Kampus Merdeka, Magang Mahasiswa Bisa Disesuaikan dengan Cita-Cita
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melalui Kampus Merdeka Kemendikbud memberikan mahasiswa magang sampai dua semester. Hardskill dan softskill akan terasah. Tapi yang terpenting adalah pengalaman sebelum masuk dunia kerja yang menjadi cita-citanya sudah dialami saat kuliah.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan, kegiatan magang di tempat kerja yang bisa diambil oleh mahasiswa di tempat manapun yang dia inginkan bisa disesuaikan dengan cita-citanya di masa depan. Sehingga mahasiswa pada saat dia lulus nanti tidak kebingungan ingin bekerja dimana. (Baca juga: Kampus Merdeka Tawarkan Pengembangan Kompetensi dan Karir bagi Dosen )
"Sejak mahasiswa melangkahkan kakinya ke perguruan tinggi harusnya mulai terbentuk saya nanti akan menjadi profesional seperti apa, akan bekerja di mana, akan menjadi seperti apa, Apakah akan menjadi wirausahawan dan sebagainya," katanya pada webinar Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Pengetahuan, Kamis (19/11).
Guru besar Universitas Gadjah Mada ini menjelaskan, magang itu bisa dilakukan di perusahaan nasional dan multinasional. Atau bisa juga di kedutaan ataupun lembaga-lembaga internasional yang bereputasi baik. Mahasiswa pun bisa terjun magang di lembaga-lembaga sosial. Nizam menekankan, lokasi magang yang diambil mahasiswa harus sesuai dengan minatnya.
Hal ini penting, ujar Nizam, sebab ketika seseorang itu magang maka mahasiswa bisa mendapatkan kompetensinya sebelum dia lulus. Mahasiswa yang ingin bekerja di perusahaan multinasional misalnya, bisa tahu apa saja kriteria kompetensi yang dibutuhkan misalnya harus menguasai bahasa Inggris untuk berkomunikasi. (Baca juga: 3 Mahasiswa ITS Gagas Smart Charging Station Ramah Lingkungan )
"Jadi magang sesuai dengan passionnya. Ketika mengajar di sekolah, mahasiswa yang bercita-cita menjadi guru dan dosen merasakan bagaimana mendidik, bagaimana interaksi dengan siswa dan sebagainya," ujarnya.
Mantan Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan Kemendikbud ini menjelaskan, melalui program Kampus Merdeka maka diharapkan hardskill mahasiswa akan lebih terasah. Begitupula softskill juga akan lebih terasah karena mereka langsung berkomunikasi di dunia kerja yang akan mereka masuki. Lifeskill juga akan lebih tajam, kataya, dibandingkan jika mahasiswa itu hanya mendapatkan pembelajaran di dalam kampus.
Nizam menuturkan, mahasiswa juga akan bisa membangun jaringan untuk dunia profesinya nanti. Jaringan dan pengalaman selama magang itupun bisa menjadi bagian portofolio untuk memasuki dunia kerjanya dan menjadi modal yang akan diminati oleh perusahaan atau tempat kerja yang akan menjadi masa depannya nanti. (Baca juga: Rektor Uhamka: Jadilah Alumni Pemberi Solusi, Penyejuk dan Penerang )
"Sehingga kita akan menghasilkan profesional yang unggul, enterpreneur tangguh, sociopreneur yang punya empati besar dan jiwa sosial tinggi, punya kreativitas yang tinggi. Maupun menjadi saintis yang lebih siap. Ketika lulus menjadi birokrat, politisi dan jutaan pekerjaan lain yang akan lebih siap," pungkasnya.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan, kegiatan magang di tempat kerja yang bisa diambil oleh mahasiswa di tempat manapun yang dia inginkan bisa disesuaikan dengan cita-citanya di masa depan. Sehingga mahasiswa pada saat dia lulus nanti tidak kebingungan ingin bekerja dimana. (Baca juga: Kampus Merdeka Tawarkan Pengembangan Kompetensi dan Karir bagi Dosen )
"Sejak mahasiswa melangkahkan kakinya ke perguruan tinggi harusnya mulai terbentuk saya nanti akan menjadi profesional seperti apa, akan bekerja di mana, akan menjadi seperti apa, Apakah akan menjadi wirausahawan dan sebagainya," katanya pada webinar Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Pengetahuan, Kamis (19/11).
Guru besar Universitas Gadjah Mada ini menjelaskan, magang itu bisa dilakukan di perusahaan nasional dan multinasional. Atau bisa juga di kedutaan ataupun lembaga-lembaga internasional yang bereputasi baik. Mahasiswa pun bisa terjun magang di lembaga-lembaga sosial. Nizam menekankan, lokasi magang yang diambil mahasiswa harus sesuai dengan minatnya.
Hal ini penting, ujar Nizam, sebab ketika seseorang itu magang maka mahasiswa bisa mendapatkan kompetensinya sebelum dia lulus. Mahasiswa yang ingin bekerja di perusahaan multinasional misalnya, bisa tahu apa saja kriteria kompetensi yang dibutuhkan misalnya harus menguasai bahasa Inggris untuk berkomunikasi. (Baca juga: 3 Mahasiswa ITS Gagas Smart Charging Station Ramah Lingkungan )
"Jadi magang sesuai dengan passionnya. Ketika mengajar di sekolah, mahasiswa yang bercita-cita menjadi guru dan dosen merasakan bagaimana mendidik, bagaimana interaksi dengan siswa dan sebagainya," ujarnya.
Mantan Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan Kemendikbud ini menjelaskan, melalui program Kampus Merdeka maka diharapkan hardskill mahasiswa akan lebih terasah. Begitupula softskill juga akan lebih terasah karena mereka langsung berkomunikasi di dunia kerja yang akan mereka masuki. Lifeskill juga akan lebih tajam, kataya, dibandingkan jika mahasiswa itu hanya mendapatkan pembelajaran di dalam kampus.
Nizam menuturkan, mahasiswa juga akan bisa membangun jaringan untuk dunia profesinya nanti. Jaringan dan pengalaman selama magang itupun bisa menjadi bagian portofolio untuk memasuki dunia kerjanya dan menjadi modal yang akan diminati oleh perusahaan atau tempat kerja yang akan menjadi masa depannya nanti. (Baca juga: Rektor Uhamka: Jadilah Alumni Pemberi Solusi, Penyejuk dan Penerang )
"Sehingga kita akan menghasilkan profesional yang unggul, enterpreneur tangguh, sociopreneur yang punya empati besar dan jiwa sosial tinggi, punya kreativitas yang tinggi. Maupun menjadi saintis yang lebih siap. Ketika lulus menjadi birokrat, politisi dan jutaan pekerjaan lain yang akan lebih siap," pungkasnya.
(mpw)