Kampus Merdeka Siapkan Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Global
loading...

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam. Foto/Dok/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud melalui program Kampus Merdeka mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan global. Kampus Merdeka pun tetap menanamkan karakter Pancasila pada setiap mahasiswa.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan, saat ini dunia tengah dihadapkan perubahan teknologi yang begitu cepat sehingga diperlukan adanya pemikiran untuk menjadi inovator dan kreator dalam perubahan tersebut. (Baca juga: Merdeka Belajar Dorong Perubahan Paradigma Perguruan Tinggi )
Dalam situasi ini, lanjutnya, ditunjukkan pula pentingnya memiliki ketangkasan dan fleksibilitas dalam menghadapi dinamika perubahan yang tengah terjadi, khususnya pada masa pandemi yang memaksa setiap individu untuk beradaptasi dengan cepat.
“Dalam 10 tahun ke depan, lebih dari 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia akan hilang dan digantikan oleh smart computer, artificial intelligence, internet of things, dan big data analytics. Tapi akan muncul juga pekerjaan baru dua kali lipat lebih banyak dari yang hilang, namun pekerjaan tersebut belum ada, dan inilah yang menjadi tantangan bagi perguruan tinggi dan mahasiswa," ujarnya pada Global Ambassador Scholarship Inauguration 2020 Universitas Teknologi Sumbawa, melalui siaran pers, Jumat (6/11).
Jika perguruan tinggi tidak mampu beradaptasi, lanjut Nizam, maka Indonesia akan tertinggal dari perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi yang akan memunculkan broken link. Untuk itu perguruan tinggi perlu mendisrupsi dirinya sendiri untuk memasuki dunia pendidikan 4.0. (Baca juga: Cari Beasiswa, Kunjungi UI CSE Virtual Expo )
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan, saat ini dunia tengah dihadapkan perubahan teknologi yang begitu cepat sehingga diperlukan adanya pemikiran untuk menjadi inovator dan kreator dalam perubahan tersebut. (Baca juga: Merdeka Belajar Dorong Perubahan Paradigma Perguruan Tinggi )
Dalam situasi ini, lanjutnya, ditunjukkan pula pentingnya memiliki ketangkasan dan fleksibilitas dalam menghadapi dinamika perubahan yang tengah terjadi, khususnya pada masa pandemi yang memaksa setiap individu untuk beradaptasi dengan cepat.
“Dalam 10 tahun ke depan, lebih dari 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia akan hilang dan digantikan oleh smart computer, artificial intelligence, internet of things, dan big data analytics. Tapi akan muncul juga pekerjaan baru dua kali lipat lebih banyak dari yang hilang, namun pekerjaan tersebut belum ada, dan inilah yang menjadi tantangan bagi perguruan tinggi dan mahasiswa," ujarnya pada Global Ambassador Scholarship Inauguration 2020 Universitas Teknologi Sumbawa, melalui siaran pers, Jumat (6/11).
Jika perguruan tinggi tidak mampu beradaptasi, lanjut Nizam, maka Indonesia akan tertinggal dari perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi yang akan memunculkan broken link. Untuk itu perguruan tinggi perlu mendisrupsi dirinya sendiri untuk memasuki dunia pendidikan 4.0. (Baca juga: Cari Beasiswa, Kunjungi UI CSE Virtual Expo )
Lihat Juga :