara virtual pada 17 - 20 Oktober 2020, dengan durasi lima menit,” ujar Umar. “Presentasi mencakup latar belakang dan rumusan masalah, teori yang digunakan, serta metodologi penelitian,” lanjutnya. (Baca juga: Indosat Ooredoo dan Kemenag Adakan Madrasah Young Researcher Supercamp 2020 )
Umar menambahkan, bahan presentasi dikirim melalui emai [email protected], paling lambat 16 Oktober 2020 pukul 16.00 WIB.
Sebelumnya sinergi tiga pihak ditandai penandatanganan kerja sama oleh Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Nurul Taufiqu Rochman, dan Ketua Yayasan Pusat Penelitian dan Pengembangan Nanoteknologi Indonesia (Nano Center Indonesia) Suryandaru. Penandatanganan kerja sama berlangsung di Gedung Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI, pada Kamis (8/10). Menurut Umar, pengembangan madrasah riset ini merupakan kelanjutan dari program Myres yang sudah berlangsung dari 2018.
Umar menjelaskan, ruang lingkup perjanjian kerja sama tiga pihak ini meliputi peningkatan dan pengembangan program madrasah berbasis riset, peningkatan dan pengembangan inovasi siswa madrasah, serta peningkatan dan pengembangan produk pembelajaran sains bagi siswa madrasah. Dalam lingkup sinergi ini, terdapat juga pengembangan program pendampingan persiapan melanjutkan pendidikan di luar negeri bagi siswa madrasah. (Baca juga: Selain Dana BOP, Kemenag Juga Bantu Pesantren dan Madrasah Terdampak COVID-19 )
Pada tahun pertama, pengembangan madrasah riset ini akan difokuskan pada penelitian bidang sains. Tim Juri Myres sedang melakukan penilaian proposal Myres 2020 yang sudah masuk. Peserta terpilih akan diberi kesempatan melakukan presentasi proposal dan pendalaman materi. Mereka selanjutnya akan melakukan penelitian dan harus mempresentesikan hasil penelitiannya.“Madrasah asal dari para peserta terbaik ini akan dijadikan sebagai pilot project pendampingan dalam kerja sama ini,” jelas Umar.
Lihat Juga: Mahasiswa President University Sapu Bersih Medali di Global Hackathon Startup Competition
“Myres 2020 rame peminat, mencapai 5.600 proposal. Dewan Juri telah menilai proposal penelitan yang masuk, dan ditetapkan 300 proposal yang lolos tahap presentasi,” terang Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (16/10). (Baca juga: Kemenag, LIPI dan Nano Center Indonesia Kembangkan Madrasah Riset )
Myres adalah kompetisi yang digelar Kemenag untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan siswa madrasah. Selain itu, Myres bertujuan mengembangkan potensi intelektual siswa madrasah, sekaligus mendorong pencapaian hasil penelitian mereka yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.
Ajang ini kali pertama digelar tahun 2018. Saat itu, proposal yang masuk hanya 666 naskah. Tahun 2019, jumlahnya meningkat menjadi 1.018 proposal, 215 MTs dan 803 MA. Tahun 2020 naik signifikan, 2.140 MTs dan 3.460 MA. “Ini menunjukkan tradisi riset di madrasah terus bergeliat, bahkan sejak tsanawiyah," ujar Umar. (Baca juga: Kemenag: Ribuan Madrasah di Indonesia Belum Miliki Sanitasi Ideal bagi Siswa )
Menurutnya, 300 proposal terpilih ini terdiri dari 150 proposal jenjang MTs dan 150 proposal jenjang MA. Masing-masing jenjang, terbagi dalam tiga bidang dengan jumlah proposal yang sama, yaitu: Sains Matematika dan Pengembangan Teknologi (50), Sosial dan Kemanusiaan atau Sosial Dan Humaniora (50), dan Ilmu Keagamaan (50).
“Di babak selanjutnya, peserta MYRES harus menyiapkan presentasi proposal dalam bentuk slide. Presentasi akan dilaksanakan secara virtual pada 17 - 20 Oktober 2020, dengan durasi lima menit,” ujar Umar. “Presentasi mencakup latar belakang dan rumusan masalah, teori yang digunakan, serta metodologi penelitian,” lanjutnya. (Baca juga: Indosat Ooredoo dan Kemenag Adakan Madrasah Young Researcher Supercamp 2020 )
Umar menambahkan, bahan presentasi dikirim melalui emai [email protected], paling lambat 16 Oktober 2020 pukul 16.00 WIB.
Sebelumnya sinergi tiga pihak ditandai penandatanganan kerja sama oleh Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Nurul Taufiqu Rochman, dan Ketua Yayasan Pusat Penelitian dan Pengembangan Nanoteknologi Indonesia (Nano Center Indonesia) Suryandaru. Penandatanganan kerja sama berlangsung di Gedung Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI, pada Kamis (8/10). Menurut Umar, pengembangan madrasah riset ini merupakan kelanjutan dari program Myres yang sudah berlangsung dari 2018.
Umar menjelaskan, ruang lingkup perjanjian kerja sama tiga pihak ini meliputi peningkatan dan pengembangan program madrasah berbasis riset, peningkatan dan pengembangan inovasi siswa madrasah, serta peningkatan dan pengembangan produk pembelajaran sains bagi siswa madrasah. Dalam lingkup sinergi ini, terdapat juga pengembangan program pendampingan persiapan melanjutkan pendidikan di luar negeri bagi siswa madrasah. (Baca juga: Selain Dana BOP, Kemenag Juga Bantu Pesantren dan Madrasah Terdampak COVID-19 )
Pada tahun pertama, pengembangan madrasah riset ini akan difokuskan pada penelitian bidang sains. Tim Juri Myres sedang melakukan penilaian proposal Myres 2020 yang sudah masuk. Peserta terpilih akan diberi kesempatan melakukan presentasi proposal dan pendalaman materi. Mereka selanjutnya akan melakukan penelitian dan harus mempresentesikan hasil penelitiannya.“Madrasah asal dari para peserta terbaik ini akan dijadikan sebagai pilot project pendampingan dalam kerja sama ini,” jelas Umar.
Lihat Juga: Mahasiswa President University Sapu Bersih Medali di Global Hackathon Startup Competition
(mpw)