Kukuhkan Profesor Ke-16, Ini Pesan Rektor Uhamka untuk Para Dosen Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai Universitas terakreditasi A, Uhamka terus tingkatkan dalam penambahan Guru Besar atau Profesor. Prima Gusti Yanti, wanita kelahiran Pekanbaru, 7 Agustus 1966 resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar atau Profesor yang ke-16 di UHAMKA dan ke-131 di Muhammadiyah dalam bidang ilmu pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Senin (16/11).
Pengukuhan Profesor dilaksanakan dalam sidang terbuka senat Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang dihadiri ketua LLDIKTI wilayah III Agus Setyo Budi, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Siti Muslimah Widiyastuti, ketua PWM DKI Jakarta, BPH Uhamka, pimpinan Uhamka dan tamu undangan yang mengikuti kegiatan ini secara daring. (Baca juga: HUT Ke-63, Uhamka Gelar 'Uhamka Awards 2020' untuk Apresiasi Dosen-Karyawan Berprestasi )
Dalam kegiatan ini juga dihadiri secara langsung oleh Senat Uhamka, Rektor Uhamka, dan keluarga besar Prima Gusti Yanti, dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat.
Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro dalam sambutannya mengatakan, dalam milad Uhamka ke-63 , dirinya merasa bangga dan bahagia sekaligus tertantang untuk terus melahirkan profesor-profesor berikutnya. Sehingga, peran serta Uhamka dalam meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih terasa dan nyata.
Untuk itu, Uhamka akan terus melakukan upaya dalam menghadapi tantangan tersebut sebagai rasa tanggungjawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta memperkuat kelembagaan Uhamka itu sendiri. (Baca juga: Kemendikbud Anggarkan Rp3,6 T untuk Bantuan Subsidi Upah bagi Guru dan Dosen )
“Untuk menjadi profesor tidaklah mudah untuk kita raih, tetapi juga tidak akan sulit untuk kita capai kalau kita berusaha maksimal secara sungguh-sungguh dan kerja keras semua impian dan harapan pasti bisa di dapatkan. Prof. Hj. Prima Gusti Yanti, yang hari ini dikukuhkan sebagai profesor ke-16 di Uhamka dan ke-131 di Muhammdiyah, menjadi motivasi bagi para dosen muda yang akan meraih profesor," kata Gunawan Suryoputro dalam keterangan elektronik yang diterima SINDOnews, Selasa (17/11/2020).
Prima Gusti Yanti dalam orasi ilmiahnya mengaku merasa bersyukur atas pencapaiannya sebagai peofesor. “Alahmadulillah wa Syukurillah. Berkat rahmat dan hidayah-Nya saya meraih gelar guru besar. Hal ini merupakan yang diimpikan oleh para dosen walaupun membutuhkan kerja keras dan perjuangan yang berat. Terimaksih ya Allah atas semua nikmat, kuasa, dan dan ridha yang telah Engkau limpahkan,” terang Prima.
Dalam orasi ilmiahnya yang mengangkat judul Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra Yang Bermakna, Prima menekankan pentingnya menjadikan pengajaran sastra sebagai sarana pembentukan karakter bangsa. Menurutnya, tujuan utama dari pembelajaran sastra ini ialah guna mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan, pemahaman, dan pengkhayatan yang tepat terhadap nilai-nilai yang terkandung didalam sastra itu sendiri. (Baca juga: Bisa Diakses Daring dan Luring, ITS Bangun 53 Smart Classroom )
Prima juga juga mengatakan bahwa pengajaran sastra tak hanya untuk menambah pengetahuan siswa tentang nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sastra, melainkan juga turut membantu para siswa agar dapat menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sebuah sastra.
Dia juga mengutarakan harapannya agar para siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sastra dalam kehidupan para siswa, dan dapat pula menjadi rambu pembatas dalam bertingkah laku pada masa mendatang.
Pengukuhan Profesor dilaksanakan dalam sidang terbuka senat Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang dihadiri ketua LLDIKTI wilayah III Agus Setyo Budi, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Siti Muslimah Widiyastuti, ketua PWM DKI Jakarta, BPH Uhamka, pimpinan Uhamka dan tamu undangan yang mengikuti kegiatan ini secara daring. (Baca juga: HUT Ke-63, Uhamka Gelar 'Uhamka Awards 2020' untuk Apresiasi Dosen-Karyawan Berprestasi )
Dalam kegiatan ini juga dihadiri secara langsung oleh Senat Uhamka, Rektor Uhamka, dan keluarga besar Prima Gusti Yanti, dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat.
Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro dalam sambutannya mengatakan, dalam milad Uhamka ke-63 , dirinya merasa bangga dan bahagia sekaligus tertantang untuk terus melahirkan profesor-profesor berikutnya. Sehingga, peran serta Uhamka dalam meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih terasa dan nyata.
Untuk itu, Uhamka akan terus melakukan upaya dalam menghadapi tantangan tersebut sebagai rasa tanggungjawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta memperkuat kelembagaan Uhamka itu sendiri. (Baca juga: Kemendikbud Anggarkan Rp3,6 T untuk Bantuan Subsidi Upah bagi Guru dan Dosen )
“Untuk menjadi profesor tidaklah mudah untuk kita raih, tetapi juga tidak akan sulit untuk kita capai kalau kita berusaha maksimal secara sungguh-sungguh dan kerja keras semua impian dan harapan pasti bisa di dapatkan. Prof. Hj. Prima Gusti Yanti, yang hari ini dikukuhkan sebagai profesor ke-16 di Uhamka dan ke-131 di Muhammdiyah, menjadi motivasi bagi para dosen muda yang akan meraih profesor," kata Gunawan Suryoputro dalam keterangan elektronik yang diterima SINDOnews, Selasa (17/11/2020).
Prima Gusti Yanti dalam orasi ilmiahnya mengaku merasa bersyukur atas pencapaiannya sebagai peofesor. “Alahmadulillah wa Syukurillah. Berkat rahmat dan hidayah-Nya saya meraih gelar guru besar. Hal ini merupakan yang diimpikan oleh para dosen walaupun membutuhkan kerja keras dan perjuangan yang berat. Terimaksih ya Allah atas semua nikmat, kuasa, dan dan ridha yang telah Engkau limpahkan,” terang Prima.
Dalam orasi ilmiahnya yang mengangkat judul Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra Yang Bermakna, Prima menekankan pentingnya menjadikan pengajaran sastra sebagai sarana pembentukan karakter bangsa. Menurutnya, tujuan utama dari pembelajaran sastra ini ialah guna mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan, pemahaman, dan pengkhayatan yang tepat terhadap nilai-nilai yang terkandung didalam sastra itu sendiri. (Baca juga: Bisa Diakses Daring dan Luring, ITS Bangun 53 Smart Classroom )
Prima juga juga mengatakan bahwa pengajaran sastra tak hanya untuk menambah pengetahuan siswa tentang nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sastra, melainkan juga turut membantu para siswa agar dapat menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sebuah sastra.
Dia juga mengutarakan harapannya agar para siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sastra dalam kehidupan para siswa, dan dapat pula menjadi rambu pembatas dalam bertingkah laku pada masa mendatang.
(mpw)