Siswi Diduga Bunuh Diri karena PJJ, Jazilul: Ini Protes Keras Dunia Pendidikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus seorang siswi SMA di Kecamatan Mamuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, nekat bunuh diri dengan meminum racun rumput diduga mengalami depresi karena tidak kuat menjalani belajar dengan sistem online (daring), mendapatkan tanggapan dari Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.
Menurutnya, kasus ini menjadi "tamparan" atau protes keras bagi pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Sering saya sampaikan berkali-kali kepada Kementerian Pendidikan agar ada kebijakan khusus terkait dengan dunia pendidikan, waktu itu saya bilang agar anak-anak itu tidak stunting otaknya, ini bukan hanya stunting, tapi terjadi bunuh diri," ujar Gus Jazil di Wisma Syariah, Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (19/10). (Baca juga: Siswa Depresi karena PJJ Berujung Maut, KPAI: Ini Solusi yang Tepat )
Dikatakan Gus Jazil, kasus ini harus menjadi pelajaran bagi Kemendikbud. Adanya kejadian ini menunjukkan bahwa pertama, kurikulum darling dinilai belum jelas dan belum ada evaluasi secara komprehensif. Selain itu, fasilitas pendidikan daring juga dinilai belum semua kelompok masyarakat bisa mengaksesnya.
"Ini semua pendidikan kita ini tanpa skenario. Sampai ada begitu (kejadian bunuh diri) itu kan berarti tidak ada skenario. Guru juga tidak ngerti apa itu daring. Jadi maksud saya bukan minta dispensasi kemudian yang gak punya fasilitas lantas nggak sekolah," tututnya.
Dikatakan politikus PKB ini, negara memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan di tengah pandemi COVID-19. Caranya yaitu dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan keadaan. "Ini kebijakan daring ini kebijakan sporadik, masih tidak bisa dievaluasi. Maksud saya sporadik itu kurikulumnya tidak matang, fasilitasnya tidak ada, gurunya juga belum tentu bisa, siswanya atau orang tua siswa juga tidak sanggup maka ada kejadian bunuh diri. Itu menurut saya itu protes keras dunia pendidikan," pungkasnya. (Baca juga: MAN 2 Kota Malang Sabet Medali Terbanyak KSN Kemendikbud 2020 )
Diketahui, jasad seorang siswi SMA di Kecamatan Mamuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berinisial MI berusia 16 tahun itu ditemukan terbujur kaku di bawah tempat tidur di rumahnya, Sabtu (17/10). Polisi masih mendalami kasus ini.
Menurutnya, kasus ini menjadi "tamparan" atau protes keras bagi pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Sering saya sampaikan berkali-kali kepada Kementerian Pendidikan agar ada kebijakan khusus terkait dengan dunia pendidikan, waktu itu saya bilang agar anak-anak itu tidak stunting otaknya, ini bukan hanya stunting, tapi terjadi bunuh diri," ujar Gus Jazil di Wisma Syariah, Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (19/10). (Baca juga: Siswa Depresi karena PJJ Berujung Maut, KPAI: Ini Solusi yang Tepat )
Dikatakan Gus Jazil, kasus ini harus menjadi pelajaran bagi Kemendikbud. Adanya kejadian ini menunjukkan bahwa pertama, kurikulum darling dinilai belum jelas dan belum ada evaluasi secara komprehensif. Selain itu, fasilitas pendidikan daring juga dinilai belum semua kelompok masyarakat bisa mengaksesnya.
"Ini semua pendidikan kita ini tanpa skenario. Sampai ada begitu (kejadian bunuh diri) itu kan berarti tidak ada skenario. Guru juga tidak ngerti apa itu daring. Jadi maksud saya bukan minta dispensasi kemudian yang gak punya fasilitas lantas nggak sekolah," tututnya.
Dikatakan politikus PKB ini, negara memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan di tengah pandemi COVID-19. Caranya yaitu dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan keadaan. "Ini kebijakan daring ini kebijakan sporadik, masih tidak bisa dievaluasi. Maksud saya sporadik itu kurikulumnya tidak matang, fasilitasnya tidak ada, gurunya juga belum tentu bisa, siswanya atau orang tua siswa juga tidak sanggup maka ada kejadian bunuh diri. Itu menurut saya itu protes keras dunia pendidikan," pungkasnya. (Baca juga: MAN 2 Kota Malang Sabet Medali Terbanyak KSN Kemendikbud 2020 )
Diketahui, jasad seorang siswi SMA di Kecamatan Mamuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berinisial MI berusia 16 tahun itu ditemukan terbujur kaku di bawah tempat tidur di rumahnya, Sabtu (17/10). Polisi masih mendalami kasus ini.
(mpw)