Rektor UI Paparkan Kontribusi Riset dan Inovasi UI untuk Perangi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) dimasa pandemi ini tetap berkontribusi membuat beberapa hasil riset dan inovasi yang terbaik untuk membantu Indonesia memerangi pandemi COVID-19.
Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, masa Pandemi COVID-19 yang menerpa Indonesia tidak membuat UI berdiam diri. UI, jelasnya, telah memberikan kontribusi dalam menghasilkan produk inovasi dan untuk menggencarkan riset guna kemandirian produk dalam negeri akan alat-alat kesehatan, obat-obatan dan juga terapi serta penunjang kesehatan lainnya yang dibutuhkan di masa pandemi COVID-19 yang masih melanda negeri ini. (Baca juga: Rektor UI: Ini 10 Kompetensi Utama yang Harus Dimiliki Mahasiswa )
"Riset dan inovasi berangkat dari kebutuhan di tengah masyarakat dan diarahkan pada hasil yang dapat dipakai langsung di dalam penanganan COVID-19," terang Rektor UI Ari Kuncoro pada Upacara Wisuda Virtual Universitas Indonesia melalui streaming Youtube Universitas Indonesia, Jumat (16/10).
Ari menjelaskan, salah satu karya UI adalah COVENT-20 yakni ventilator karya anak bangsa yang dibuat di tengah keterbasan stok ventilator impor. COVENT-20, ujarnya, menjadi bukti kerja keras para peneliti dan inovator dalam mendesain dan produksi dalam waktu yang cukup singkat yakni kurun waktu tiga bulan. Dia menerangkan, ventilator ini memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 70%. Kini, jelasnya, COVENT-20 telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dan telah didistribusikan ke rumah sakit di Indonesia.
Produk inovasi UI lainnya adalah Flocked Swab (HS 19) atau alat pengambil spesimen swab tes. Rektor melanjutkan, ada pula software yang bisa membaca hasil rontgen untuk mengantisipasi akibat COVID-19. Dan juga ada alat pelindung diri (APD) respirator pemurni udara berbentuk masker wajah bagi tenaga medis. Dia juga memaparkan adanya Portal WebGIS (peta dalam jaringan) untuk membantu pemerintah memetakan sebaran virus COVID-19 yang dapat diakses melalui komputer atau telepon seluler. (Baca juga: Berprestasi, Menristek Raih Penghargaan Internasional dari UIUC )
Ari juga menuturkan ada aplikasi mandiri resiko COVID-19 dan juga ada aplikasi SIGAP untuk mengatasi terbatasnya suplai alat kesehatan bagi tenaga medis. Selain itu UI juga meneliti penggunaan Sel Punca Mesenkim Asal Tali Pusat untuk pengobatan pasien pneumonia Covid-19. UI juga mendesain pesawat tanpa awak untuk mengawasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "UI juga mendesain kapal ambulans untuk menangani pasien Covid-19 di pulau-pulau terpencil di Indonesia," lugasnya.
Selain itu, tutur Ari, UI juga terus bergerak memberikan hasil analisis ke pemerintah melalui tim di unit sosial humaniora. Dia juga mengungkapkan bahwa para mahasiswa dan mahasiswi UI juga terlibat menjadi Relawan Covid-19. Dan tidak hanya itu, ujarnya, rumah sakit UI juga turut berkontribusi menjadi rumah sakit yang didedikasikan untuk penanganan pasien COVID-19.
"Marilah kita sama-sama bertekad untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan motivasi sebagai Dharma Bakti kepada negara Indonesia. Untuk menciptakan rakyat yang mandiri dan berdaya saing tinggi baik di era pandemi pada saat ini maupun pada masa pasca pandemi kelak," pungkasnya.
Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, masa Pandemi COVID-19 yang menerpa Indonesia tidak membuat UI berdiam diri. UI, jelasnya, telah memberikan kontribusi dalam menghasilkan produk inovasi dan untuk menggencarkan riset guna kemandirian produk dalam negeri akan alat-alat kesehatan, obat-obatan dan juga terapi serta penunjang kesehatan lainnya yang dibutuhkan di masa pandemi COVID-19 yang masih melanda negeri ini. (Baca juga: Rektor UI: Ini 10 Kompetensi Utama yang Harus Dimiliki Mahasiswa )
"Riset dan inovasi berangkat dari kebutuhan di tengah masyarakat dan diarahkan pada hasil yang dapat dipakai langsung di dalam penanganan COVID-19," terang Rektor UI Ari Kuncoro pada Upacara Wisuda Virtual Universitas Indonesia melalui streaming Youtube Universitas Indonesia, Jumat (16/10).
Ari menjelaskan, salah satu karya UI adalah COVENT-20 yakni ventilator karya anak bangsa yang dibuat di tengah keterbasan stok ventilator impor. COVENT-20, ujarnya, menjadi bukti kerja keras para peneliti dan inovator dalam mendesain dan produksi dalam waktu yang cukup singkat yakni kurun waktu tiga bulan. Dia menerangkan, ventilator ini memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 70%. Kini, jelasnya, COVENT-20 telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dan telah didistribusikan ke rumah sakit di Indonesia.
Produk inovasi UI lainnya adalah Flocked Swab (HS 19) atau alat pengambil spesimen swab tes. Rektor melanjutkan, ada pula software yang bisa membaca hasil rontgen untuk mengantisipasi akibat COVID-19. Dan juga ada alat pelindung diri (APD) respirator pemurni udara berbentuk masker wajah bagi tenaga medis. Dia juga memaparkan adanya Portal WebGIS (peta dalam jaringan) untuk membantu pemerintah memetakan sebaran virus COVID-19 yang dapat diakses melalui komputer atau telepon seluler. (Baca juga: Berprestasi, Menristek Raih Penghargaan Internasional dari UIUC )
Ari juga menuturkan ada aplikasi mandiri resiko COVID-19 dan juga ada aplikasi SIGAP untuk mengatasi terbatasnya suplai alat kesehatan bagi tenaga medis. Selain itu UI juga meneliti penggunaan Sel Punca Mesenkim Asal Tali Pusat untuk pengobatan pasien pneumonia Covid-19. UI juga mendesain pesawat tanpa awak untuk mengawasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "UI juga mendesain kapal ambulans untuk menangani pasien Covid-19 di pulau-pulau terpencil di Indonesia," lugasnya.
Selain itu, tutur Ari, UI juga terus bergerak memberikan hasil analisis ke pemerintah melalui tim di unit sosial humaniora. Dia juga mengungkapkan bahwa para mahasiswa dan mahasiswi UI juga terlibat menjadi Relawan Covid-19. Dan tidak hanya itu, ujarnya, rumah sakit UI juga turut berkontribusi menjadi rumah sakit yang didedikasikan untuk penanganan pasien COVID-19.
"Marilah kita sama-sama bertekad untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan motivasi sebagai Dharma Bakti kepada negara Indonesia. Untuk menciptakan rakyat yang mandiri dan berdaya saing tinggi baik di era pandemi pada saat ini maupun pada masa pasca pandemi kelak," pungkasnya.
(mpw)